Jokowi Temui Warga Jakarta Via Skype
Jokowi | Davinanews |
Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki cara baru mendekati ke warga Jakarta. Tidak lagi melulu mengunjungi kampung-kampung di Jakarta, Wali Kota Solo itu kini menyapa warga Jakarta melalui teknologi skype.
Pemanfaatan teknologi skype itu membuat sosialisasi Jokowi -sapaan JokoWidodo- di hadapan warga Jakarta kian efektif. Dalam satu malam, Jokowi bisa tampil di tiga daerah sekaligus.
Selasa malam kemarin misalnya, Jokowi berkampanye untuk wilayah Condet dan Menteng Dalam. Acara diisi dialog interaktif dengan warga Jakarta. Jokowi pun lebih memilih mendengar aspirasi warga Jakarta.
"Ini malah efektif, tidak kena macet. Biasanya ramai sekali, mereka pada berebutan mikrofon untuk berbicara dengan saya menyampaikan keluhan atau masalahnya," kata Jokowi di rumah dinas Wali Kota Solo, Rabu (5/9/2012) kemarin.
Kendati persamuhan hanya melalui teknologi skype, warga Jakarta tetap antusias. Sekali pertemuan, 200-400 Jakarta ikut nimbrung selama dialog berlangsung 15 menit.
Jokowi mengaku, saat ini hanya memiliki dua unit skype. Alat itu dilengkapi penguat sinyal mobile senilai Rp 30 juta. Dua alat ini belum mampu menggapai target Jokowi untuk menyasar warga Jakarta. Target Jokowi dalam satu malam adalah melakoni temu wicara di enam hingga delapan titik persamuhan.
"Alatnya sederhana, hanya laptop, layar, proyektor LCD, dan mobil penguat sinyal. Jadi jangan dikira saya tidur karena di Solo. Meski tidak di Jakarta, saya tetap bisa kampanye," kata Jokowi.
Berbeda lokasi, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengajak mahasiswa untuk tak terpengaruh isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) di Pemilukada DKI Jakarta. Ia berharap, kampus selaku wadah pembentuk intelektual mampu mematahkan isu SARA demi persatuan dan kesatuan Indonesia di masa mendatang.
"Jangan merusak Indonesia dengan isu (SARA). Apa adik-adik (mahasiswa) mau membuat kelompok-kelompok? Please, jangan," kata Megawati saat memberikan kuliah umum di Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, Rabu (5/9/2012).
Ia mengatakan, Indonesia terlahir dari penyatuan berbagai suku, agama, ras, dan golongan. Karena itulah, para pendiri bangsa memilih Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara. Atas dasar itu, ia menilai siapa pun yang dengan sengaja melemparkan isu SARA demi kepentingan tertentu sebagai orang yang merusak sendi-sendi dasar bangsa Indonesia.
"Kalau sengaja membuat perbedaan, saya adalah suku A, kamu suku B. Terus minoritas didiskriminasikan mayoritas. Itukah yang disebut bhineka?" ujar Mega.
Pendapat senada disampaikan Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno. Dalam pandangan Edie, mengekspoitasi SARA untuk membentuk opini negatif terhadap perbedaan merupakan bentuk kemunduran dalam hidup berbangsa.
"Jadi tak perlu lagi ada isu SARA, sebab itu kodrat Indonesia," kata Edie.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Tribunnews