Anak tak Boleh Kehilangan Kesempatan Belajar
Apalagi jika ada anak tak sekolah karena bangunannya rusak atau roboh, maka yang patut disalahkan adalah dinas atau kakanwil setempat, kata Suryadharma Ali seusai meletakkan batu pertama Rumah Susun Sewa (Rusunawa) bersama Menteri Perumahan Djan Faridz di Pondok Pesantren Tambhigul Hofilin, Desa Mantrianom, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu.
Tampak hadir pada kesempatan itu para ulama, pengasuh Ponpes Tambhigul Hofilin Muhammad Hamzah dan sejumlah pejabat dari Kakanwil Kemenag Jateng.
Menag Suryadharma Ali menyatakan, dana untuk anak bersekolah sudah cukup. Jika ada orangtua tak mampu, maka pemerintah mengeluarkan bantuan berupa dana bantuan sekolah atau yang dikenal BOS.
Karena itu, menurut Suryadharma, tidak ada alasan bahwa dewasa ini jika dijumpai ada anak tak bersekolah hanya disebabkan orangtua tak mampu atau bangunan sekolah rusak.
"Saya akan menjewer Kakanwil jika menjumpai bangunan sekolah rusak terlambat diperbaiki," katanya.
Perhatian pemerintah terhadap pendidikan demikian besar. Termasuk di dalamnya untuk pondok pesantren dan madrasah.
Untuk itu ia datang ke Ponpes di Banjarmasin itu untuk meletakkan batu pertama yang diperuntukkan bagi kalangan pengajar di pondok pesantren.
"Saya menyampaikan apresiasi terhadap Kementerian Perumahan yang ikut ambil bagian mendukung kelengkapan pemondokan bagi tenaga pengajar di sini," kata Suryadharma Ali.
Jasa Pondok Pesantren terhadap kemajuan bangsa demikian besar. Bukan hanya mengisi keimanan bagi para santri, tetapi lebih dari itu Ponpes telah mengembangkan pendidikan agama di berbagai tempat. Melalui pendidikan agama itu pula sekarang dapat dirasakan banyak anak bisa membaca Al Quran, mampu membaca kitab kuning.
"Karena itu membantu pesantren, termasuk di dalamnya melengkapi dengan Rusunawa, merupakan kewajiban pemerintah," ia menegaskan.
Banyak program dari pendidikan di Ponpes harus didukung para ulama. Kesemuanya untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan anak. Ulama dan para kiai tak boleh berdiam diri.
"Saya minta para ulama hendaknya lebih agresif untuk memajukan pendidikan," ia menambahkan.
Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya selama 2010 sampai 2013 telah membangun 82 unit Rusunawa di berbagai tempat. Termasuk di Jawa Tengah. Kedepan, pembangunan Rusunawa akan ditingkatkan dua kali lipat, yaitu 200 unit di 28 provinsi. Pihaknya memprioritas pembangunannya di lingkungan lembaga pendidikan agar kualitas pendidikan makin baik ke depannya.
"Kami sangat peduli dengan pembangunan Rusunawa di lingkungan lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya pondok pesantren," kata Djan.
[ant/sur]