Asa sang penyewa sepeda ontel kepada Jokowi-Ahok
Gebrakan 100 Hari Jokowi Basuki #13
Suparno. ©2012 Merdeka.com |
"Semoga juga rakyat rakyat wong cilik kaya saya kesejahteraannya bisa ditingkatin."
- Suparno
Salah satu harapan itu datang dari salah satu penyewa sepeda ontel di Kota Tua. Suparno, adalah seorang lelaki paruh baya yang sudah 10 tahun menjadi penyewa sepeda ontel di taman museum Fatahillah, Jakarta Pusat. Biasanya sepeda ontel miliknya disewakan sebesar Rp 20 ribu per jamnya.
"Awalnya Rp 25 ribu, tapi itu ngga dibatesin. Terus jadi Rp 10 ribu sejam, lalu karena sekarang udah rame makanya jadi Rp 20 ribu per jamnya," ucap Suparno saat berbincang dengan merdeka.com di kawasan Kota Tua, Jakarta Pusat, Minggu (28/10).
Penghasilan pria asal Kebumen itu tidak lebih dari Rp 50 ribu perhari, itu pun kalau kawasan tempatnya mencari nafkah sedang ramai pengunjung. Sering pula dirinya sama sekali tidak mendapatkan se sen pun untuk dibawa pulang.
"Paling gede ya Rp 50 ribu. Kalau dulu pas belum serame ini mah sering ngga dapet duit," tuturnya terbata-bata, maklum usia Pak Parno sudah terbilang renta.
Dirinya sangat amat bersyukur karena kini kawasan Kota Tua sudah ramai dikunjungi. Berbeda halnya ketika bapak enam anak ini pertama kali menginjakkan kaki di Kota Tua.
"Saya kan dari tahun 2002 nyari duit di sini, kalau sekarang alhamdulillah sudah rame, kalau dulu sepi banget, paling penghasilan saya dari tukang foto tukang foto yang hobi moto di sini. Kalau ngga ada tukang foto ya saya ngga dapet duit," tutur Suparno sambil tersenyum malu.
10 Unit sepeda ontel miliknya yang dia bawa dari Kebumen diberi cat dengan warna yang berbeda pada masing-masing sepeda supaya tidak tertukar.
"Namanya usaha ya harus modal dulu. Saya kasih cat beda-beda. Satu kaleng catnya Rp 20 ribu, mungkin kalo menurut saya itu udah mahal banget. Tapi ini memang udah jadi tanggung jawab saya sebagai kepala rumah tangga," ujar Suparno sambil menerawang.
Untuk menambah kesan bahwa pengunjung seolah-olah berada pada masa yang lampau, maka tidak lupa Suparno menambahkan topi bundar khas none belanda untuk para pengunjung yang menyewa sepeda ontel miliknya.
"Kalo topi saya beli di Asemka, Rp 15 ribu satu," ucapnya lagi.
Sementara itu, sejak 2002 hingga kini 2012, diakui Suparno dirinya sudah kehilangan 8 unit sepeda ontel miliknya lantaran dibawa kabur oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab.
"Macem macem yang bawa kabur. Ada yang laki dewasa, anak anak muda. Itu jamannya dulu yang kalo nyewa ngga ditentuin. Ditunggu tunggu ampe malem tau-tau sepeda saya ngga balik-balik," kata Suparno dengan nada bicara yang terbata-bata.
Kawasan Kota Tua saat ini dinilai Suparno sudah cukup berubah. Selain sudah ramai pengunjung, bangunan-bangunan dan juga lantai di taman sudah direnovasi.
"Ini lantainya sudah bagus. Kalo dulu batu bata yang kecil-kecil gitu," imbuhnya sambil menunjuk ke bawah.
Terkait dengan terpilihnya Gubernur DKI Jakarta yang baru, Suparno menaruh harapan yang besar agar terjadinya perubahan. Walaupun diakuinya, dirinya tidak mempunyai KTP DKI dan tidak ikut mencoblos saat Pemilukada kemarin, namun pria yang mengontrak rumah di daerah Kapuk, Jakarta Utara ini menginginkan jika tempatnya mencari nafkah tidak dipindahkan.
"Saya kan sudah tua, hanya bekerja seperti ini (penyewa sepeda ontel) yang bisa saya jalanin, semoga saja pekerjaan saya ini tidak digusur oleh pak Gubernur," tandas Suparno.
"Semoga juga rakyat rakyat wong cilik kaya saya kesejahteraannya bisa ditingkatin," tutup Suparno.
Editor: M. Amin
Sumber :