Timses Jokowi: Kami Diserang, Kami Bela Diri
Ilustrasi | Facebook |
Tim sukses pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok melaporkan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh rivalnya Foke-Nara. Spanduk Foke-Nara betebaran di jalan-jalan Ibu Kota sebelum massa kampanye dimulai yaitu 14-16 September mendatang.
Salah satu Timses pasangan Jokowi-Ahok, Habiburokhman menegaskan upaya pelaporan spanduk tersebut dilakukan bukan dalam rangka membalas setelah sebelumnya timses Foke-Nara melaporkan iklan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di televisi nasional.
"Bukan, kontes kan sudah tinggal dua terlihat akan seperti ini, kelihatan sengit. Jadi kami prinsipnya kami tidak bisa saja pasif mereka melakukan tindakan yang menyudutkan pasangan calon kami dengan laporan-laporan yang tidak ada dasarnya," ujar Habiburokman kepada Okezone, Rabu (5/9/2012) malam.
Menurutnya, Panwaslu DKI tidak tegas dalam menyaring laporan-laporan yang masuk, hingga laporan terkait iklan Prabowo yang dinilainya tak salah tersebut masuk dan ditindaklanjuti oleh Panwaslu.
"Laporan iklan Prabowo itu terlalu lemah. Kalau terhadap Prabowo laporan ditindaklanjuti, sampai pemanggilan terlapor maka hal yang sama harus diterapkan juga, ini demi azas keadilan," katanya.
Panwaslu, sambung Habib, tidak boleh pilih kasih dalam menindaklanjuti laporan temuan di lapangan atas dugaan pelanggaran dalam Pilkada DKI. "Jangan ada pilih kasih, Panwas harus tegas. Semua laporan yang tidak berdasar masa ditindaklanjuti," tuturnya.
Habib mengatakan pelaporan ke Panwaslu terkait adanya spanduk-spanduk dari pasangan Foke-Nara sebelum masa kampanye merupakan tindakan spontanitas. Dia melihat spanduk-spanduk tersebut, lalu memfotonya dan langsung dilaporkan ke Panwaslu.
Lebih lanjut Habib menegaskan bahwa pihaknya sudah bersabar dengan serangan-serangan yang ditunjukan kepada pasangan Jokowi-Ahok, namun dia melihat upaya untuk diam saja dinilai tak tepat.
"Bagaimana pun kami harus hadapi serangan-serangan tidak berdasar ini. Kami diam direpotkan. Saya takutnya mereka sedang gunakan teori komunikasi yang menyebut kebohongan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi sebuah kebenaran. Kalau kami diserang, kami bela diri," paparnya.
Kata Habib, awal mulanya serang menyerang antar kandidat setelah pasangan Foke-Nara menuding adanya money politic yang dilakukan oleh Jokowi-Ahok, namun tuduhan tersebut tak terbukti hingga akhirnya terus dicari-cari kesalahan Jokowi-Ahok yang tak berdasar.
"Semua awalnya sebetulnya laporan tim Foke-Nara soal money politic Jokowi yang tidak terbukti, nampaknya mereka pakai tim Panwaslu untuk menyerang lawan. Kalau tidak terbukti harusnya mereka minta maaf, tahu-tahu buat laporan, kalau gitu harus dihadapi," tegasnya.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Okezone