Dukung KPK, Jurnalis di Palu Tuntut Kapolri Mundur
KOMPAS.com/Erna Dwi Lidiawati
Tolak kriminalisasi KPK oleh Polri, puluhan jurnalis Palu baik cetak maupun eletronik turun ke jalan, Senin (08/10/2012).
Kasus yang terjadi pada Jumat lalu telah mencoreng institusi Polri sendiri. Harusnya Polri memberi dukungan sepenuhnya kepada KPK atas terbongkarnya kasus korupsi alat pengadaan Simulator SIM. Bukannya malah mendukung ini malah melemahkan. Aneh!
[Yusrin]
Peduli KPK, puluhan jurnalis cetak dan elektronik di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10/2012) turun ke jalan. Para wartawan ini mendatangi kantor Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah di Jalan Sam Ratulangi, Palu.
Mereka menuntut institusi Polri bekerja secara profesional dan tidak mengkriminalisasikan KPK. Para pemburu berita yang tergabung dalam Jurnalis Palu Peduli KPK ini memulai aksinya dari Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jalan Rajawali. Dengan mengendarai sepeda motor, mereka menuju Mapolda Sulteng.
Di pusat Kota Palu tepatnya di Bundaran Jalan Hasanuddin mereka sempat melakykan orasi. Sambil berorasi, para jurnalis juga membagi-bagikan selebaran kepada pengguna jalan yang melintas.
Dalam orasinya, koordinator lapangan Yusuf Saboga mengatakan tidak seharusnya Polri melakukan hal-hal yang membuat kepercayaan masyarakat menurun. "Masyarakat kita sudah mulai cerdas. Masyarakat kita tidak bisa dibohongi. Polri harusnya sadar, sebagai pengayom masyarakat tidak sepatasnya berbuat arogan. Ada apa dengan Polri? Polri harusnya introspeksi diri Polri harusnya berbenah," kata Yusuf.
Orator lainnya, Yusrin mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus secepatnya menyelesaikan kasus yang menimpa KPK-Polri, jika tidak ini akan menurunkan legitimasi rakyat terhadap Polri. Selain itu, Kapolri Jendral Timur Pradopo juga dituntut mundur dari jabatannya.
"Kasus yang terjadi pada Jumat lalu telah mencoreng institusi Polri sendiri. Harusnya Polri memberi dukungan sepenuhnya kepada KPK atas terbongkarnya kasus korupsi alat pengadaan Simulator SIM. Bukannya malah mendukung ini malah melemahkan. Aneh!" kata Yusrin.
Kepala Bidang Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarno yang menemui aksi para jurnalis ini mengatakan prihatin atas kasus yang menimpa Polri-KPK. "Kami juga menyayangkan polemik antara KPK dan Polri. Seharusnya polemik ini tidak terjadi antara dua lembaga penegak hukum ini. Kami berharap kasus ini secepatnya dapat diselesaikan dengan baik," kata Soemarno.
Setelah Kabid Humas Polda Sulteng menemui para jurnalis peduli KPK, aksi pun berakhir. Para wartawan dari media lokal dan nasional ini pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Mereka menuntut institusi Polri bekerja secara profesional dan tidak mengkriminalisasikan KPK. Para pemburu berita yang tergabung dalam Jurnalis Palu Peduli KPK ini memulai aksinya dari Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jalan Rajawali. Dengan mengendarai sepeda motor, mereka menuju Mapolda Sulteng.
Di pusat Kota Palu tepatnya di Bundaran Jalan Hasanuddin mereka sempat melakykan orasi. Sambil berorasi, para jurnalis juga membagi-bagikan selebaran kepada pengguna jalan yang melintas.
Dalam orasinya, koordinator lapangan Yusuf Saboga mengatakan tidak seharusnya Polri melakukan hal-hal yang membuat kepercayaan masyarakat menurun. "Masyarakat kita sudah mulai cerdas. Masyarakat kita tidak bisa dibohongi. Polri harusnya sadar, sebagai pengayom masyarakat tidak sepatasnya berbuat arogan. Ada apa dengan Polri? Polri harusnya introspeksi diri Polri harusnya berbenah," kata Yusuf.
Orator lainnya, Yusrin mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus secepatnya menyelesaikan kasus yang menimpa KPK-Polri, jika tidak ini akan menurunkan legitimasi rakyat terhadap Polri. Selain itu, Kapolri Jendral Timur Pradopo juga dituntut mundur dari jabatannya.
"Kasus yang terjadi pada Jumat lalu telah mencoreng institusi Polri sendiri. Harusnya Polri memberi dukungan sepenuhnya kepada KPK atas terbongkarnya kasus korupsi alat pengadaan Simulator SIM. Bukannya malah mendukung ini malah melemahkan. Aneh!" kata Yusrin.
Kepala Bidang Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarno yang menemui aksi para jurnalis ini mengatakan prihatin atas kasus yang menimpa Polri-KPK. "Kami juga menyayangkan polemik antara KPK dan Polri. Seharusnya polemik ini tidak terjadi antara dua lembaga penegak hukum ini. Kami berharap kasus ini secepatnya dapat diselesaikan dengan baik," kata Soemarno.
Setelah Kabid Humas Polda Sulteng menemui para jurnalis peduli KPK, aksi pun berakhir. Para wartawan dari media lokal dan nasional ini pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Sumber: Kompas
Editor: Gurun Ismalia