Ahmadinejad: Sehari tidak bertemu istri, saya bisa mati
Mahmud Ahmadinejad dan istrinya Azam Sadat Farahi. china.org.cn ©2012 Merdeka.com |
"Dia perempuan paling cantik se-Ibu Kota Teheran."
- Mahmud Ahmadinejad
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad dikenal sosok galak dan kerap melontarkan kritik tajam pada lawan politiknya, Amerika Serikat serta sekutu di Timur Tengah mereka, Israel. Namun siapa sangka, dibalik wajahnya yang kaku, dia ternyata lelaki cukup romantis.
Paling tidak hal itu dirasakan oleh sang istri, Azam Sadat Farahi. Perempuan ini mengaku beruntung bertemu dengan lelaki bertanggung jawab seperti suaminya, Ahmadinejad.
Tepatnya pada 1980-an, mereka berkenalan ketika sama-sama menimba ilmu di Universitas Sains dan Teknologi Iran. Ahmadinejad mengaku jatuh hati pada pandangan pertama. Selain santun, Farahi juga cerdas dan kemampuannya berdebat membuat Ahmadinejad makin menyukainya.
Secara fisik Farahi masih kalah dibanding gadis-gadis Iran masa itu. Tubuhnya sedikit gemuk namun matanya tajam. "Dia perempuan paling cantik se-Ibu Kota Teheran," ujar Ahmadinejad. Tanpa banyak basa-basi, dia mengajak Farahi menikah. Namun tak berani menyampaikan secara langsung, Ahmadinejad menyuruh seorang rekan untuk menyatakan perasaannya pada Farahi.
Gayung bersambut. Farahi ternyata juga menyukai Ahmadinejad. Tanpa berlama-lama, mereka pun menikah pada 12 Juni 1980 di Teheran. Pernikahan mereka adem ayem hingga kini.
Paling tidak hal itu dirasakan oleh sang istri, Azam Sadat Farahi. Perempuan ini mengaku beruntung bertemu dengan lelaki bertanggung jawab seperti suaminya, Ahmadinejad.
Tepatnya pada 1980-an, mereka berkenalan ketika sama-sama menimba ilmu di Universitas Sains dan Teknologi Iran. Ahmadinejad mengaku jatuh hati pada pandangan pertama. Selain santun, Farahi juga cerdas dan kemampuannya berdebat membuat Ahmadinejad makin menyukainya.
Secara fisik Farahi masih kalah dibanding gadis-gadis Iran masa itu. Tubuhnya sedikit gemuk namun matanya tajam. "Dia perempuan paling cantik se-Ibu Kota Teheran," ujar Ahmadinejad. Tanpa banyak basa-basi, dia mengajak Farahi menikah. Namun tak berani menyampaikan secara langsung, Ahmadinejad menyuruh seorang rekan untuk menyatakan perasaannya pada Farahi.
Gayung bersambut. Farahi ternyata juga menyukai Ahmadinejad. Tanpa berlama-lama, mereka pun menikah pada 12 Juni 1980 di Teheran. Pernikahan mereka adem ayem hingga kini.
Saat konvensi perempuan se-Iran dilaksanakan tahun lalu, presiden murah senyum itu mengatakan, ada dua perempuan paling dicintainya, yakni sang ibu dan istrinya. "Jika saya tidak melihat istri dalam sehari, saya mau mati saja. Saya bakal menukar dunia agar keduanya tersenyum," kata Ahmadinejad.
Editor: Essy Margaretha
Sumber :