Akun Socmed Divisi Humas Polri Banjir Kritik Soal Novel
Polemik mengenai upaya penangkapan Novel Baswedan, penyidik asal Polri yang sudah menjadi penyidik tetap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, masih ramai. Imbasnya, akun social media Divisi Humas Polri kebanjiran kritikan masyarakat, baik di twitter maupun di Facebook.
Pantauan detikcom di twitter, banyak yang menyebut akun Divisi Humas Polri di @DivHumasPolri hari ini. Seperti akun milik Dandhy D Laksono ini,@Dandhy_Laksono: @DivHumasPolri Kasus Novel & kasus Munir sama2 sdh 8 tahun. So, kpn mau kerahkan 2 kompi kepung BIN? #saveKPK.
Atau seperti akun milik Wisnu Suryapratama @wisnukucing yang menimpali twitter milik Angga Dwimas Sasongko @anggasasongko ini: @wisnukucing dua bersaudara yg meninggal di tahanan Bukittinggi apakabar? “@anggasasongko: @DivHumasPolri penembakan Papua, Mesuji, kenapa gak kau usut?”
Senada dengan akun di twitter, di Facebook pun, akun Divisi Humas Polri, Divisi Humas Mabes Polri juga menuai kritikan.
Klarifikasi akun tersebut pada 23 jam yang lalu, masih mengalir kritikan dari para netizen. Berikut status klarifikasi dari Divisi Humas Polri yang akunnya bergambar polisi yang akan dibacok namun tetap tersenyum itu:
BUKAN KRIMINALISASI
Polri terus mendukung KPK dalam upaya memberantas Korupsi dan Memberantas korupsi itu tidak bisa sendiri, kita harus bermitra atau bersinergi.
Apa yang dilakukan oleh Polri saat ini bukan upaya kriminalisasi terhadap KPK. Tapi penegakan hukum dugaan tindak pidana yang dilakukan saudara Novel.
Kabares Polri Komjen Pol Drs. Sutarman : "Secara teknis 2004, pencuri sarang burung walet, dibawa ke kantor, kemudian keluar dan ditembak kakinya. Sidang disiplin sudah dilakukan, tapi tidak menggugurkan pidana seorang anggota Polri. Masyarakat silakan mengontrol dan mengoreksi penyidikan Polda Bengkulu. Kalau salah, saya juga ikut bertanggung jawab".
Tidak benar jika dikaitkan dengan Pemeriksaan DS oleh KPK.
Kenapa dilakukan penjemputan saudara Novel oleh Direskrimum Polda Bengkulu? adalah Laporan dari masyarakat baru, kurang lebih 1 bulan yg lalu. laporan dari masyarakat yang kurang puas atas kejadian tahun 2004 silam. Setelah mendapat laporan dari masyarakat, Dit. Reskrim Bengkulu merespon dengan melakukan penyidikan. Hasil penyidikan tersebut kemudian Tim dari Dit Reskrim Bengkulu datang ke Jakarta untuk melakukan Koordinasi kemarin (5/10/2012)
Tak ayal, status itu menuai respons bahkan caci maki. Total ada sekitar 736 yang berkomentar atas status tentang penangkapan Novel itu. Sekitar 339 orang menyukai status itu dengan menekan tombol 'like'.
Tiopan Tobing lewat akunnya mempertanyakan penjelasan Polri tersebut: Persoalannya, kenapa rencana penangkapan itu dilakukan setelah Novel selesai memeriksa DS? Kita kan sdh tau sejak jaman ORBA kepolisian pintar merekayasa seseorang menjadi tersangka mulai dari Kasus Sengkon dan Karta, kasus Udin wartawan Bernas Yogya, dan mungkin hal spt ini akan dilakukan kepada Novel, sementara polisi yg menabrak anak kecil sampai mati di Jawa Timur dipromosi jadi Perwira.
Kemudian ada yang mempertanyakan lamanya jangka waktu kejadian dan penangkapan, dari 2004, baru akan ditangkap 2012 seperti di akun Oppa Didhut: Bagaimana mungkin seorang polisi berpangkat Iptu yg terkena masalah bisa naik pangkat sampai sekarang menjadi Kompol.
Akun FB Siis Pekan juga mempertanyakan kinerja polisi dan warga yang sekarang tak gampang dibodohi: "2004 bukan waktu yg sebentar..kenapa harus sekarang begitu kasus simulatoR terkuak baru di angkat lagi..
Lagian penyidik yg masuk KPK tidak mungkin di ambil dari anggota Polri yg bermasalah..masarakat tdk sebodoh itu menilai ini semua.."
Atau akun FB Esron Panjaitan yang menumpahkan kekecewaannya: "Sekarang baru jelas, bahwa kesalahan yg dilakukan oleh polisi tidak pernah diproses, namun "ditabung" untuk dapat dipergunakan suaru saat kelak, seperti yg terjadi sekarang ini. Kemaren lihat di salah saru stasiun tv tentang petinggi polri yg bermasalah, semuanya hanya dihukum "mebuat pernyataan permintaan maaf"...Sungguh saya kecewa berat dengan institusi ini, padahal tadinya saya mulai percaya dan bangga dengan polri.. Tapi skrg mohon maaf....jika ada yg mengatakan ini kejadian normal, maka saya mempertanyakan kemampuan berpikir logis orang tersebut..
K.E.C.E.W.A.
Sumber: detikNews
Editor: Gurun Ismalia