Taktik Pilgub Jakarta tidak mempan di Jawa Barat
perbedaan seragam pasangan jokowi dan rieke. ©2012 Merdeka.com |
"Jawa Barat itu berbeda dengan DKI, dengan jumlah pemilih terbesar dipastikan beragam, seperti pemilih yang menyukai orang religius, modern dan lainnya."
- Asep Kartiwa
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2013-2018 hampir dipastikan akan diikuti lima bakal calon pasangan, empat dari partai dan sisanya perseorangan atau independen. Pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Asep Kartiwa menegaskan taktik pada Pilgub DKI tidak berpengaruh terhadap 36 juta jiwa pemilih di Jawa Barat.
"Jawa Barat itu berbeda dengan DKI, dengan jumlah pemilih terbesar dipastikan beragam, seperti pemilih yang menyukai orang religius, modern dan lainnya," kata Asep saat dihubungi wartawan di Bandung, Senin (12/11).
Asep menilai peta kekuatan pertarungan di Pilgub Jabar 2013 akan merata. Dia melihat tidak bisa menentukan pemenang hanya dari satu sisi. "Saya melihat peta kekuatan pasangan calon yang ada memiliki peluang yang sama," ujar dia.
Menurut Asep, peran partai dalam sosialisasi pasangan harus gencar dilakukan. Mesin partai juga harus bekerja keras untuk mempromosikan calonnya agar dicintai masyarakatnya. "Kerja keras tentu harus dilakukan mesin politik partai, untuk mendandani calonnya," terangnya.
Asep tak menampik, calon yang menggaet pasangan dari kalangan artis bermaksud untuk mendongkrak popularitas. "Dari sekian banyak warganya, adalah salah satu cara yang mudah memilih artis, itu agar mudah dikenal," tandasnya.
KPU menetapkan lima pasang cagub dan cawagub Jabar. Dari jalur partai politik ada pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki (Paten), selanjutnya ada Dede Yusuf-Lex Laksamana. Lainnya ada Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar, terakhir ada Irianto MS Syafiuddin alias Yance dan Tatang Farhan Nurkahim.
Sementara satu-satunya pasangan dari jalur non partai adalah Dikdik Mulyana Arif Mansur-Cecep NS Toyib (Dikdik-Toyib).
Editor: M. Amin
Sumber :