5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pemimpin
Ilustrasi Da Vina Group @2012 Da-Vina.com |
Dwight Eisenhower, Presiden Amerika Serikat ke-34 pernah berujar, "Kepemimpinan adalah seni untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang Anda inginkan, dan membuatnya merasa ia ingin melakukan hal itu tanpa keterpaksaan."
Menurut Toddi Gutner, penulis di The Wall Street Journal, kata-kata yang terucap dari Eisenhower tadi akan sangat bermakna bagi setiap pemilik bisnis kecil dan menengah. Kata-kata tersebut berbeda dari ujar yang mengatakan, "Jika Anda ingin sesuatu berjalan dengan baik, lakukan sendiri." Menurut Toddi, kata-kata tersebut akan membuat pemilik perusahaan kecil dan menengah dalam masalah.
Masalah untuk mendelegasikan tugas adalah salah satu kesalahan manajemen dan kepemimpinan yang paling sering dilakukan oleh pemimpin perusahaan kecil dan menengah. Ketika kesalahan ini terjadi, mungkinkah diperbaiki? Berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai opini dan cara pandang pemimpin perusahaan yang bisa membuat mereka dalam masalah.
"Semuanya Tentang Saya"
Dalam banyak kasus, para wirausahawan sangat berambisi terhadap perusahaan mereka, sehingga mereka kehilangan perspektif dan mencampuradukkan siapa diri mereka dengan bisnisnya. Gary Schuman, presiden CDL Consulting, firma konsultan kepemimpinan di New York mengatakan, "Ego si pemilik wirausaha seringkali menghalangi. Sehingga sulit untuk si pemilik perusahaan dan tim manajemennya menentukan arah untuk pertumbuhan perusahaannya. Sekali-sekali, pemimpin perusahaan perlu mengkaji ulang apa yang benar-benar berhasil dan apa yang tidak berjalan dengan baik. Disarankan untuk mendapatka feedback informal dari wirausahawan lain. Atau, lebih baik lagi, sewa pelatih untuk membantu Anda mengenali kekuatan dan kelemahan diri sebagai pemimpin.
"Tak Ada yang Lebih Baik Dari Saya"
Ini adalah salah satu penyebab masalah pada delegasi. Ini sangat mudah dimengerti, mengingat para wirausahawan biasanya memulai segala sesuatunya dari nol, dan ialah yang memegang kunci keputusan-keputusan penting. Namun adalah hal yang penting bagi pemilik perusahaan untuk menjadi orang yang berpengaruh, bukan orang yang mengontrol segalanya. Pemilik perusahaan perlu untuk mulai memercayai orang lain dan menyisihkan waktu membangun orang-orang di sekitarnya agar mereka pun bisa melatih peran yang lebih tinggi bagi mereka.
"Visi Saya Adalah Untuk Tetap di Bisnis"
Seringkali pemimpin bisnis kecil terlalu ikut campur pada pekerjaan harian sehingga mereka sulit untuk menyusun langkah strategis ke depannya, mengenai arah perusahaan. Anda perlu mengambil waktu untuk melambatkan diri dan berefleksi, lalu pikirkan adrenalin untuk menjalankan bisnis ini. Hal ini kemudian menjadi hal yang penting untuk membangun bakat dan mendelegasikan tugas, sehingga para pemimpin bisnis kecil bisa melakukan tugasnya, yakni memimpin.
"Ide Saya Adalah yang Terbaik"
Bisnis kecil tumbuh di sekitar kepribadian kuat dari para pemimpinnya, yang seringkali berarti, "sebuah lingkup kerja yang mengajar pegawainya untuk menjadi reaktif ketimbang proaktif". Dalam tempat kerja seperti ini, para pegawai seringkali sulit untuk mengungkapkan isi pikiran mereka. Anda bisa mengambil alih pikiran mereka, tetapi bukan hati mereka, padahal justru hati merekalah yang terpenting. Untuk menghindari kultur semacam ini, pemilik bisnis kecil harus menyiapkan level kepercayaan yang tinggi, dengan komunikasi dua arah, juga pembagian tanggung jawab dan peran yang sangat jelas. Pegawai harus merasa mereka bisa menyumbang saran dan ukuran untuk dikontrol. Mungkin kotak ide untuk pegawai bisa diciptakan agar para pegawai bisa menyumbangkan sarannya dan tidak selalu berkonsentrasi pada ide si pemilik saja, karena yang ada di lapangan dan berhadapan langsung dengan para konsumen adalah si pegawai
"Saya Tak Perlu Belajar Bagaimana Cara Memimpin Perusahaan"
Salah satu pelajaran tersulit untuk dipelajari adalah, menjadi pemimpin yang efektif tak selalu datang alamiah. Banyak orang yang butuh bantuan mempelajarinya. Anda harus mau untuk terus belajar bertumbuh dan berkembang sesuai perubahan zaman. Karena, bisa saja kemampuan yang selama ini Anda anggap sudah benar dan baik, suatu saat bisa berubah menjadi hal yang tak lagi relevan atau dibutuhkan ketika perusahaan mulai berkembang. Karena itulah, mencari opini dari luar, belajar dari teman, membangun jaringan dari sesama pemilik usaha kecil, atau dari pelatih bisa membantu menambah wawasan mengenai kepemimpinan dan mengatur menyusun gol di masa depan yang baru.
Sumber: Kompas Female
Editor: Yudi Dwi Ardian
()