3 Proyek besar transportasi di antara Foke dan Jokowi
GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI BASUKI #21
Sejumlah proyek raksasa diwariskan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo ke penerusnya Joko Widodo. Proyek itu sebagian besar bergerak di bidang transportasi dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
Jokowi akan mengevaluasi proyek-proyek itu dan melihat sebesar apa manfaatnya dan daya tariknya di masyarakat. Jika dianggap tak terlalu banyak peminatnya, maka Jokowi akan mengkaji ulang warisan yang dipesankan Foke.
Berikut mega proyek Foke yang masih dikaji serius oleh Jokowi.
1. Proyek Mass Rapid Transit
MRT Jakarta
Mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo didesak menyediakan moda transportasi massal yang nyaman dan bisa menampung jumlah penumpang dalam jumlah yang besar. Pria yang akrab disap Foke itu kemudian memilih MRT atau mass rapid transit setelah melihat kesuksesan di negara-negara luar.
Foke menargetkan proyek itu bisa rampung pada tahun 2016. Untuk tahap awal, Foke memerintahkan PT MRT menggarap koridor satu Lebak Bulus-Bundaran HI. Kantor pengawasan di lapangan sudah dibangun di salah satu sudut Lebak Bulus.
Sejak Jakarta beralih kepemimpinan ke Gubernur Joko Widodo, proyek itu belum juga ada perkembangan. Pria yang akrab disapa Jokowi itu berjanji tetap melanjutkannya, tapi perlu kajian lebih mendalam.
Rencananya, Jokowi baru memutuskan apakah proyek ini layak atau tidak, sekitar pekan depan. Salah satu hal yang jadi pertimbangan Jokowi adalah jumlah penumpang yang memanfaatkan moda transportasi itu.
Foke menargetkan proyek itu bisa rampung pada tahun 2016. Untuk tahap awal, Foke memerintahkan PT MRT menggarap koridor satu Lebak Bulus-Bundaran HI. Kantor pengawasan di lapangan sudah dibangun di salah satu sudut Lebak Bulus.
Sejak Jakarta beralih kepemimpinan ke Gubernur Joko Widodo, proyek itu belum juga ada perkembangan. Pria yang akrab disapa Jokowi itu berjanji tetap melanjutkannya, tapi perlu kajian lebih mendalam.
Rencananya, Jokowi baru memutuskan apakah proyek ini layak atau tidak, sekitar pekan depan. Salah satu hal yang jadi pertimbangan Jokowi adalah jumlah penumpang yang memanfaatkan moda transportasi itu.
2. Proyek Monorail
monorail
Untuk mengurangi kemacetan di Jakarta, Gubernur Sutiyoso mengembangkan moda transportasi massa berbasis rel yakni monorail. Tiang-tiangnya pun sudah terpasang di kawasan Jalan Rasuna Said dan Senayan.
Tapi masa jabatan Sutiyoso keburu habis. Sutiyoso meminta penerusnya, Fauzi Bowo, untuk tetap melanjutkan proyek senilai Rp 3 triliun.
Lima tahun Fauzi menjabat, yang terjadi proyek-proyek itu malah mangkrak alias tanpa kelanjutan. Satu tahun jelang masa jabatannya berakhir, pria yang disapa Foke itu memutuskan tidak melanjutkan proyek itu. Foke kemudian merancang mode bus layang. Dengan begitu, tiang-tiang yang sudah terpasang tetap bermanfaat. Di masa Jokowi, proyek monorail ini akan tetap dilanjutkan.
Tapi masa jabatan Sutiyoso keburu habis. Sutiyoso meminta penerusnya, Fauzi Bowo, untuk tetap melanjutkan proyek senilai Rp 3 triliun.
Lima tahun Fauzi menjabat, yang terjadi proyek-proyek itu malah mangkrak alias tanpa kelanjutan. Satu tahun jelang masa jabatannya berakhir, pria yang disapa Foke itu memutuskan tidak melanjutkan proyek itu. Foke kemudian merancang mode bus layang. Dengan begitu, tiang-tiang yang sudah terpasang tetap bermanfaat. Di masa Jokowi, proyek monorail ini akan tetap dilanjutkan.
3. Proyek tol dalam kota
tol dalam kota. merdeka.com/Arie Basuki
Di masa kepemimpinannya, Fauzi Bowo berniat membangun enam ruas tol sepanjang 67,74 kilometer. Tol itu rencananya dibuat membentang di sepanjang Semanan-Sunter, Sunter-Bekasi Raya, Duri Pulo-Kampung Melayu, Kemayoran-Kampung Melayu, Ulujami-Tanah Abang, dan Pasar Minggu-Casablanca.
Kini nasib rencana itu belum diketahui apakah tetap bakal dilanjutkan atau dihentikan. Sebab, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo lebih memprioritaskan pengadaan angkutan massal untuk mengatasi kemacetan.
"Saya sudah sampaikan di PU (Kementerian Pekerjaan Umum) dalam kajian, tapi saya sampaikan bahwa saya pro pada angkutan massal tidak pada tol dalam kota. Tol dalam kota loh ya," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin (5/11).
Kini nasib rencana itu belum diketahui apakah tetap bakal dilanjutkan atau dihentikan. Sebab, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo lebih memprioritaskan pengadaan angkutan massal untuk mengatasi kemacetan.
"Saya sudah sampaikan di PU (Kementerian Pekerjaan Umum) dalam kajian, tapi saya sampaikan bahwa saya pro pada angkutan massal tidak pada tol dalam kota. Tol dalam kota loh ya," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin (5/11).
Editor: M. Amin
Sumber :