Resto Bebek dari Surabaya Mencari Mitra
KONTAN/ BEBEK ABI
|
Hingga saat ini Bebek Abi 1983 sudah memiliki 15 mitra yang tersebar di sejumlah daerah, seperti Tasikmalaya, Makassar, Kendari, Kediri, dan Malang.
[Bobby Hendrawan]
Menu olahan dari daging bebek memang semakin naik daun. Bahkan, menu ini sudah menjadi favorit banyak orang. Berbagai macam olahan daging bebek, seperti bebek goreng dan bebek bakar, laris manis di pasaran.
Tak heran bila gerai-gerai yang menawarkan menu bebek terus bermunculan. Usaha ini semakin marak dengan bermunculannya pemain yang menawarkan waralaba atau kemitraan.
Salah satu tawaran kemitraan usaha ini datang dari Bobby Hendrawan, pemilik Bebek Abi 1983. Usaha yang berbasis di Surabaya ini mengusung resep masakan bebek bakar dan goreng bumbu kuning. Menu lainnya adalah bebek kremes. Harganya bervariasi antara Rp 16.000 hingga Rp 18.000 per porsi.
Menurut Bobby, usaha ini warisan orangtua yang sudah buka sejak tahun 1983 di Surabaya. "Saya kembangkan tahun 2009 dengan brand Bebek Abi 1983," jelasnya.
Saat ini, Bebek Abi 1983 memiliki dua restoran yang dikelola sendiri. Letaknya di Surabaya dan Mojokerto. Dalam sehari, satu restoran itu omzetnya berkisar antara Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta. Adapun laba bersih yang diraup sebesar 25 persen-30 persen.
Bobby mulai menawarkan kemitraan sejak tahun 2011. Hingga saat ini Bebek Abi 1983 sudah memiliki 15 mitra yang tersebar di sejumlah daerah, seperti Tasikmalaya, Makassar, Kendari, Kediri, dan Malang. "Tahun ini mau buka di Jakarta," tukasnya.
Dalam kerjasama ini, ada dua paket kemitraan yang ditawarkan. Pertama, paket gerobak express dengan konsep booth senilai Rp 25 juta. Dalam paket ini mitra akan mendapatkan peralatan masak dan makan, seperti kompor, penanak nasi, piring, sendok, garpu dan lainnya. Hitungan Bobby, jika si mitra bisa menangguk omzet Rp 400.000 per hari, balik modalnya bisa terjadi di bulan keenam.
Paket kedua adalah paket warung express senilai Rp 150 juta. Investasi ini sudah termasuk brand fee senilai Rp 50 juta. Mitra juga mendapatkan peralatan lengkap ditambah banner dan spanduk promosi serta instalasi restoran. "Mitra juga mendapat pelatihan masak. Sementara yang gerobak kami pasok bumbu jadi saja," kata Bobby.
Dalam paket ini, omzet mitra diperkirakan Rp 1,5 juta per hari. Dengan omzet tersebut, mitra bisa balik modal di bulan ke-13. "Tapi tentu target omzet terus kami tingkatkan, sehingga bisa mencapai Rp 5 juta per hari," tandasnya.
Dalam kerjasama ini, Bebek Abi 1983 tidak memberlakukan royalty fee, sehingga mitra bisa lebih cepat balik modal. Bagi mitra yang berminat, harus menyediakan lokasi usaha yang strategis dan dekat dengan keramaian.
Lokasinya bisa di pusat perbelanjaan atau perkantoran. Untuk paket warung express, dibutuhkan tempat berukuran 5 meter x 15 meter. Adapun paket gerobak lebih mengincar lokasi-lokasi di pusta perbelanjaan. "Namun ada biaya tambahan untuk instalasi restoran, dengan perhitungan biaya Rp 2,5 juta per meter persegi," tambah Bobby.
Dia mengaku tidak mematok target penambahan jumlah mitra secara khusus. Menurutnya, dalam menambah jumlah mitra tidak bisa asal banyak, tapi juga harus memperhatikan faktor lokasi.
Untuk gerai milik sendiri, rencananya tahun ini, Bobby akan membuka satu resto lagi di Surabaya. "Kemarin kami baru dapat lokasi yang bagus," ucapnya.
Pietra Sarosa, pengamat waralaba dari Sarosa Consulting, memandang, bisnis kuliner bebek memiliki prospek yang bagus dalam jangka panjang. Menurutnya, sebagai pilihan alternatif ayam, bebek memiliki penggemar tak sedikit. Namun, ia bilang, pemain di bisnis ini sudah banyak, sehingga perlu ciri khas agar bisa bersaing. "Keunikan itu harus dikreasi dalam rasa lewat bumbu yang mewakili daerah asalnya," tuturnya.
Dari segi rekam jejak, Bebek Abi 1983 tak perlu diragukan. Namun, sisi historis itu bukan jaminan mereka eksis di waralaba. "Mereka harus membuat manajemen yang baik," ujar Bobby.
Editor: Yudi Dwi Ardian