Gubernur DKI Pertama Bangun Jakarta Lewat Karya Seni

Minggu, September 02, 2012 0 Comments

Gubernur DKI Pertama Hendrik Hermanus Joel Ngantung

Bung Karno kemudian menunjuk Henk sebagai wakil gubernur di masa Soemarmo. Bung Karno percaya, kemampuan Henk dalam bekarya mampu mengubah wajah Jakarta menjadi lebih elok. Di masa ini sejumlah hasil karya untuk kota mulai didesain Henk. Posisi Henk meningkat kala Soemarmo ditunjuk menjadi menteri dalam negeri.
Meningginya konstalasi politik di Ibu Kota Jakarta membuat ragam isu mencuat kepermukaan, termasuk soal kepemimpinan Jakarta oleh sosok yang berasal dari luar daerah.
Terkait isu yang satu ini, Jakarta sejatinya pernah dinahkodai oleh sosok yang berasal dari luar tanah Jawa. Adalah Hendrik Hermanus Joel Ngantung yang menjadi Gubernur DKI Jakarta pertama yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara.
Henk Ngantung, begitu ia dikenal, memimpin ibukota pada periode 1964-1965. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai wakil gubernur selama empat tahun (1960-1964) dan setahun menjabat gubernur DKI Jakarta.
Cerita bagaimana Henk bisa duduk di tampuk pimpinan pemerintah daerah DKI menjadi sesuatu yang unik. Evi Ngantung Mamesah, istri Henk Ngantung, menuturkan Henk bisa berkantor di Balai Kota karena kedekatannya dengan presiden Indonesia saat itu, Bung Karno.
Evi mengisahkan, Henk itu adalah seniman. Pelukis sketsa. Dia selalu ada dimanapun Bung Karno bertugas. Tugas Henk adalah membuat sketsa wajah (melukis) tamu-tamu yang hadir. Begitu dekatnya pria kelahiran 1 Maret 1921 tersebut pada Soekarno, hingga Evi menggambarkan Henk kerap dipanggil ke Istana Negara.
Tak hanya itu. Henk juga bertanggung jawab mengatur tata artistik kota menyambut tamu-tamu kenegaraan yang berkunjung ke Jakarta.
"Kalau melukis kemana bung Karno berpidato, seperti perjanjian Linggar Jati dan perjanjian Renville, peristiwa NIT (Negara Indonesia bagian Timur)," kata Eva.
Punya kesamaan selera akan karya seni serta intensitas pertemuan yang sering membuat Soekarno dan Henk seolah klop. Bung Karno akhirnya menawarkan jabatan anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung) kepada Henk mewakili golongan seniman.
Bung Karno kemudian menunjuk Henk sebagai wakil gubernur di masa Soemarmo. Bung Karno percaya, kemampuan Henk dalam bekarya mampu mengubah wajah Jakarta menjadi lebih elok. Di masa ini sejumlah hasil karya untuk kota mulai didesain Henk. Posisi Henk meningkat kala Soemarmo ditunjuk menjadi menteri dalam negeri.
"Ahirnya Pak Henk diangkat jadi wakil gubernur. Gubernurnya (Soemarmo) diangkat jadi menteri dalam negeri, Pak Henk muncul jadi gubernur," papar Evi.
Banyak karya seni kelas tinggi yang ia wariskan untuk Jakarta. Sketsa dari karya monumental Tugu Selamat Datang di bundaran Hotel Indonesia adalag karyanya yang paling dikenal. Selain itu, desain lambang provinsi DKI, patung pembebasan Irian Barat, Tugu Tani, serta lambang Kostrad TNI juga datang dari kreatifitas seni Henk.
Berkaca pada sejumlah prestasi yang dituliskan Henk, Evi menjelaskan meski berasal dari luar daerah, almarhum suaminya tidaklah diterpa oleh isu kedaerahan saat akan menjabat kala itu.
"Nggak ada itu. Nggak pernah ada. Kalau enggak, kita nggak mungkin menjadi gubernur di Jakarta. Dari dulu nggak ada ribut-ribut. Boleh tanya pada orang-orang tua. Seperti Ridwan Saidi (budayawan Betawi). Dia tahu. Menteri-menteri zaman dulu banyak (berasal) dari berbagai kalangan," lanjut Evi.



Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Tribunnews

DaVina News

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.