Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Ini Rahasia Sukses Veronica Colondam Membangun YCAB, Menciptakan Dampak ...

Ini Rahasia Sukses Veronica Colondam Membangun YCAB, Menciptakan Dampak ...

SERUUU !! Bincang Bareng dengan Para Komunitas Fotografi Jakarta - PART 1

HT Berikan Kuliah Umum di Undip



Fakultas Ilmu Budaya Undip mengundang CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo untuk menularkan jiwa wirausaha kepada para mahasiswa yang dikemas dalam kuliah umum dengan tema 'Membangun jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa' Sabtu, (13/4) di Undip Pleburan.
Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi MES PhD dalam sambutannya saat membuka kuliah umum mengatakan bahwa kuliah umum ini sangat memberikan nilai positif dan memberikan inspirasi untuk berani berwirausaha bagi para mahasiswa.
Rektor berharap para mahasiswa setelah lulus jangan hanya berorientasi untuk menjadi pegawai atau PNS jadilah seorang yang bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
Dalam kuliah umum itu CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo menjelaskan, keberhasilan itu tidak bisa diukur dari berapa lama usaha yang kita geluti tapi seberapa kita fokus dan konsisten untuk menekuni dan mengembangkan usaha yang sedang kita jalankan.
Sementara itu Dekan FIB Undip Dr Agus Maladi Irianto saat ditemui disela acara mengatakan tujuan mengundang CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo dikarenakan, HT adalah salah satu tokoh nasional yang punya pengaruh di Indonesia khususnya di bidang media massa diharapkan HT dapat berbagi pandangan dan pemikirannya.


[SM/MYD]

12 Anggota YFKI Foundation Mengikuti Pelatihan Fundraising

12 Anggota YFKI Foundation yang mengikuti pelatihan fundraising.
(Foto : Davinanews)
Minggu (31/3) sebanyak 12 anggota YFKI Foundation, mengikuti Pelatihan Fundraising yang diselenggarakan oleh Fundraiser University (FU).

Adapun 12 orang yang mengikuti pelatihan tersebut adalah :
1. Antariksa Ragil Saputra
2. Basar
3. Khoirul Azmi
4. Eri Setiawan
5. Abdul Fatah
5. Istianah Setyaningsih
7. Tri Waliyatul N
8. Rahayu
9. Ambarwati
10. Ita Kristiani
11. Rita Mujiastuti
12. Rokhimah

Pelatihan diselenggarakan di Sim-Six Resto Garden yang berlokasi di daerah Tembalang, Semarang.

Dalam pelatihan kali ini Tim Fundraiser University (FU) memberikan materi dasar mengenai fundraising dan etika fundraising bagi lembaga nirlaba.

Anggota yang mengikuti pelatihan merasa sangat senang dengan diikutsertakannya mereka dalam acara yang belum pernah mereka ikuti tersebut.

"Acara seperti ini sangat bagus untuk memperdalam pengetahuan kami dibidang fundraising," kata Eri Setiawan yang memberikan kesan-kesannya setelah selesai acara kepada Tim Komunikasi yfki.org

Sementara itu Rita Mujiastuti yang memberikan testimoni di akun facebooknya membuat status seperti dibawah ini :

acara hari ini,, 
SERUMENYENANGKAN
MENGASYIKKAN
n smga apa yg mnjdi tujuan qt dapat terwujud, AMIN

Ada kejutan spesial juga yang dilakukan oleh salah satu anggota YFKI Foundation, Rahayu. Dimana Rahayu memberikan surprise birthday party kepada penasehat YFKI Foundation, Bpk. Yoyo Sunaryo yang kebetulan saat itu menghadiri acara pelatihan.

"Terima kasih atas surprise dan do'anya, jujur saya tidak pernah menyangka akan diberi kejutan seperti ini." ungkap Yoyo kepada Tim Komunikasi yfki.org

Acara yang dimulai pada pukul 10.00 wib tersebut berakhir hingga pukul 16.00 wib yang ditandai dengan foto bersama.


[Sumber : yfki.org]

Universitas Indonesia Bangun Rumah Sakit

Ilustrasi Logo UI. (Foto : Davinanews.com)

Universitas Indonesia akan membangun rumah sakit pendidikan untuk masyarakat umum tahun ini.
Wakil Rektor I Universitas Indonesia, Muhammad Anis mengatakan keberadaan rumah sakit itu untuk membantu pelayanan kesehatan masyarakat di Depok dan sekitarnya, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. »Ditargetkan mulai beroperasi pada 2015,” kata Anis, Jumat 28 Maret 2013.
Gedung rumah sakit yang berdiri di atas lahan seluas 70 ribu meter persegi di dalam kampus itu memiliki 14 lantai. Anis menambahkan, rumah sakit tersebut juga dilengkapi dengan peralatan medis modern dan gedung tahan gempa.
Pada tahap awal, rumah sakit ini baru mampu menampung 300 pasien rawat inap. Selanjutnya, kata Anis, kapasitasnya akan ditambah menjadi 900 tempat tidur. Selain itu, rumah sakit ini bakal dilengkapi stroke center. Semua dokter dan perawatnya, menurut Anis, adalah lulusan Universitas Indonesia.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ratna Sitompul mengatakan telah menyeleksi sejumlah dokter baru dan perawat. »Kami lihat terlebih dahulu berapa banyak yang bisa direkrut dari dalam, kalau kalau belum memenuhi, tidak tertutup kemungkinan mengambil dari luar kampus,” katanya.
Dalam membangun rumah sakit pendidikan yang melayani masyarakat umum, Anis mengatakan perlu berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Depok, terutama dalam melayani pasien pengguna Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
»Karena nantinya harus ada komunikasi dengan Rumah Sakit Umum Daerah,” kata dia. Anis berharap rumah sakit pendidikan ini mampu menekan jumlah pasien Jamkesda di Depok yang dirujuk ke rumah sakit di Jakarta.


[tempo/myd]

Wanita sebagai Madrasatul Ula



Dia datang lagi...

Salah satu teman lama saya di pengajian.
Seorang wanita tinggi-besar, berusia 30-an,  dengan wajah cukup manis.
Tapi yang paling saya ingat adalah kecerdasannya, dan kepeduliannya pada nasib sesama wanita dari kalangan miskin.

Dia : “Masih ingat saya?” katanya seperti biasa bila ia datang.
Saya : “Saya tak pernah melupakan orang seperti kamu.”
Dia : “Terimakasih…”

Saya : “Ada apa? Kamu tidak akan menemui saya bila tak ada masalah;  walau kamu juga tahu bahwa saya tidak bisa memberikan solusi apa-apa…”
Dia : “Saya juga tidak tahu kenapa saya harus menemui Bapak. Yang jelas, saya datang seperti biasa, membawa pertanyaan!”
Saya : “Oh, ya? Sekarang tentang apa?”

Dia : “Kira-kira kita harus melakukan apa agar perempuan Indonesia dapat memberikan kontribusi yang baik buat bangsa ini?”
Saya : "Yang kamu maksud “kita” itu sebenarnya kamu sendiri kan? Setidaknya, kamu yang mau jadi pelopornya kan?"
Dia : "Saya akan ajak teman-teman, dan siapa pun yang mau terlibat."

Saya : "Bukankah sudah banyak pihak, negara maupun swasta, yang melakukan berbagai usaha untuk memajukan wanita Indonesia?"
Dia : "Iya sih. Tapi… saya juga merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu…".
Saya : "Bagus itu! Dan, menurut saya, ada yang menarik dari pertanyaan kamu, yaitu adanya keinginan untuk membuat wanita Indonesia berperan aktif  memberikan kontribusi kepada bangsa, bukan pasif dengan, misalnya, menerima saja hasil pembangunan yang dikerjakan orang lain. Saya kira, itu mewakili kecenderungan kamu selama ini, bukan?"

Dia : "Begitulah, kira-kira…".
Saya : "Dan kamu pikir saya bisa menjawab pertanyaan berat itu?"
Dia : "Setidaknya, … bantulah saya berpikir, Pak! Maksud saya, bantulah saya untuk menjebol kebuntuan ini."
Saya : "Baik, baik, baik… Setidaknya kita bisa ngobrol ya?"
Dia : "Iya, Pak."

Saya : "Kita mulai dari tinjauan umum ya?"
Dia : "Dari sudut pandang deduktif?"
Saya : "Iya!"
Dia : "Silakan mulai, Pak."

Saya : "Secara fisik, wanita diciptakan berbeda dari pria … tentu karena ada tujuan tertentu dari Sang Maha Pencipta."

Dia : "Bahwa wanita harus jadi ibu dan bekerja di rumah? Dan pria harus jadi bapak dan bekerja di luar rumah?"

Saya : "Ya! Tapi kamu harus mengoreksi pemahamanmu tentang istilah rumah!"
Dia : "Nah, ini yang saya cari. Bagaimana Bapak memahami istilah rumah?"

Saya : "Dalam pengertian hakiki (denotatif) yang sempit, rumah adalah tempat tinggal kita. Tempat kita berteduh, tidur, makan, mandi, buang air, berkumpul dengan keluarga, dan lain sebagainya. Tapi dalam arti majasi (konotatif; kiasan) yang lebih luas, rumah juga bisa berarti negara!

Dia : "Negara?"
Saya : "Ya. Bukankah negara itu pada hakikatnya adalah sebuah rumah yang besar?"
Dia : Hm, ya, ya!

Saya : Dan, tahukan kamu apa kata Rasulullah tentang negara dan wanita?
Dia : "Tidak tahu."

Saya : "Beliau mengatakan bahwa “wanita adalah tiang negara” (Al-mar’atu ‘imadul-bilad).
Dia : Oh! Terus, maksudnya apa? "Itu… kedengarannya masih abstrak buat saya."

Saya : Ya! Saya memang sedang mengajak kamu untuk berpikir abstrak!
Dia : Maksud Bapak?

Saya : Maksud saya, mari kita pahami istilah rumah, istilah negara… secara abstrak. Mari kita lepaskan bayangan tentang rumah, dan juga negara, yang berupa bangunan-bangunan fisik, yang dengan kata lain berarti infra struktur. Mari kita memahaminya secara kebalikan.
Dia : Belum jelas…

Saya : "Rumah, negara, … yang semula kita bayangkan sebagai infra struktur, sebagai bangunan-bangunan fisik, mari kita pahami sebagai supra struktur, sebagai bangunan-bangunan non-fisik!"
Dia : Rumah, atau negara … bila dipahami sebagai bangunan non-fisik, berarti… apa? Saya tidak tahu!

Saya : Oke! Sekarang, saya bantu ya… Manusia adalah makhluk yang terdiri dari badan dan jiwa. Badan manusia, manusia bukan?
Dia : Emh, ya… iya lah, manusia!

Saya : Jiwa manusia, manusia bukan?
Dia : Ya, ya tentu saja, manusia.

Saya : "Apa bedanya antara badan manusia dengan jiwa manusia?"
Dia : Apa ya? Eh, begini barangkali! Badan manusia itu, karena bersifat fisik, maka dia kelihatan. Sedangkan jiwa manusia, karena non-fisik, dia tidak kelihatan.

Saya : Nah! Sebuah permulaan yang baik. Sekarang kaitkan dengan rumah sebagai sebuah bangunan fisik, dengan rumah sebelum menjadi bangunan fisik.
Dia : Rumah… sebelum menjadi bangunan fisik? Berarti itu… konsep tentang rumah doong!

Saya : Ya! Konsep tentang rumah. Konsep tentang rumah itu, rumah bukan?
Dia : "Kalau analoginya manusia tadi… berarti yaa rumah. Rumah non-fisik.

Saya : "Terus, bila dikaitkan dengan negara?"

Dia : "Negara… Negara non-fisik ya? Berarti konsep tentang negara ya?"

Dia : "Iya. Konsep tentang negara itu, negara bukan?"
Dia : "Yaa … negara, tapi non-fisik… Wah, saya jadi bingung nih."

Saya : "Kenapa bingung! Saya hanya ingin mengajak kamu memahami betul bahwa segala bangunan fisik itu, apakah berupa rumah, bahkan berupa negara pun, semua bermula dari sebuah konsep."
Dia : Ooo, begitu ya? Terus apa hubungannya dengan kata Rasulullah tadi… bahwa “wanita adalah tiang negara”?

Saya : Nah! Kalau dihubungkan dengan pernyataan itu… Menurut kamu, apakah yang dimaksud dengan “negara” oleh Rasulullah itu adalah negara dalam arti bangunan fisik?
Dia : Tentu harus dijelaskan dulu… Negara dalam arti bangunan fisik itu apa?

Saya : "Menurut kamu, apa?"
Dia : "Tanah, air, sebuah wilayah geografis, yang di atasnya didirikan bagagai sarana fisik, infra struktur, berupa gedung-gedung, jalan, jembatan, dan lain-lain."

Saya : "Nah! Sekarang, coba kamu sebutkan, dari semua bentuk infra struktur itu, bangunan apa yang disebut “tiang negara”?"
Dia : Apa ya? Istana negara kah? Gedung DPR kah? Gedung kehakiman? Gedung kejaksaan?

Saya : Hahaha! Kalau begitu, di mana letak “wanita sebagai tiang” negara?
Dia : "Wadduh, di mana ya?"

Saya : "Yang pasti, dia bukan di wilayah bangunan fisik itu!"
Dia : Jadi?

Saya : "Posisi wanita sebagai tiang negara letaknya di dalam supra struktur! Di dalam bangunan non-fisik!"
Dia : Oh! Jelasnya?

Saya : "Periksa, cermati secermat-cermatnya konsep tentang negara! Dan, khususnya dalam obrolan kita sekarang, temukan di mana posisi wanita sebagai “tiang negara”!"
Dia : "Wadduh, di mana ya? Saya bingung…".

Saya : "Pikirkan apa itu konsep tentang negara!"
Dia : "Negara adalah sarana untuk membuat kita bisa hidup bersama, dalam keteraturan, kesejahteraan, kedamaian, kerukunan, keamanan…".

Saya : "Nah! Di mana posisi wanita sebagai tiang negara? Apakah di dalam keteraturan, kesejahteraan, kedamaian, kerukunan, atau keamanan?"
Dia : Di mana ya? Apakah di …di…dalam semua itu?

Saya : Ya! Di dalam semua itu? Tapi, persisnya di mana?
Dia : "Wadduh, Bapak! Jangan bikin saya bingung terus doong!"

Saya : "Heuh, dasar perempuan! Kalau diajak berpikir bingung melulu!"
Dia : "Kok Bapak jadi ngomong begitu!"

Saya : "Makanya bebaskan dirimu dari cap bahwa wanita malas berpikir!"
Dia : "Saya tidak malas berpikir. Makanya saya datang menemui Bapak."

Saya : "Kamu benar." Saya tahu kamu cerdas dan tidak malas berpikir. Makanya, sekarang coba pikirkan di mana letak wanita sebagai tidang negara dalam konsep tentang negara.
Dia : "Sudah berpikir, tapi… buntu!"

Saya : "Coba kamu ingat hadis yang mengatakan bahwa “sorga tergantung pada kemajuan kaum ibu”!
Dia : "Memang ada hadis yang begitu, Pak? Seingat saya hadisnya mengatakan bahwa “sorga di bawah telapak kaki ibu”.

Saya : Bunyi hadisnya: Al-jannatu tahta aqdamil-ummahat. Al-jannatu (al-jannah) biasa diartikan sebagai sorga di akhirat sana. Aqdamil-ummahat selalu diartikan telapak kaki ibu. Sekarang, coba kamu pikirkan arti yang lain!
Dia : "Arti yang lain? Saya… enggak tahu, Pak!"

Saya : "Pikirkan apa yang akan terjadi bila al-jannah kamu artikan sebagai negara, dan bila aqdamil-ummahat kamu artikan kemajuan kaum ibu!"
Dia : "Memangnya bisa diartikan begitu, Pak?"

Saya : "Bisa! Kalau ada yang protes, biar mereka tanya kepada saya!"
Dia : "Jadi, negara… Atau tepatnya kemajuan negara tergantung pada kemajuan kaum ibu. Begitu?"

Saya : "Ya. Sekarang, coba kamu hubungkan dengan hadis terdahulu, bahwa wanita adalah tiang negara."
Dia : "Jadi, bila kaum wanita maju, maka mereka bisa jadi tiang negara? Begitu kah, Pak?"

Saya : "Ya. Tapi di mana posisi wanita sebagai tiang negara itu?"
Dia : "Yaa, saya kira… bisa di mana-mana doong!"

Saya : "Tidak! Dia harus ada di posisi yang paling menentukan!"
Dia : "Posisi yang paling menentukan? Di mana tuh?"

Saya : "Di bidang pendidikan!"
Dia : "Wah, dasarnya apa, Pak?"

Saya : "Sebuah hadis yang menyebut wanita sebagai madrasatul-ula!"
Dia : "Arti hadis itu?"

Saya : "Wanita, bila diumpamakan lembaga pendidikan (sekolah), maka dia adalah lembaga pendidikan yang pertama, yang dari dalamnya keluar generasi-generasi yang akan memajukan negara, dan membuat negara menjadi bagaikan sorga!"
Dia : "Ooo… Jadi, wanita harus terjun ke bidang pendidikan ya, Pak?"

Saya : Al-Qurãn mengumpamakan wanita sebagai lahan pertanian.(
Al-Baqarah ayat 223).Tentu bukan (hanya) fisiknya yang diumpamakan demikian. Tentu perumpamaan itu, secara khusus, mengacu kepada fungsi wanita sebagai ‘produsen’ dari generasi yang berkualitas unggul.

Dia : "Jadi, wanita hanya boleh terjun di bidang pendidikan?"

Saya : "Apakah, menurut kamu, pendidikan itu bukan bidang yang mulia, kurang bergengsi, kurang menantang, kurang merangsang adrenalin?"

Dia : "Bukan begitu, tapi apakah wanita tidak boleh terjun ke bidang-bidang lain?"

Saya : "Bila bidang pendidikan sudah beres, mengapa tidak? Tapi, bukankah dalam kehidupan kita sekarang ini, khususnya di negara kita, bidang pendidikan adalah bidang yang paling tidak beres?"

Dia : "Jadi…".

Saya : "Terutama, kalau kita bicara pendidikan, yang paling kurang digarap itu adalah pendidikan moral. Itulah yang menjadi kekurangan terbesar bangsa kita!"

Dia : "Jadi…".

Saya : "Saya tak ragu mengatakan bahwa bangsa kita ini adalah bangsa yang bobrok secara moral, sehingga kita menjadi bangsa yang korup, pengabai falsafah dan undang-undang, pelanggar peraturan agama, dan…".

Dia : "Jadi…"

Saya : "Terjun ke bidang pendidikan! Pimpin kaum wanita untuk terjun ke bidang pendidikan! Itu yang paling mendesak yang harus kamu lakukan!"

Dia : "Tapi, Pak, di mana-mana kaum wanita kita terjebak dalam kemiskinan…!"

Saya : "Kamu benar! Kalau begitu, mulailah dengan menciptakan lembaga-lembaga pendidikan yang akan membuat mereka mampu bangkit dari kemiskinan. Buka wawasan mereka. Beri mereka latihan-latihan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dan…".

Dia : "Dan… apa lagi, Pak?"

Saya : "Cukup sekian dulu! Nanti kita bisa ngobrol lagi."

Dia : "Tapi… sepertinya Bapak ingin mengatakan sesuatu. Jangan bikin saya penasaran, Pak!"

Saya : "Kamu sudah lama lari dari pengajian. Itu sama saja artinya dengan mengabaikan Al-Quran. Kalau benar begitu, apa pun yang kamu lakukan, semua akan jadi percuma!"

Dia : "Saya masih belajar, Pak, walau sendirian."

Saya : "Belajarnya bagus. Tapi, sendiriannya itu… Kalau kamu ingat kata-kata Rasulullah… Ibarat kambing yang  memisahkan diri dari kumpulannya… Dia akan mudah diterkam serigala!"


Penulis : Muhammad Al Amin, Relawan di LP2AI (Lembaga Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Indonesia)

Game untuk Atasi Fobia Matematika

Ilustrasi Matematika

Matematika adalah mata pelajaran ilmu pasti yang banyak ditakuti oleh anak-anak sehingga menciptakan fobia matematika.

Para psikolog mengatakan bahwa faktor fobia mereka berasal dari rasa takut tidak bisa mencapai level yang lebih tinggi.

Orang tua dan guru harus menciptakan cara yang inovatif untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, sehingga melupakan fobia tersebut.

Beberapa permainan matematika dapat membantu meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri anak, dan mendorong anak bisa mengatasi fobia matematika, sebagaimana dilaporkan Boldsky.

Sudoku, adalah permainan populer asal Jepang yang menggunakan angka-angka. Permainan ini merupakan aktivitas yang baik untuk otak, karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara rasional.

Puzzle geometrik, adalah jenis permainan matematika sederhana untuk anak. Puzzle adalah aneka rupa bentuk yang berbeda yang harus disusun menjadi satu kesatuan. 

Permainan ini sangat baik untuk anak, karena selain menyenangkan juga baik untuk meningkatkan kemampuan otak. Selain itu, anak juga dilatih untuk memiliki kemampuan menganalisa.

Permainan matematika lain yang dapat melatih otak adalah kubus rubik. Susunan kubus dengan aneka warna ini, adalah permainan yang cukup efektif untuk membantu mengatasi masalah fobia matematika pada anak. 

Permainan pola kubus ini mampu meningkatkan kemampuan berpikir, serta membantu meningkatkan kemampuan berhitung anak.



[ant/mrdp]

Anak tak Boleh Kehilangan Kesempatan Belajar



Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan, anak tak boleh kehilangan kesempatan untuk belajar di sekolah karena seluruh dana untuk pendidikan dewasa ini telah tercukupi.

Apalagi jika ada anak tak sekolah karena bangunannya rusak atau roboh, maka yang patut disalahkan adalah dinas atau kakanwil setempat, kata Suryadharma Ali seusai meletakkan batu pertama Rumah Susun Sewa (Rusunawa) bersama Menteri Perumahan Djan Faridz di Pondok Pesantren Tambhigul Hofilin, Desa Mantrianom, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu.

Tampak hadir pada kesempatan itu para ulama, pengasuh Ponpes Tambhigul Hofilin Muhammad Hamzah dan sejumlah pejabat dari Kakanwil Kemenag Jateng.

Menag Suryadharma Ali menyatakan, dana untuk anak bersekolah sudah cukup. Jika ada orangtua tak mampu, maka pemerintah mengeluarkan bantuan berupa dana bantuan sekolah atau yang dikenal BOS.

Karena itu, menurut Suryadharma, tidak ada alasan bahwa dewasa ini jika dijumpai ada anak tak bersekolah hanya disebabkan orangtua tak mampu atau bangunan sekolah rusak. 

"Saya akan menjewer Kakanwil jika menjumpai bangunan sekolah rusak terlambat diperbaiki," katanya.

Perhatian pemerintah terhadap pendidikan demikian besar. Termasuk di dalamnya untuk pondok pesantren dan madrasah. 

Untuk itu ia datang ke Ponpes di Banjarmasin itu untuk meletakkan batu pertama yang diperuntukkan bagi kalangan pengajar di pondok pesantren.

"Saya menyampaikan apresiasi terhadap Kementerian Perumahan yang ikut ambil bagian mendukung kelengkapan pemondokan bagi tenaga pengajar di sini," kata Suryadharma Ali.

Jasa Pondok Pesantren terhadap kemajuan bangsa demikian besar. Bukan hanya mengisi keimanan bagi para santri, tetapi lebih dari itu Ponpes telah mengembangkan pendidikan agama di berbagai tempat. Melalui pendidikan agama itu pula sekarang dapat dirasakan banyak anak bisa membaca Al Quran, mampu membaca kitab kuning.

"Karena itu membantu pesantren, termasuk di dalamnya melengkapi dengan Rusunawa, merupakan kewajiban pemerintah," ia menegaskan.

Banyak program dari pendidikan di Ponpes harus didukung para ulama. Kesemuanya untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan anak. Ulama dan para kiai tak boleh berdiam diri. 

"Saya minta para ulama hendaknya lebih agresif untuk memajukan pendidikan," ia menambahkan.

Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya selama 2010 sampai 2013 telah membangun 82 unit Rusunawa di berbagai tempat. Termasuk di Jawa Tengah. Kedepan, pembangunan Rusunawa akan ditingkatkan dua kali lipat, yaitu 200 unit di 28 provinsi. Pihaknya memprioritas pembangunannya di lingkungan lembaga pendidikan agar kualitas pendidikan makin baik ke depannya.

"Kami sangat peduli dengan pembangunan Rusunawa di lingkungan lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya pondok pesantren," kata Djan. 



[ant/sur]

12 Perwakilan Pengurus ICDL Jawa Tengah Hadiri Launching ICDL Jawa Barat




12 Perwakilan Pengurus ICDL Jawa Tengah yang Menghadiri Launching 
ICDL Propinsi Jawa Barat, Kamis (14/3).  (Foto : Davinanews)
Davinanews.com - Jawa Barat. Bertempat di Asrama Haji Pondok Gede-Jawa Barat, Kamis (14/3) sebanyak 12 perwakilan pengurus ICDL Jawa Tengah menghadiri Peresmian Pelaksanaan Program ICDL di Madrasah Aliyah (MA), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Pesantren di Propinsi Jawa Barat.

Perwakilan 
Adapun 12 orang Perwakilan Pengurus ICDL Jawa Tengah tersebut antara lain, yaitu :
1. Rakiman Budi Sukamto - Manajer Area Jawa Tengah dan DIY
2. Rudy Maryono - Wakil Manajer Area Jawa Tengah dan DIY
3. Abdurrazak - Koordinator Area Yogyakarta
4. Agus Sobir, Koordinator Area Kedu
5. Heru Antono, Koordinator Area Banyumas
6. Wahyudi, Manajer Distrik Kota Semarang 
7. Casila, Manajer Distrik Kab. Boyolali
8. Ahmad Sya'roni, Manajer Distrik Kab. Kebumen
9. Aryanto, Manajer Distrik Kab. Banjarnegara
10. Lysdiyah Ambarwati, Manajer Distrik Kab. Sukoharjo
11. Machtum Efendi, Manajer Distrik Kab. Purbalingga 
12. Moh. Burhanudin, Manajer Distrik Kab. Cilacap

Beberapa orang dari perwakilan pengurus ICDL dari Propinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta dan Jawa Timur pun tampak hadir dengan berbagai moda transportasi yang beraneka ragam guna mensukseskan acara ini.

Acara yang sedianya dihadiri dan dibuka oleh Menteri Agama RI, Drs. Suryadharma Ali, M.Si tersebut akhirnya diwakili oleh Jendral Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag RI, Prof. DR. H. Nursyam, M.Si dikarenakan Menteri Agama memiliki agenda penting secara bersamaan yang tidak dapat ditinggalkan. 

Dalam sambutannya Nursyam menyampaikan pesan dari Menteri Agama bahwa kerja sama antara Kementerian Agama dengan ICDL Indonesia perlu diteruskan dan ditingkatkan karena begitu pentingnya ketrampilan komputer berstandar internasional yang diakui oleh dunia internasional akan mampu membawa nama baik madrasah dan pesantren Indonesia dimata internasional. 

Hadir pula dalam kesempatan kali ini beberapa pejabat dilingkungan kementerian agama seperti dari Kanwil Kemenag Propinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY Yogyakarta serta Jawa Timur.

Duta Besar
Disamping dihadiri oleh beberapa pejabat dari Kementerian Agama Republik Indonesia, acara ini juga dihadir pula oleh para duta besar negara tetangga yaitu antara lain dari:
1. Dubes Iran : H.E Mahmoud Farazandeh
2. Dubes Sudan : H.E Abdul Al Rahim Al Siddiq
3. Dubes Suriname : H.E Titi Amina Pardi
4. Dubes Kesultanan Sulu dan Sabah, Datuk Sir Drs.H.A.I. Ali Tanjung, SH, MH, KRSS

Tak ketinggalan pula hadir para sahabat dan rekanan ICDL, seperti : CEO ECDL Foundation (Mr. Damien A. Sullivan), Perwakilan YPI Malaysia (Datuk Maphilindo Isa), PT. Alaisys, PT. CSM dan Bank Danamon Cabang Tangerang.

Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 1.300 orang tamu undangan tersebut menurut Managing Director ICDL Indonesia Bambang Hedianto, S. Kom, MRHSSS saat diwawancarai  Davinanews.com mengatakan bahwa acara kali ini merupakan kelanjutan dari peresmian pelaksanaan program ICDL di Propinsi Jawa Timur.

"Peresmian hari ini adalah kelanjutan dari peresmian pelaksanaan program ICDL yang telah kami lakukan di Propinsi Jawa Timur dua bulan yang lalu." Kata Bambang kepada Davinanews.com

Sementara itu Rakiman Budi Sukamto, Manajer Area Jawa Tengah dan DIY saat ditanya Davinanews.com mengenai rencana launching ICDL Jawa Tengah dan DIY menjawab dengan singkat, "Tunggu saja tanggal mainnya, tidak lama kok paling lambat awal bulan April ICDL DIY Yogyakarta akan menyusul, kemudian baru ICDL Jawa tengah." tutup Rakiman sambil permisi memasuki mobil mercynya.


[dvn/myd] 

RI-Irlandia Tandatangani Kerja Sama Pendidikan Ketrampilan Digital


Chairman ICDL Indonesia, MYR Datuk Agung Sidayu (kiri) dan 
Mr. Damien A. Sullivan, CEO ECDL Foundation (kanan)
sedang menandatangani perjanjian kerjasama dalam bidang
pendidikan ketrampilan digital, di Hotel Ritz Carlton Jakarta,
Rabu (13/4). (FOTO : DA VINA)
Bertempat di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu (13/3) dalam rangka meningkatkan kemampuan program digital generasi muda, Pemerintah Indonesia dan Irlandia bekerja sama dalam bidang pendidikan. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan kerjasama di bidang pendidikan antara The International Computer Driving License (ICDL) yang diwakili ICDL Asia, Mr. Damien A. Sullivan, CEO ECDL Foundation dengan Chairman ICDL Indonesia, MYR Datuk Agung Sidayu yang juga selaku ketua Yayasan Pendidikan Indonesia (YPI).

"Implementasi ICDL digital skill programme ini dilaksanakan di 4000 sekolah di bawah Kementerian Agama," kata Menteri Anggaran dan Reformasi Birokrasi Irlandia, Brendan Howlin, dalam kunjungan kerjanya di Jakarta, (14/3).

Pada akhir 2012, Kementerian Agama telah menandatangani MOU dengan ICDL Indonesia untuk implementasi ICDL Concept di Madrasah dan Pesantren di Indonesia. Dengan kerja sama tersebut, maka Kemenag telah merecognize ICDL untuk di implementasikan di Madrasah dan Pesantren di seluruh Indonesia. Meski demikian, karena jumlah keseluruhan Madrasah dan Pesantren di Indonesia mencapai 67.000 unit, maka ICDL Indonesia akan melaksanakan  di 4.000 Madrasah di Pulau Jawa pada triwulan I 2012.

Menurut Brendan, sejumlah fokus kerjasama yang akan dilakukan Irlandia di Indonesia adalah pendidikan, termasuk platform di bidang pendidikan. Brendan menyatakan bahwa Irlandia memiliki keunggulan dalam riset dan pengembangan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), nano teknologi serta pendidikan. Ini pula yang akan dikerjasamakan di Indonesia. "Kerja sama Irlandia dengan Pemerintah RI memang tidak hanya dalam bidang pendidikan. Kami juga menawarkan Indonesia kerjasama dalam meningkatkan hubungan ekonomi," katanya.

Menurutnya, krisis ekonomi global yang melanda dunia, dirasakan pula oleh Irlandia selama hampir tiga tahun. Saat stabilitas sudah kembali relatif stabil, Irlandia melihat bahwa peluang global terbuka luas di kawasan Asia termasuk Indonesia. "Indonesia adalah anggota G-20 yang memiliki profil ekonomi kuat. Awal 2013 ini, menjadi titik tolak baru bagi kebangkitan Irlandia yang ditandai antara lain dengan meningkatnya GDP dan tercapainya stabilitas pasar modal. Saat ini, Irlandia juga dipercaya memegang posisi presidensy Uni Eropa terhitung sejak Januari, berlangsung selama enam bulan ke depan. Momen ini dimanfaatkan sebaik mungkin untuk juga meningkatkan hubungan antara Indonesia dengan Uni Eropa," katanya.

Howlin mengungkapkan, tercatat saat ini lebih dari 1.000 perusahaan Eropa yang berinvestasi di Indonesia dan menciptakan lebih dari sejuta lapangan kerja. Ekspor Indonesia ke Eropa tahun lalu tercatat sebesar 14,7 miliar Euro (19,8 miliar dolar AS). Surplus bagi Indonesia mencapai lebih dari 3 miliar Euro. Sedangkan, posisi Irlandia dalam Uni Eropa ini dapat dimanfaatkan untuk menjangkau pasar Eropa yang memiliki potensi besar dengan 455 juta warga di dalamnya. Karena hal itu, Irlandia berminat meningkatkan hubungan ekonomi dengan Indonesia.

Ekspor dari Irlandia pada 2011 mencapai 15,2 miliar Euro, diharpakan akan meningkat seiring dengan terbangunnya kerjasama yang baik antar negara termasuk Indonesia. Howlin juga menambahkan, ia tertarik dalam melakukan kerjasama di research bidang ICT. Ini diwujudkan melalui berbagai peningkatan teknologi melalui berbagai agenda. "Irlanadia bukan negara besar, tetapi punya keunggulan bidang ICT, meski tak sebesar Amerika Serikat atau Australia," katanya.

Sementara itu Bambang Hedianto, Managing Director ICDL Indonesia saat di hubungi Davinanews.com melalui telepon selularnya menyampaikan bahwa kerjasama tersebut merupakan langkah stategis bagi ICDL khususnya dan pemerintahan RI tentunya dalam menjalin hubungan bilateral yang saling menguntungkan. 

Lebih lanjut Bambang menyampaikan bahwa pencapaian ICDL Indonesia selama 12 bulan ini merupakan prestasi sangat yang luar biasa dikarenakan tidak ada satupun negara yang dapat menandingi perolehan ATC (Approve Test Center) ICDL Indonesia. " Kami seakan tidak menyadarinya dimana kami dapat mencapai perolehan ATC yang hampir mendekati angka 4.000 ATC. Dan itu pun baru sebatas di pulau Jawa, belum menyebrang ke luar pulau Jawa. " tutup Bambang sambil geleng-geleng kepala serasa tidak percaya atas hasil kerja tim nya yang begitu luar biasa tersebut.


[dvn/myd]

Selandia baru tawarkan 50 beasiswa pascasarjana

Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia David Taylor. (FOTO DA VINA)
Pemerintah Selandia Baru menawarkan sebanyak 50 beasiswa pascasarjana bagi masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan studi di sejumlah universitas negeri di negara tersebut. 

"Studi pascasarjana tersebut dilaksanakan di delapan universitas negeri yang berada di negara kami," kata Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia David Taylor saat jumpa wartawan di Jakarta, Kamis.

Pendaftaran program beasiswa pascasarjana akan dibuka hingga April 2013, ujarnya. 

David Taylor lebih lanjut menjelaskan kerja sama antar pemerintah ke dua negara Selandia Baru dan Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan tinggi sudah berjalan baik.

"Kami sudah menjalin kerja sama dengan Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud serta sejumlah universitas negeri di Tanah Air antara lain Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gajah Mada (UGM)."

Lebih lanjut David Taylor menjelaskan terkait rencana pameran pendidikan Selandia Baru. Sebanyak 25 universitas terkemuka di Selandia Baru hadir dalam pameran New Zealand Education, yang akan berlangsung di tiga kota, yakni Jakarta (17/3) Hotel Grand Hyatt, Marriot Surabaya (20/3) dan Marriot Medan (16/3).

Beberapa kampus yang akan hadir dalam pameran pendidikan ini, antara lain The University of Auckland, University of Waikato, Victoria University of Wellington, dan Massey University.

Ia mengatakan pemerintahnya membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia untuk melanjutkan studi untuk program S1, S2 dan S3 di berbagai universitas di Selandia Baru.

"Pemerintah kami menawarkan fasilitas pendidikan bertaraf internasional dengan biaya yang wajar, kualifikasi berkualitas tinggi yang diakui dan dapat ditransfer, serta di dalam sebuah lingkungan yang aman dan bersahabat.

Selandia Baru memiliki proporsi tertinggi dibandingkan dengan negara lain di dunia, di mana seluruh perguruan tinggi kami masuk di dalam peringkat top 500 di dunia, tambahnya.

David Taylor mengatakan pameran pendidikan tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kerja sama antara pemerintah kedua negara di bidang pendidikan.



[ant/tas]

Internet akan gantikan sistem pendidikan non-formal?



Sebelumnya, kekhawatiran mengenai internet yang akan menggantikan posisi guru telah muncul. Internet dinilai membawa dampak negatif karena kecenderungan siswa yang mencari bahan pelajaran melalui internet secara buta, tanpa memperhatikan sisi reliabilitas dari data tersebut.
Namun, di balik kekhawatiran tersebut, rupanya internet juga membawa dampak positif pada beberapa sisi dalam bidang pengajaran. Internet bisa memberikan pengajaran mengenai kemampuan tertentu, seperti memasak, bermain musik, belajar bahasa asing, dan skill lain pada siapa saja yang bisa menjangkaunya.
Kesempatan untuk belajar berbagai hal tambahan di luar pendidikan formal ini diberikan internet secara gratis dan dekat bagi mereka yang bisa mengaksesnya. Mempelajari bahasa asing, memasak, atau musik yang biasanya membutuhkan tambahan waktu dan uang kini bisa didapatkan dengan mudah.
"Aku tinggal di kota kecil dan tak ada tempat untuk belajar bahasa asing. Padahal aku sangat ingin sekali belajar bahasa Jerman. Kemudian aku menemukan situs yang hebat di internet. Situs itu memberikan pembelajaran bahasa Jerman melalui permainan, dan aku bisa mengikutinya dengan mudah. Sekarang aku bisa berbicara sedikit bahasa Jerman," ungkap Sabita Chandran, yang mengaku mendapatkan banyak pelajaran melalui internet.
"Aku ingin belajar gitar namun tak bisa menemukan guru yang tepat di kursus musik. Aku juga merasa cara mengajar mereka membosankan. Lagipula aku tak punya banyak waktu untuk mendatangi kursus musik karena harus belajar ujian. Di internet aku bisa menemukan tutorial yang kubutuhkan. Aku hanya ingin belajar hal dasar dan teknik yang membuatku tertarik, sehingga aku bisa membuat laguku sendiri," ungkap Aditya R, seorang murid berusia 16 tahun.
Chandran dan Aditya adalah beberapa orang yang berhasil menemukan pembelajaran yang mereka inginkan melalui internet. Chandran beralih ke internet karena tidak menemukan guru di kotanya. Sementara Aditya memilih internet karena kebebasan belajar yang ditawarkan, seperti dilansir oleh Times of India (06/02).
Hal yang sama juga terjadi bagi beberapa orang yang ingin belajar memasak, membuat kerajinan, atau bahkan tarian. Ketika mereka tak menemukan kursus yang tepat atau guru yang bisa mengajar, mereka bisa menemukan tutorial yang mereka cari di internet.
Meski begitu, tentu pembelajaran yang didapatkan di internet tak bisa menggantikan pengajaran yang lebih praktis seperti belajar mengendarai mobil atau lainnya. Bagaimana mendapat Anda mengenai survei di atas. Akankah internet mengambil alih sistem pembelajaran kelas untuk kemampuan tambahan di luar pendidikan formal?

sumber: merdeka.com

Dosen UNS Solo ciptakan alat pengolah limbah batik mobile

alat pengolah air limbah batik mobile. ©2013 Merdeka.com

Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, berhasil menciptakan alat pengolah air limbah batik mobile. Alat sederhana tersebut dinamai Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia (UPAL RE). 

UPAL RE merupakan hasil riset sejak 2009, yang sengaja dibuat mobile atau bisa dibawa kemana-mana agar mudah menjangkau perajin batik yang berada di perkampungan. 

Ketua Tim Riset Fakultas Teknik UNS, Budi Utomo berharap dengan alat tersebut, air bekas proses pencucian batik yang berwarna dan mengandung beberapa zat warna sintetis dan alami bisa diurai menjadi lebih jernih.

"Hasilnya bisa lebih jernih karena zat warnanya telah dipisahkan, selain itu kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) juga berkurang. Harapannya air limbah batik yang dibuang ke sungai, bisa memenuhi batas baku mutu lingkungan," ujar Budi kepada wartawan di UNS Solo, Selasa (15/1).

Alat tersebut berupa sebuah bak yang mampu menampung sekitar 250 liter air limbah. Bak air tersebut dilengkapi dengan susunan plat logam yang terdiri dari alumunium dan besi. Nantinya plat tersebut berfungsi sebagai katoda atau arus negatif sedangkan alumunium berfungsi sebagai anoda atau arus positif.

"Kita juga butuh sumber listrik AC 220 Volt yang kita ubah menjadi DC 15 Volt dengan menggunakan adaptor. Fungsinya untuk membantu reaksi kimia yang dilewatkan dalam larutan elektrolit," lanjutnya. 

Budi menerangkan, jika air limbah dimasukkan ke dalam bak, maka akan muncul gelembung-gelembung atau flog yang mengapung ke atas. Gelembung tersebut mampu mengikat zat warna yang terdapat dalam air limbah batik tersebut dalam waktu antara 30 hingga 40 menit.

Menurut Budi, pihaknya telah melakukan percobaan di Kampung Batik Kauman Solo. Hasilnya kandungan COD air limbah batik yang telah diolah menggunakan UPAL RE tersebut mampu dikurangi menjadi 95 persen pada batik yang menggunakan zat pewarna alami. Sementara pada percobaan untuk batik yang menggunakan zat warna sintetis mampu dikurangi 85 persen.

"Dengan alat ini, kandungan COD dari air limbah yang telah diolah mencapai 22 mg/liter atau masih di bawah baku mutu air yang boleh dibuang ke sungai yakni maksimal 150 mg/l. Sedangkan untuk zat warna kita mampu mengurangi dari 339 PtCo menjadi 70 PtCo," pungkasnya.


Sumber: merdeka.com

RSBI Kembali Menjadi Sekolah Biasa

Putusan Mahkamah Konstitusi  
Pelajar (Foto: Ulisa)

Kegelisahan sejumlah pihak itu selesai sudah. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) atau Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) tidak ada lagi. Dengan demikian, maka status sekolah dimaksud kembali menjadi sekolah biasa.
 
Menurut Hakim Konstitusi, Akil Mochtar, keberadaan Pasal 50 ayat (3) Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bertujuan agar pemerintah membuat sekolah rintisan yang nantinya akan menjadi sekolah internasional. Namun norma dalam pasal tersebut tidak memiliki penjelasan dalam pasal-pasal sebelumnya. "UU Sisdiknas itu tidak memberikan penjelasan, tiba-tiba pasal itu muncul sehingga dibatalkan," jelasnya kepada wartawan usai persidangan di Gedung MK di Jakarta,  Selasa (8/1).

MK menilai, RSBI dapat menimbulkan perlakuan diskriminasi dalam dunia pendidikan sehingga dianggap bertentangan dengan prinsip konstitusi. Hanya anak-anak orang kaya saja yang bisa masuk ke RSBI karena biayanya lebih tinggi dibandingkan sekolah regular.  Selain itu, keberadaan RSBI/SBI berpotensi menjauhkan dunia pendidikan dengan jati diri bangsa. Hal ini didasarkan pada fakta penggunaan bahasa asing yakni bahasa Inggris dalam setiap jenjang pendidikan. “Atas alasan itu pula maka MK memutuskan untuk mangabulkan permohonan membubarkan RSBI,” tandasnya.
Lebih lanjut Akil menegaskan, dengan pembatalan pasal ini maka akan berdampak pada status RSBI/SBI yang kini tidak lagi memiliki kekuatan hukum, maka konsekuensinya harus dibubarkan, menjadi sekolah biasa atau  tanpa berlabel Internasional lagi.
Keputusan MK ini disambut baik oleh para pemohon yang hadir dalam sidang itu. Salah satunya Sekretaris Jenderal SFGI, Retno Listyarti. "Saya sangat bersyukur, harus dihormati. Walau ada desenting opinion. Ini bukti MK berpihak pada rakyat," katanya. (JPNN.COM)
Semantara itu Sekjen Badan Eksekutif  Nasional - Badan Pembedayaan Masyarakat Miskin Indonesia (BEN-BPMMI) Ujang B Thaib ketika dimintakan tanggapannya oleh Davina News  juga menyatakan hal yang sama. Menurut Ujang, dengan adanya putusan MK ini maka pembedaan maupun diskriminasi hak anak dalam mendapatkan pendidikan di mata negara tidak akan terjadi. “Seharusnya sekolah swasta pun sama, jika  tujuannya murni dalam rangka membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” tandasnya. (Tim DVN)  

LKS kelas 3 SD berisi resep awet muda dengan isap ganja

LKS kelas 3 SD berisi resep awet muda dengan isap ganja
anak sd. ©depok.go.id
Dalam buku LKS Bahasa Jawa kelas 3 tersebut diceritakan, seorang kakek mempunyai mempunyai resep awet muda. Resep tersebut berupa kebiasaan madat atau mengisap ganja sebelum tidur, minum-minuman keras 2 botol dan menghabiskan rokok 2 bungkus.

Belum lama ini, gambar bintang porno Miyabi nongol di lembar kerja siswa (LKS) di sekolah Jawa Timur. Kali ini ada LKS Bahasa Jawa kelas 3 SD ada kata pesan yang tidak pantas.

Dalam buku LKS Bahasa Jawa kelas 3 tersebut diceritakan, seorang kakek mempunyai mempunyai resep awet muda. Resep tersebut berupa kebiasaan madat atau mengisap ganja sebelum tidur, minum-minuman keras 2 botol dan menghabiskan rokok 2 bungkus.

Ajaran yang dianggap tak pantas dikonsumsi siswa SD tersebut terdapat dalam LKS Fokus Bahasa Jawa untuk kelas 3, yang diterbitkan oleh CV Sindunata Sukoharjo, Jawa Tengah. LKS yang dianggap bermasalah itu sudah digunakan selama setengah semester ini.

Karena terjadi polemik, pihak penerbit siap menarik LKS. "Yang kami edarkan sejak pertengahan tahun ini sudah ada 5000 eksemplar di Jawa Tengah. Kami siap menariknya kembali jika ada perintah dari Dinas Pendidikan" ujar Manager CV Sindunata Sukoharjo Yatim Arohmah di kantornya, Senin (12/11).

Yatim mengatakan, pihaknya sebenarnya mempunyai niatan baik dengan mencetak LKS tersebut. Yakni ingin ikut mencerdaskan bangsa sesuai visi dan misi pendidikan nasional. Yatim juga membantah jika pembuatan LKS tersebut tanpa pertimbangan matang.

LKS yang dibuat CV Sindunata, menurut Yatim, bukan hanya beredar di Kudus saja. Namun sudah beredar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah, termasuk kota Solo.

Di kota-kota atau kabupaten lain LKS yang beredar tidak bermasalah. Tetapi di Kudus oleh salah satu SD, LKS tersebut dianggap bermasalah.




Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber : 

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.