Jokowi: Atasi Kemiskinan Jangan Hanya Bicara Angka
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. |
Bukan soal yang miskin itu meningkat, tapi yang saya tampilkan itu yakni bagaimana menyelesaikan masalah itu.
Wali Kota Solo Joko Widodo atau Jokowi berpendapat bahwa untuk melihat masalah kemiskinan, hal itu tidak bisa dilakukan dengan hanya mengumbar angka-angka statistik. Kemiskinan lebih penting disikapi dengan kerja nyata untuk memberantasnya.
Hal itu disampaikannya menanggapi kritik dari mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Amien Rais, beberapa hari lalu. Waktu itu Amien mengatakan bahwa predikat Wali Kota Terbaik yang disematkan kepada Jokowi tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Menurut Amien, angka kemiskinan di Solo masih tinggi sehingga nominasi terbaik untuk Jokowi itu menyesatkan.
Jokowi mengatakan, kriteria yang dipakai Amien dalam menganalisis kemiskinan di Solo itu berbeda dengan kriteria yang ia terapkan. Kandidat calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 itu berpendapat bahwa kriteria memasukkan masyarakat dalam kelas miskin tidak dapat diukur dari satu kacamata karena pengukuran kriteria tersebut berbeda antara satu lembaga dan lainnya.
Ia berpendapat, kriteria kemiskinan yang diungkapkan Amien hanya berjumlah 14 poin. Di lain pihak, Jokowi menggunakan kriteria yang berjumlah 27 poin. Menyikapi perbedaan tersebut, Jokowi menyatakan bahwa dirinya hanya ingin menampilkan fakta di lapangan.
"Kan yang paling penting penyelesaiannya. Jadi, bukan soal angka-angka yang diumbar dan dipersoalkan. Bukan soal yang miskin itu meningkat, tapi yang saya tampilkan itu yakni bagaimana menyelesaikan masalah itu. Kalau di sini (Jakarta) kemiskinan kan kecil, tapi faktanya? Nantilah kalau kita maju memimpin, kita pakai kriteria yang benar," kata Jokowi di acara halalbihalal di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8/2012).
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Kompas