Komaruddin: Jangan Labelkan Agama Pada Kampanye
Ilustrasi | Facebook |
"Jangan mempermainkan isu emosi deh, orang Indonesia kan emosianal, labil. Kalau dipilih berdasarkan emosi kan nanti kecewa. Karena emosi itu sifatnya hanya sementara," tambahnya.
Cendikiawan muslim Komaruddin Hidayat mengatakan agama jangan dijadikan label dalam kampanye Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta.
"Janganlah agama dijadikan label dalam berkampanye," kata Komaruddin usai mengisi acara Buka Puasa Bersama Perum LKBN Antara Ramadan 1433 di Wisma Antara, Rabu.
Menurutnya, penggunaan agama dalam berkampanye bisa berdampak tidak baik pada agama itu. "Kalau pakai agama kemudian terpilih namun tidak perform,nanti agama yang disalahkan," katanya.
Sebaliknya, ketika pasangan yang menggunakan labelisasi agama namun tidak terpilih menjadi gubernur mendatang, maka agama bisa-bisa menjadi kambing hitam.
"Kalau tidak kepilih, berarti tidak manjur dong doanya," katanya.
Dia memandang, memang sah saja menggunakan agama dalam berkampanye, namun pendekatannya harus memperlihatkan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam seperti mempromosikan pemimpin jujur, adil, pekerja keras, dan lainnya.
"Sehingga orang ketika memilih memiliki beberapa pertimbangan," kata Komaruddin.
Komaruddin menjelaskan agama adalah inspirasi yang digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai yang sesuai seperti memberi kriteria jelas mengenai kualifikasi pemimpin yang sesuai dengan agama.
"Jangan mempermainkan isu emosi deh, orang Indonesia kan emosianal, labil. Kalau dipilih berdasarkan emosi kan nanti kecewa. Karena emosi itu sifatnya hanya sementara," tambahnya.
Komaruddin meminta isu-isu tertentu menyangkut SARA tidak disebarkan di wilayah publik. "Kalau ruang publik nanti menyebabkan konflik sosial," kata Komaruddin.
Redaktur: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Antara