Kerendahan hati Jokowi merayu wilayah tetangga
GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI BASUKI #23
Magnet yang ada pada diri Joko Widodo sungguh luar biasa. Pria berperawakan kurus itu kini dipuja-puja jutaan rakyat Indonesia.
Semua mengelu-elukan dia. Rakyat kecil meneriakkan namanya, tokoh bangsa pun memuji kesederhanaannya. Hingga pas lah disebut kalau Jokowi kini sedang menjadi bintang.
Kebekuan birokrasi berhasil dia cairkan. Semua keluhan dan permasalahan yang akrab di tengah masyarakat terutama warga miskin kota dan perkampungan berusaha dia carikan solusi.
Pujian pada Jokowi sudah mulai menggema di telinga sejak dia menjabat sebagai wali kota Solo. Dan kini, meski bebannya lebih berat karena menjadi orang nomor 1 di DKI, ternyata dukungan itu kian menguat untuknya.
Jokowi memang rajin menyapa warga dan mengunjungi lokasi-lokasi yang dianggap perlu mendapatkan perhatian khusus. Tak hanya itu, dia pun tak segan merayu ke para petinggi di wilayah-wilayah tetangga. Termasuk juga sowan ke para pemangku jabatan penting di pemerintahan pusat. Meski sebagian menilai itu hanya pencitraan.
Tercatat sudah enam menteri yang dirangkul Jokowi. Tak hanya itu, gubernur di dua provinsi yang jadi tetangga dekatnya pun sudah dirayu untuk membantu menyelesaikan seabrek masalah Jakarta. Dua gubernur itu adalah Ahmad Heryawan dan Ratu Atut Chosiyah.
Meski jadi gubernur di daerah yang menjadi ibu kota Indonesia, ternyata Jokowi tak memberatkan langkahnya untuk bersilaturahmi ke dua daerah itu. Jokowi tak merasa kaku ketika harus bertandang dan minta bantuan kerja sama pada mereka untuk menyelesaikan apa-apa yang dinilai jadi masalah bersama.
Pertemuan Jokowi dan Ahmad Heryawan berlangsung pada Selasa (30/11) lalu di Gedung Sate, Bandung. Di pertemuan itu mereka membahas banyak kerja sama antara kedua provinsi yang sudah terjalin melalui Badan Kerja Sama Pembangun (BKSP).
Saat itu keduanya membahas sejumlah masalah krusial salah satunya mengenai kemacetan dan banjir. Sebab, Jakarta selama ini selalu menjadi tujuan migrasi dalam perhari, para pendatang notabene berasal dari penduduk Jawa Barat.
Jokowi tak ingin pertemuan itu sebagai janji palsu belaka. Dia mengatakan, berbagai solusi yang dihasilkan untuk membenahi sejumlah persoalan itu bisa mulai dikerjakan pada 2013.
"Intinya kita ingin bekerja sama konkret. Dan langsung action, karena banyak perencanaan-perencanaan. Banjir, transportasi. Kita ingin konkretkan, action, nggak mau lama," tegas Jokowi usai pertemuan, Rabu (31/10).
Sedangkan pertemuan Jokowi dengan Ratu Atut baru saja dilakukan pada Rabu (7/11) kemarin. Enam poin rayuan kerja sama untuk berbagai proyek di dua provinsi itu disampaikan Jokowi pada Atut. Salah satunya pembangunan rel dan angkutan khusus daerah perbatasan. Tujuannya tak lain untuk menekan jumlah kendaraan yang masuk dari wilayah Tangerang ke Jakarta.
"Ada enam hal yang ingin kami dibantu dari ibu gubernur agar ke depan dalam memulai kegiatan ini bisa semuanya lancar," kata Jokowi di Balai Kota Banten, Rabu (7/11).
Di akhir kunjungan Jokowi ke Banten, Ratu Atut memberikan kenang-kenangan berupa kain batik. Atut terkesima dengan koleksi batik Solo milik Jokowi.
"Tadi kan saya sampaikan kepada Pak Gubernur, kalau beliau batiknya bagus-bagus. Solo itu luar biasa," puji Atut.
Atut berharap batik Banten yang dia berikan dipakai Jokowi. "Banten juga punya batik maka itu saya beri ini supaya Pak Gubernur pakai juga," ucapnya sambil tersenyum.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi kaget dan tak menyangka dihadiahi batik oleh Atut. Dia mengucapkan terima kasih dan berjanji segera menjahitnya.
"Dipakai dong, tapi dijahit dulu," kata Jokowi sambil tertawa.
Memang apa yang dilakukan Jokowi itu bukan suatu keanehan. Di zaman pemerintahan Fauzi Bowo silaturahmi demikian juga sering terjadi. Bedanya, Fauzi lebih senang mengundang tamu-tamunya ke Balai Kota ketimbang silaturahmi ke daerah-daerah lain. Itulah Jokowi sosok yang apa adanya dan sederhana membuat orang-orang di sekelilingnya kagum.
Editor: M. Amin
Sumber :