Pasarkan Ciput via BBM, FB dan Twitter
Ciput bunglon |
Penjualan masih dilakukan dari mulut ke mulut. Setelah itu baru merambah media sosial, seperti layanan BlackBerry Messenger, Facebook, dan Twitter. "Alhamdulillah responsnya bagus."
[Endah Sari]
Berawal dari iseng menjual kerudung dari pemasok, Endah Sari tertantang untuk membuat kerudung dan pakaian muslim sendiri. Dengan dibantu saudara dan orang tuanya, bisnis pakaian yang diberi label Kazoku Collection itu pun berjalan mulus. Produknya sudah dikenali banyak orang, terutama untuk ciput.
Ditemui di arena Bandung Ekspos di Lapangan Tegallega, Bandung, Endah menuturkan, bisnisnya sudah dimulai saat dia masih di bangku kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran (Unpad) sekitar 2005. "Ketika itu saya pakai kerudung bikinan orang. Ternyata teman-teman di kampus pada suka sehingga mereka memesan kerudung tersebut melalui saya," katanya.
Berjualan kerudung di kampus menuai sukses. Endah pun memiliki banyak pelanggan walau kerudung yang dia jual bukan buatannya. Hingga kemudian ada banyak pelanggan dari luar kampus.
Melihat bisnisnya berjualan kerudung sukses, Endah melebarkan sayap. Dia mulai menawarkan pakaian. Ternyata responsnya juga bagus. Akhirnya, Endah memutuskan untuk memproduksi sendiri barang yang dijualnya.
Melihat bisnisnya berjualan kerudung sukses, Endah melebarkan sayap. Dia mulai menawarkan pakaian. Ternyata responsnya juga bagus. Akhirnya, Endah memutuskan untuk memproduksi sendiri barang yang dijualnya.
"Kebetulan ibu saya juga wirausaha sehingga saya dibantu ibu dan saudara-saudara saya untuk membuka bisnis konfeksi keluarga khusus di kerudung dan pakaian muslim," kata Endah.
Atas dukungan keluarga, bisnis konfeksi pun dimulai. Mereka membuat pakaian muslim dengan label Kazoku, kosakata bahasa Jepang yang memiliki arti keluarga. Penjualan masih dilakukan dari mulut ke mulut. Setelah itu baru merambah media sosial, seperti layanan BlackBerry Messenger, Facebook, dan Twitter. "Alhamdulillah responsnya bagus," ujar Endah.
Kini, Endah bisa menjual 100 kodi ciput setiap pekan. Ciput itu dijual ke reseller atau pelanggan langsung yang jumlahnya sudah ribuan orang dan tersebar di sejumlah daerah, termasuk Jakarta, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Satu kodi ciput Kazoku dibanderol Rp 400.000. Adapun harga pakaian beragam, mulai puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah. "Orang bilang ciput saya kemahalan, tapi dari segi kualitas juga oke. Makanya banyak yang suka dengan ciput Kazoku. Malah di antara produk lain ciput yang paling laku," kata Endah. Ciput buatannya berbahan sutra spandek.
Jika ciput bisa terjual sampai 100 kodi per pekan, pakaian muslim jumlahnya hanya puluhan kodi per pekan yang terjual. Kerudung, scarf, aksesori, dan pasmina pun jumlahnya masih di bawah jumlah penjualan ciput.
Endah bercerita, meski sudah dikenali pasar, Kazoku belum memiliki outlet resmi. Endah dan keluarga hanya memasarkan secara online. Atau pelanggan yang berminat biasanya langsung datang ke rumahnya di Jalan M Toha, Gang Subur 15, Bandung.
Tidak hanya outlet, Kazoku juga belum punya tempat produksi sendiri. Endah mengunakan jasa penjahit yang berada di lingkungan tempat tinggalnya untuk menjahitkan pakaian yang diproduksinya.
"Ada rencana punya outlet, tapi masih mikir tempat yang strategis. Sementara rumah produksi sulit dibangun di daerah tempat tinggal karena lahannya yang sempit," kata perempuan yang bercita-cita menjadi guru bahasa Jepang ini. Endah berharap dalam waktu dekat ini bisa segera memiliki outlet. Sebab, banyak pelanggan yang komplain minta agar segera dibikinkan outlet.
Sumber: Tribunnews
Editor: Yudi Dwi Ardian