Ahok: Metromini dan Kopaja akan jadi konsorsium
GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI BASUKI #25
"Jadi nantinya itu akan kita bentuk menjadi konsorsium, kita satukan semua, dan upah para sopir juga akan kita naikkan. Nantinya akan berbentuk koperasi atau apa saja namanya terserah mereka."
- Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
Pemprov DKI bersikeras kan tetap melakukan peremajaan angkutan umum seperti Kopaja dan Metromini di Ibu Kota. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut bahwa nantinya sistem transportasi tersebut akan dikelola dengan manajemen yang lebih baik.
Kebijakan ini sebelumnya ditolak oleh Organda DKI Jakarta dan Dewan Transportasi Kota Jakarta.
"Jadi nantinya itu akan kita bentuk menjadi konsorsium, kita satukan semua, dan upah para sopir juga akan kita naikkan. Nantinya akan berbentuk koperasi atau apa saja namanya terserah mereka," ujar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (9/11) malam.
Ahok mengatakan pembentukan konsorsium tersebut merupakan sebuah kebijakan baru untuk membenahi transportasi di Jakarta. "Ya itu kebijakannya," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Soedirman menolak program peremajaan angkutan kota yang digagas Pemrov DKI. Pasalnya program tersebut harus diimbangi dengan kajian yang mendalam dan sesuai kondisi di lapangan.
"Andai kata itu benar dilaksanakan, maka habis semua bus. Saya minta dipertimbangkan karena kami sangat keberatan," kata Soedirman.
Soedirman menjelaskan, dasar dari penolakan itu karena semua semakin tak masuk akal. Kata dia, usulan yang mengatur peremajaan angkutan kota itu, rentang waktunya sangat singkat, yakni peremajaan bus besar setiap 10 tahun, bus sedang 8 tahun, dan angkutan kecil dalam kurun 7 tahun.
Padahal, lanjutnya, dalam banyak diskusi dan hasil kajian, pemilik angkutan akan mencapai break event point (BEP) setidaknya setelah kendaraannya beroperasi selama 7 tahun.
"Harusnya diatur detail soal kompensasinya karena kami tidak sepakat dengan cara yang tidak matang. Ini tergesa-gesa dan semua syaratnya memberatkan. Kami khawatir akan ada gejolak sosial," tandasnya
Editor: M. Amin
Sumber :