Bawa keluarga dan kolega ke Tanah Suci, Menag tuai kecaman
Jamaah Haji. ©2012 Merdeka.com/imam buhori |
Terlepas Menteri Agama dapat jatah kuota atau tidak, menurutnya, sudah selayaknya pemimpin harus mengutamakan masyarakat. "Ada jatah atau tidak, seorang pemimpin harus mengutamakan masyarakat. Entah itu bayar sendiri atau tidak, sekarang ini masyarakat lagi sensitif berkenaan dengan haji ini."
[Nurhayati Ali Assegaf]
Menteri Agama Suryadharma Ali menuai kecaman dari sejumlah pihak. Penyebabnya, menteri yang juga ketua umum Partai Persatuan Pembangunan itu membawa rombongan besar yang berisi keluarga, kerabat, dan koleganya saat bertugas sebagai amirul haj Indonesia di Tanah Suci.
Jika saja rombongan yang terdiri dari 34 orang itu berangkat atas biaya sendiri, tentu saja negara tidak akan dirugikan. Namun soal fasilitas akomodasi yang diterima, dikabarkan setara dengan pejabat haji yang melaksanakan tugas atas nama negara.
Peneliti Masyarakat Transparansi Indonesia Jamil Mubarok menilai menilai rombongan khusus yang dibawa para pejabat ini merugikan masyarakat. Di saat masyarakat harus mengantre bertahun-tahun untuk naik haji, para keluarga pejabat bisa berangkat dan mendapat fasilitas khusus karena nebeng.
"Penyelewengan-penyelewengan ini merugikan masyarakat. Hak masyarakat menjadi terhalang kuota khusus. Nah, setiap tahun ada kuota khusus."
"Sebenarnya fokusnya siapa yang berhak mendapat kuota khusus. Jatah itu harus jatuh pada individu-individu penyelenggara negara. Bukan untuk rekan sejawat," tegas Jamil.
Hal senada diungkapkan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Nurhayati Ali Assegaf. Dia mengatakan, seorang pemimpin itu harus mendahulukan masyarakat dan rakyatnya terlebih dahulu.
"Sebagai pemimpin, entah itu siapapun harus memberikan keteladanan dan memberikan contoh kepada yang dipimpinnya. Apalagi ini dalam hal ibadah haji, kan wajibnya hanya sekali," kata Nurhayati.
Terlepas Menteri Agama dapat jatah kuota atau tidak, menurutnya, sudah selayaknya pemimpin harus mengutamakan masyarakat. "Ada jatah atau tidak, seorang pemimpin harus mengutamakan masyarakat. Entah itu bayar sendiri atau tidak, sekarang ini masyarakat lagi sensitif berkenaan dengan haji ini," tegas Nurhayati.
Ketika ditanya apakah Fraksi Demokrat mendapatkan jatah kuota dari Kementerian Agama dia membantahnya. "Saya saja mau berangkat haji nggak dapat. Saya sudah lama nggak naik haji, sekitar 5 tahun lebih gak berangkat naik haji," pungkasnya.
Berikut nama-nama anggota rombongan tersebut berdasarkan daftar yang diperoleh sumber merdeka.com yang berada di Mekkah:
1. Suryadharma Ali Menag/amirul haj
2. Wardatul Asriah (istri Menag/anggota DPR)
3. Rendhika D Harsono (anak menantu)
4. Dewi Sri Masitho (adik)
5. Elyati Ali Said (adik)
6. Mimik Ismiasih B Sawojo (adik)
7. Anwar Musadda Ropiudin (adik)
8. Neneng L Susanti (Adik)
9. Joko Purwanto (Ketua Angkatan Muda Kabah PPP)
10.Deasy Aryani Larasati (istri Joko Purwanto)
11.Najmuddin H Rasyid (keluarga Joko Purwanto)
12.Rosma Lotang Sawalleng (istri Najmuddin)
13.Richard Lessang Frans (sahabat menag)
14.Inani Arya Tangkary (istri Richard)
15.Muhammad Mardiono (ketua DPW PPP Banten)
16.Etty Triwi Kusumaningsih (istri Mardiono)
17.Erik Satrya Wardhana (sahabat Ibu Emalena)
18.Ermalena Muslim Hasbullah (staf khusus)
19.Guritno Kusumo Dono (staf khusus)
20.Titiek Murrukmihati (istri Guritno)
21.Saefudin A Syafii (sesmenag)
22.Abdul Wadud K Anwar (wasesmenag)
23.M Mukmin Timoro (ajudan menteri)
24.Ivan Adhitira (ajudan menteri)
25.Hendri Amri M.Saud (ADC/pengawal pribadi)
26.Agus Riadi Pranoto (pengawal pribadi)
27.Karto Kamid (staf Kemenag)
28.Sundari Kasiran (ajudan istri menag)
29.Sholichul Qodri (ajudan istri menag)
30.Reni Marlinawati (anggota F-PPP DPR/Komisi X)
31.Mochammad Amin (suami Reni Marlinawati)
32.Irgan Chairul Mahfiz (wakil ketua komisi IX DPR/F-PPP)
33.Wardatun N Soejono (istri Irgan)
34.KH Nur M Iskandar
35.Nur Djazilah M (istri KH Nur Iskandar).
Editor: Fatimah Azizah
Sumber :