Pendukung Jokowi Gerilya Dukungan di Tegal
Jokowi makan bakso (4/7). TEMPO/Ananda Teresia |
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tegal Edi Suripno mengajak perantau asal Tegal mendukung pasangan Joko Widodo-Ahok dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta putaran kedua pada 20 September nanti. Politikus PDI Perjuangan ini hendak mengumpulkan para pengusaha warung tegal alias Warteg Jakarta.
“Tanggal 27 Agustus mendatang saya kumpulkan mereka. Saat itu saya meminta mereka medukung Jokowi,” kata Sekretaris PDI Perjuangan cabang Kota Tegal, Jawa Tengah, ini Rabu 22 Agustus 2012.
Edi mengaku telah mengumpulkan warga Tegal yang telah menetap di Jakarta. Menurut Edi, keberadaan perantau asal Tegal ini memiliki hubungan erat terhadap PDI Perjuangan sebagai partai pengusung pasangan Jokowi-Ahok. “Kota Tegal sebagai basis pendukung PDIP, wajar bila perantauanya punya hubungan politik yang erat dengan Partai,” Edi menambahkan.
Menurut Edi, upayanya merupakan instruksi Pengurus Pusat PDI Perjuangan yang meminta daerah ikut serta memenangkan Joko Widodo. Sikap dukungan politik ini dibuktikan oleh Edi Suripno yang telah membuka pos koordinasi solidaritas perantau pendukung Joko Widodo di dekat terminal Kota Tegal.
Pos ini sengaja didirikan bertepatan dengan musim mudik untuk mempererat solidaritas perantau Tegal di Jakarta. “Pedagang Warteg punya kesamaan nasib sebagai perantau, mereka merindukan pemimpin yang peduli orang pinggiran,” katanya.
Ketua Paguyuban Pedagang Warteg di Jakarta, Asmawi Azis, menyatakan telah membebaskan seluruh anggotanya dalam memiilih Gubernur DKI Jakarta putaran dua nanti. Sikap Asmawi ini terkait kondisi pedagang Warteg yang selama ini tak tersekat dalam pilihan politik.
“Saya tak pernah menekan mereka, selama ini kami akrab justru karena tak ada sekat politik,” ujar Asmawi.
Menurut dia, himbauan ketua DPRD Tegal ini dinilai sia-sia karena sebagian besar pedagang dan pelaku bisnis Warung Tegal tak punya hak pilih di Jakarta. “Mereka mayoritas penduduk daerah, hanya sebagian saja yang telah menetap di sana,” Asmawi menjelaskan.
Ia mengaku terdapat lebih dari 5 ribu anggota pedagang Warteg yang sebagian besar membuka usaha di Jakarta. Rata-rata setiap pengusaha punya lima hingga 10 pekerja. “Tapi mereka kebanyakan tak punya KTP Jakarta,” katanya.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Tempo