Jokowi Tanggapi Amien Rais Soal Kemiskinan di Solo
Jokowi tidak menanggapi negatif apa yang dinyatakan oleh Amien Rais tersebut. Menurutnya, pernyataan Amien sebagai bentuk koreksi.
Calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menanggapi kritikan yang dilontarkan mantan Ketua MPR RI, Amien Rais terkait masih tingginya kemiskinan di Kota Solo. Menurutnya, soal kemiskinan itu bagaimana cara penyelesaiannya.
"Jadi, bukan soal yang miskin itu meningkat, tapi yang saya tampilkan itu yakni bagaimana menyelesaikan masalah itu," ujar Joko Widodo usai menghadiri Halal Bihalal di Markas Pemenangan Jokowi-Ahok, Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8/2012).
Menurut Joko Widodo yang masih menjabat sebagai Wali Kota Solo ini, pernyataan Amein Rais tersebut hanya menampilkan fakta-fakta tertentu saja, bukanlah persoalan yang menyeluruh.
"Dibilang itu kan cuman 14, sementara kriteria yang kita pakai itu ada 27," kata Jokowi.
Namun, Jokowi tidak menanggapi negatif apa yang dinyatakan oleh Amien Rais tersebut. Menurutnya, pernyataan Amien sebagai bentuk koreksi.
Sebelumnya, Amien Rais menganggap predikat walikota terbaik didunia yang diberikan kepada Joko Widodo atau bisa disapa Jokowi terlalu berlebihan dan menyesatkan.
Karena menurut Amien, selama masa kepemimpinan Jokowi memimpin Kota Solo, angka kemiskinan di Kota Solo naik cukup tajam. Kondisi ini menunjukkan bahwa Jokowi tidak mampu mengatasi kemiskinan di sana. Malah sebaliknya, angka kemiskinan semakin meningkat.
"Saya bangga bila ada orang Solo bisa memimpin Jakarta. Tapi selama memimpin Solo, justru angka kemiskinan di kota Solo semakin meningkat. Bagaimana memimpin Jakarta yang angkanya lima hingga enam kali lebih tinggi dibandingkan Solo? Jadi, predikat salah satu Wali Kota terbaik di dunia terlalu berlebihan dan menyesatkan," jelas Amien Rais disela-sela halal bihalal keluarga besar Amien Rais di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (21/8/2012).
Keraguan lain yang diungkapkan Amien adalah dibandingkan kota-kota lainnya di Benua Amerika, Eropa, Asia, Kota Solo masih banyak daerah kumuh. Selain itu tingkat kedisplinan, ketertiban, dan kepatuhan berlalu lintas sangat rendah.
"Saya sudah berkeliling ke negara-negara Amerika, Eropa, Asia dan Timur Tengah, di sana jauh lebih indah, lebih tertib dan lebih disiplin serta tidak ada daerah kumuhnya. Sedangkan Solo, banyak daerah kumuhnya. Gilingan, Nusukan, Ngemplak, itu daerah kumuh dan gagal dientaskan Jokowi," paparnya.
Sehingga dengan dasar itu, Amien Rais meminta warga Jakarta untuk cerdas memilih. Amien juga meminta kepada warga Jakarta untuk membedah sebelum memilih mana keberhasilan dan mana kegagalan keduanya dalam memimpin daerah.
Karena menurut Amien, selama masa kepemimpinan Jokowi memimpin Kota Solo, angka kemiskinan di Kota Solo naik cukup tajam. Kondisi ini menunjukkan bahwa Jokowi tidak mampu mengatasi kemiskinan di sana. Malah sebaliknya, angka kemiskinan semakin meningkat.
"Saya bangga bila ada orang Solo bisa memimpin Jakarta. Tapi selama memimpin Solo, justru angka kemiskinan di kota Solo semakin meningkat. Bagaimana memimpin Jakarta yang angkanya lima hingga enam kali lebih tinggi dibandingkan Solo? Jadi, predikat salah satu Wali Kota terbaik di dunia terlalu berlebihan dan menyesatkan," jelas Amien Rais disela-sela halal bihalal keluarga besar Amien Rais di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (21/8/2012).
Keraguan lain yang diungkapkan Amien adalah dibandingkan kota-kota lainnya di Benua Amerika, Eropa, Asia, Kota Solo masih banyak daerah kumuh. Selain itu tingkat kedisplinan, ketertiban, dan kepatuhan berlalu lintas sangat rendah.
"Saya sudah berkeliling ke negara-negara Amerika, Eropa, Asia dan Timur Tengah, di sana jauh lebih indah, lebih tertib dan lebih disiplin serta tidak ada daerah kumuhnya. Sedangkan Solo, banyak daerah kumuhnya. Gilingan, Nusukan, Ngemplak, itu daerah kumuh dan gagal dientaskan Jokowi," paparnya.
Sehingga dengan dasar itu, Amien Rais meminta warga Jakarta untuk cerdas memilih. Amien juga meminta kepada warga Jakarta untuk membedah sebelum memilih mana keberhasilan dan mana kegagalan keduanya dalam memimpin daerah.
Redaktur: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Tribunnews