Ahok ancam usut penyimpangan anggaran di SMA unggulan
GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI BASUKI #29
"Bapak hati-hati, saya ini auditor. Kalau sebelumnya bisa lolos, sama saya tidak bisa. Bukannya sombong, bapak mengelak terus dan saya bisa membaca otak bapak."
- Ahok
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengancam akan menyelidiki dugaan penyimpangan anggaran di SMA Negeri unggulan MH Thamrin, Jalan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. Ancaman itu diberikan Ahok setelah ditemukan adanya 11 kontrak tenaga pengajar melalui Soerya Institute tapi masih masuk dalam anggaran sekolah.
"Bapak hati-hati, saya ini auditor. Kalau sebelumnya bisa lolos, sama saya tidak bisa. Bukannya sombong, bapak mengelak terus dan saya bisa membaca otak bapak," ujar Ahok di SMA Negeri MH Thamrin, Jakarta Timur, Rabu (14/11).
Ahok geram mendengar penjelasan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan pihak sekolah terkait kontrak kerjasama bantuan tenaga pengajar dengan Surya Institute. Pasalnya, kedua belah pihak terlihat saling melempar tanggung jawab akibat berakhirnya masa tugas tenaga pengajar bantuan.
Jika ditemukan penyimpangan, Ahok menuding telah terjadi praktik penipuan dalam kontrak kerjasama antara SMAN MH Thamrin dengan Surya Institute. Hal itu baru diketahui setelah Ahok menerima laporan dari seorang anggota komite sekolah, ia menyampaikan kontrak kerjasama telah berakhir sejak Agustus 2012 namun masih tercantum dalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) tahun ajaran 2012-2013.
"Kontrak ini terancam sanksi pidana. Ini nipu Pemda dan DPRD. Kenapa kontrak putus tapi masih dianggarkan? dan apakah guru-guru itu sudah keluar dari Surya Institute?," tandasnya.
Kepala SMAN MH Thamrin Djumadi menyatakan kesalahan berada di Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Pasalnya, dia telah berusaha mengingatkan terkait masa kontrak yang akan berakhir dan harus segera diurus perpanjangannya. Akan tetapi, himbauan itu tak pernah digubris sampai jatuh tempo pada Agustus lalu.
"Kita beberapa kali sudah mengingatkan Dinas Pendidikan untuk mengurus surat perpanjangannya tapi enggak pernah direspon," kata Djumadi.
Sebaliknya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto justru menyalahkan pihak sekolah. Taufik beranggapan masalah itu terjadi karena sekolah tidak aktif menjelaskan program kerjasama yang diinginkan.
"Kita kan cuma memberikan payung hukum. Dan saya hanya menandatangani saja, sisanya itu menjadi tugas sekolah bersama komite," tandasnya.
Sekedar diketahui, SMAN MH Thamrin memasukkan anggaran Rp 2,06 miliar sebagai biaya 11 kontrak tenaga pengajar melalui Soerya Institute. Pada anggaran tahun 2012-2013, sekolah unggulan itu mencantumkan nilai kontrak tanpa memberikan catatan masa berakhirnya kontrak pada Agustus 2012.
Editor: M. Amin
Sumber :