Foke - Jokowi: Apa Bedanya?
“Hari kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan dan hari esok adalah harapan”
Menjelang pilkada DKI putaran 2, KPUD DKI mensosialisasikan profil serta visi dan misi masing calon agar masyarakat dapat mengenal lebih jauh potensi dan kelayakan pilihannya. Dengan demikian figur yang jadi gubernur dan wakil gubernur hasil pilkada DKI 2012 benar-benar orang yang tepat. “The right man in the right place”.
Bila kita cermati dari visi dan misi masing-masing kandidat, terlihat jelas perbedaan bobot serta sasarannya.
Foke – Nara
|
Jokowi – Basuki
|
Visi
Jakarta yang lebih maju, nyaman dan sejahtera. 1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang mudah diakses dan merata.
2. Memperkuat pemberdayaan masyarakat pada berbagai aspek kehidupan melalui peningkatan kapasitas dan penciptaan ruang untuk prakarsa dan kreativitas menuju masyarakat yang lebih mandiri.
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur kota untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Mengelola lingkungan kota yang bersih, sehat, layak huni, dan inspiratif menuju kenyamanan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
|
Visi
Jakarta baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik. 1. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan rencana tata ruang wilayah.
2. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah, dan lain-lain
3. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang gratis sampai rawat inap dan pendidikan yang berkualitas secara gratis selama 12 tahun untuk warga Jakarta.
4. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota.
5. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik.
|
Berdasarkan visi-misi di atas, dapat kita nilai bahwa visi-misi Foke terlalu umum dan multi interpretasi. Visi “Jakarta yang lebih maju, nyaman dan sejahtera” tampak sengaja dirumuskan bukan saja bersifat umum tetapi Foke seperti sengaja menyiapkan perlindungan apabila di periode keduanya nanti (jika terpilih) dia tidak mampu atau berhasil mewujudkan visi tersebut.
Visi yang multitafsir tersebut akan menjadi “ayat suci” untuk menangkis tuntutan rakyat saat rakyat menagih realisasinya. Foke akan menafsirkan “Jakarta yang lebih maju, nyaman dan sejahtera” menurut parameter yang sesuai dengan selera dia.
Misi kerja Foke sebagai gubernur juga tidak satupun menyentuh akar masalah yang sedang dihadapi oleh Jakarta, tidak substantif.
Sebaliknya, Jokowi-Basuki tampak sangat sadar dengan apa arti jabatan gubernur dan wakil gubernur yang (sebentar lagi) mereka emban. Mereka dengan jelas ingin membangun Jakarta bukan sekedar menjadi kota tetapi menjadi ibukota negara Indonesia yang besar ini.
Jakarta oleh Jokowi-Basuki akan dibangun sebagai ibukota yang sejajar dengan ibukota negara-negara maju: modern, rapi dan konsisten (anti kongkalikong) dengan tata ruang yang sudah disusun.
Selanjutnya, Jokowi-Basuki akan memberdayakan masyarakat untuk turut aktif membangun dan memelihara Jakarta. Rakyat diajak memiliki bersama kota Jakarta. Sebagai konsekuensi dari pemberdayaan ini, pemerintahan Jokowi-Basuki akan mengedapankan filosofi pemerintah yang total melayani.
Tak lupa Jokowi-Basuki juga dengan tegas menunjukkan komitmennya untuk membangun pemerintahan dan birokrasi yang bersih (dari korupsi) dan transparan (dalam penggunanaan APBD).
Jadi beda antara Foke dan Jokowi sangat jelas. Dedikasi yang ditawarkan Foke setengah-setengah, sedangkan Jokowi menawarkan totalitas dedikasi untuk membangun Jakarta sehingga layak disebut ibukota negara.
Dengan kata lain, bila kita memilih Foke, tidak ada harapan untuk melihat Jakarta yang lebih baik. Bila memilih Jokowi, kita memiliki harapan yang tinggi bahwa Jakarta akan menjadi lebih baik.
“Hari kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan dan hari esok adalah harapan”
Dan Jokowi adalah harapan untuk adanya perubahan yang lebih baik.
Penulis: Mcdmas
Sumber: Kompasiana