Bukan Gedung DPR yang Perlu Renovasi, tetapi Anggota DPR!!
Gedung DPR/MPR RI (Foto: id.wikipedia.org) |
Meski dikritik, proyek renovasi di Gedung DPR dan sekitarnya tetap dilakukan. Ada 3 proyek yang akan dilakukan, yaitu renovasi toilet, ruang kerja, dan pagar pembatas DPR dengan Taman Ria Senayan. dana yang akan dihabiskan mencapai 8,6 Miliar.
Rincian biaya ketiga proyek yang akan dikerjakan Setjen DPR pada bulan November hingga akhir tahun ini terdiri dari perbaikan pagar Rp 1 miliar, perbaikan toilet Rp 1,4 miliar, dan perbaikan 192 ruang kerja anggota Rp 6,2 miliar.
“Ini akan tetap dilanjutkan,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Nining Indra Saleh, Rabu (7/11/2012), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Kritikan yang diberikan kepada proyek ini tentu saja besaran nilai proyek yang dianggarkan. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengatakan bahwa biaya renovasi pagar pembatas dan taman ria belum tepat waktunya.
“Kalau penggantian pagar batas dengan Taman Ria sebesar Rp 1 miliar, tidak akan menjadi perhatian publik lantaran jauh dari pemandangan publik, tetapi terkesan aneh bila mau diganti saat ini. Pagar pembatas masih ada, tetapi kok mau diganti sih? Berarti DPR lagi kelebihan anggaran nih. Lebih baik membangun pagar pembatas daripada memberikan anggaran kepada rakyat yang miskin,” kata Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, melalui siaran pers yang diterima wartawan, Minggu (4/11/2012).
Uchok juga menambahkan bahwa renovasi toilet gedung DPR tidaklah perlu sampai mengeluarkan anggaran 1,4 Miliar. Menurut dia, seharusnya biaya proyek bernama “renovasi” jauh lebih murah daripada pembangunan toilet baru.
“Masa renovasi sampai miliaran rupiah, memang semua toilet DPR rusak semua sehingga dibutuhkan anggaran bermiliar-miliar yang mengerus kas negara hanya untuk merenovasi toilet, yang kadang anggota dewannya ada di tempat, kadang entah ke mana penghuninya,” ujarnya.
Kritik terakhir adalah tentang renovasi ruang kerja anggota DPR. Anggaran untuk renovasi kali ini mencapai Rp 50 juta setiap ruangannya.
“Asyik ya, tidak dapat gedung baru, tetapi dapat ruangan baru walaupun anggaran bermiliar-miliar dihabiskan untuk ruangan baru tersebut. Seharusnya anggota DPR prihatin pada rakyat yang memilih mereka,” ujarnya.
Herannya beberapa anggota DPR belum tahu tentang rencana renovasi ini.
“Emang ada rencana renovasi?” tanya anggota Komisi III dari Fraksi PKS, Indra, Selasa (6/11/2012) malam saat dihubungi wartawan.
“Buat saya, ruangan yang ada sudah lebih dari cukup dengan melihat keadaan rakyat kita saat ini. Saya prihatin melihat kantor-kantor eksekutif yang serba-lux dan mewah. Ruangan eselon 1 dan 2 di kementerian jauh lebih mewah daripada ruang anggota DPR,” kata Indra.
Yang paling “mantap” adalah komennya Ruhut Sitompul, politisi nyentrik dari Partai demokrat. Dia ingin ruang kerjanya semewah ruang banggar.
“Kalau membangun ruangan yang semewah Banggar saja bisa, kenapa yang lainnya tidak. Sekarang ini bagaikan bumi dan langit, padahal kita kan sama-sama kerja,” ujar Ruhut, Rabu (7/11/2012), saat dihubungi wartawan.
Sebagai seorang rakyat, saya terus terang kecewa dengan tingkah laku Sekretariat Jenderal DPR. Seharusnya Sekjen DPR peka apakah sebenarnya kebutuhan utama dari para anggota DPR pada saat ini. Bukan gedung dan fasilitasnya yang perlu direnovasi, melainkan hati para anggota DPR yang perlu direnovasi.
Lembaga ini termasuk salah satu lembaga negara yang paling korup. Permainan anggaran dan proyek sudah lazim terjadi di gedung, tempat berkumpulnya para wakil rakyat ini. Lembaga ini harus direnovasi setiap pribadinya. jangan sampai gedung yang diperbaiki ini malah membuat mereka menjadi semakin tinggi hati dan korup.
Sekjen perlu bertanya kepada rakyat apa yang mereka harapkan dari DPR. Pasti sebagian besar setuju, bahwa gedung DPR tidak terlalu perlu diperbaiki. Masih banyak gedung-gedung sekolah, fasilitas umum, Puskesmas dan Rumah Sakit yang harus direnovasi.
Saat ini pola pikir para pejabat dan wakil rakyat kita harus berubah. Jangan lagi rakyat menderiota demi kemewahan para pemimpin dan wakilnya. Sekarang waktunya para pemimpin dan wakil rakyat menderita bagi rakyatnya. Sudah cukup rakyat menderita sementara para pemimpin bersenang-senang.
Oleh karena itu, saya berharap proyek renovasi ini dihentikan dan alokasikan dananya untuk rakyat yang membutuhkan. Saya yakin kondisi gedung DPR saat ini masih lebih baik dan layak dibandingkan sekolah, puskesmas, dan Rumah Sakit serta rumah-rumah rakyat.
Salam.
Penulis: Palti Hutabarat
Sumber: