Di mata Ruhut, Jokowi dan Dahlan hanya pencitraan
Kacamata pemilu Ruhut Sitompul. ©2012 Merdeka.com |
Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul dikenal dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos. Dia tidak segan mengkritik siapapun, tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Di mata Ruhut, kedua tokoh yang dekat dengan media itu tak lepas dari agenda pencitraan.
Sering diberitakan, Joko Widodo blusukan ke kampung-kampung setelah satu minggu dilantik. Jokowi juga melakukan sidak ke kantor kelurahan dan kecamatan untuk meninjau langsung para lurah dan camat bekerja.
Ruhut menyebut, aksi Jokowi hanya main pencitraan saja. "Pencitraan saja, kasihan Jakarta. Kita tunggu 1 tahun nanti, kita tunggu tanda-tandanya," kata Ruhut saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (24/10).
Ruhut membandingkan kepemimpinan Mantan Gubernur Jakarta Fauzi Bowo dengan Jokowi yang berasal dari daerah. Menurutnya, persoalan dan masalah Jakarta tentunya lebih paham Fauzi Bowo jika dibandingkan dengan Jokowi.
Sama halnya Jokowi, Dahlan kerap menghiasi media. Dahlan menyetor nama-nama politisi Senayan yang diduga memalak direksi BUMN. Ruhut yang akrab disapa Poltak ini mengimbau kepada seluruh rekan-rekannya di DPR untuk tidak lagi berkomentar keras melawan Dahlan Iskan. Menurutnya hal itu justru dapat meningkatkan popularitas Dahlan sebagai Calon Presiden 2014.
"Saya mohon jangan serang pak Dahlan, makin mulus nanti dia jadi calon presiden. Jadi lebih baik diem-diem aja, kaya Poltak lah orang gak merasa ngapain ribut-ribut," terangnya.
Ruhut juga ikut memberi komentar mengenai pernyataan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang menuding mafia narkoba sudah masuk ke lingkaran Istana. Menurut Ruhut, itu hanya isapan jempol.
"Mahfud itu kan rada banci kamera, dia itu lagi mengkhayal. Masa kita mau ke makan sama yang begitu," ujar Ruhut di Gedung DPR, Senin (12/11).
Ruhut mengatakan selama ini statemen yang keluar dari mulut Mahfud selalu tidak penting dan hanya menyebar kebohongan. Jadi Ruhut meminta jangan terpancing dengan omongan Mahfud. "Gue sih selalu bilang Mahfud itu EGP (emang gue pikirin)," kata Ruhut.
Soal tudingan Ruhut, Jokowi menjawab santai. "Loh yang pencitraan itu siapa? kalau pencitraan itu kan media saya ajak, lah ini kan media yang ngikutin saya," kata Jokowi.
Jokowi mengaku memang lebih suka bekerja di lapangan dibandingkan di kantor. Bagaimana dengan Ruhut?
Editor: Gurun Ismalia
Sumber :