Ketika Rieke tolak saran Jokowi
Kemeja putih sebagai simbol Jawa Barat bebas dari korupsi. "Jabar baru dan bersih."
- Rieke Diah Pitaloka
Rieke Diah Pitaloka resmi diusung PDIP sebagai calon gubernur Jawa Barat dalam Pilgub Jabar 2013. Rieke akan didampingi aktivis antikorupsi Teten Masduki. Berbagai strategi sudah disiapkan, termasuk mengadopsi cara Jokowi ketika memenangkan Pilgub DKI Jakarta. Namun tidak semua saran Jokowi diterima Rieke.
Pasangan Rieke-Teten resmi dideklarasikan di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (8/11). Mereka menjadi pasangan pertama yang akan menjadi kontestan Pilgub Jabar.
Soal strategi kampanye, Rieke mengakui mendapatkan saran dari Jokowi. "Saran Jokowi pake kotak motifnya," kata Rieke. Dia sendiri tidak menjelaskan kapan Jokowi menyampaikan saran tersebut. Rieke hanya mengatakan bahwa pesan Jokowi untuk mengenakan kotak-kotak dengan warna yang berbeda.
"Tanya langsung saja sama Pak Jokowi. Tapi yang jelas pesannya begitu," tutur Rieke.
Namun, rupanya, saran itu tidak dituruti Rieke dan Teten. Mereka memilih menggunakan kemeja putih sebagai simbol Jawa Barat yang bersih.
"Kalau baju putih yang kita kenakan hari ini pencerminan Jabar bersih dan baru," kata Teten. Slogan Jabar Bersih dan Baru tersebut juga nantinya akan digunakan sebagai slogan kampanye nanti. "Itu juga akan kita pakai dalam kampanye nanti," ujar Teten.
Sementara Rieke menegaskan, kemeja putih sebagai simbol Jawa Barat bebas dari korupsi. "Jabar baru dan bersih," kata Rieke singkat.
Pengamat politik dari Universitas Padjajaran Arry Bainus, mendukung langkah Rieke-Teten memilih simbol kemeja putih dibandingkan kemeja kotak-kotak ala Jokowi-Ahok.
"Karakter warga Jakarta dengan Jawa Barat berbeda. Sebenarnya bukan dari kotak-kotaknya yang ditiru, tapi cara kampanye merakyat yang dilakukan Jokowi yang harus ditiru Rieke dan Teten," kata Arry dalam perbincangan dengan merdeka.com, Kamis (8/11).
Cara merakyat yang dimaksud adalah, Rieke dan Teten harus sesegera mungkin mendatangi calon-calon pemilih dan melibatkan mereka dalam upaya menggalang dukungan seperti yang dilakukan Jokowi di Jakarta. Apalagi, Jawa Barat memiliki wilayah yang luas.
"Butuh effort yang luar biasa besar dengan waktu yang tidak terlalu panjang sampai pilgub digelar. Mereka harus berbagi tugas dan tentukan segmen pemilih mana yang akan digarap," saran Arry.
Jika cara kampanye merakyat dengan gaya blusukan ala Jokowi dipakai, Arry yakin, Rieke dan Teten akan mendapat respons positif. "Apalagi, calon-calon lainnya masih sibuk mencari pasangan dan terkesan menak (bangsawan) yang enggan turun ke lapangan bertemu dengan rakyat," ujarnya.
Meski begitu, Arry mengkhawatirkan soliditas mesin partai. Keputusan PDIP yang maju sendiri tanpa berkoalisi menjadi ujian bagi kader PDIP di Jawa Barat. Kondisi kepengurusan DPD PDIP Jabar yang dijabat Plt Ketua Tubagus Hasanuddin yang menggantikan Rudy Harsa Tanaya belum solid.
"Kalau Pak Tubagus bisa menggerakkan mesin partai dan all out seperti di Jakarta, maka Rieke dan Teten akan menjadi penantang yang kuat untuk incumbent. Beberapa kepala daerah seperti Bupati Subang, Bupati Cirebon, dan Bupati Sumedang yang merupakan kader PDIP harus dimaksimalkan," tandas Arry.
Editor: M. Amin
Sumber :