Berita Tak Berimbang Masalah Utama
Media Siber:
Media siber (portal berita online) yang memprioritaskan kecepatan dinilai cenderung tidak berimbang dalam menyajikan laporannya.
"Pelanggaran kode etik jurnalistik oleh media online ini paling banyak di kategori ketidakberimbangan sebanyak 30 kasus," kata Agus Sudibyo, Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers, Dewan Pers, dalam seminar tentang media online di Hotel Le Meridien Jakarta, Kamis (23/2).
Pelanggaran kode etik jurnalistik ini, menurut Agus, tidak hanya dalam ketidakberimbangan, tetapi juga dalam hal tidak menguji informasi, tidak akurat, tidak menyembunyikan identitas korban kejahatan susila, mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, tidak jelas narasumbernya, serta berprasangka SARA.
Media siber memang sering disorot mengenai masalah kredibilitas informasi yang disampaikan.
Menurut data Dewan Pers, pada 2011 terjadi 43 kasus yang diadukan masyarakat ke Dewan pers mengenai media online, meningkat lebih dua kali lipat daripada 2010 yang berjumlah 19 kasus.
Media-media online yang berkembang pesat di Indonesia kini memiliki pedoman baru dalam pemberitaan, yang sudah disahkan pada 3 Februari lalu.
Dalam Pedoman Pemberitaan Media Siber (PPMS) disebut media siber atau online merupakan media dengan karakter khusus sehingga memerlukan pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik.
Twitter sebagai Sumber Berita
Banyak media online yang membuat berita dengan sumber utama dari twitter narasumber yang bersangkutan, walaupun belum bisa dipastikan narasumberlah yang meng-tweet tulisan tersebut.
"Twitter itu kan informasi awal, tetapi kami berpegangan kepada kode Etik Jurnalistik bahwa semuanya harus diverifikasi kembali," kata Daru Priyambodo, pemimpin redaksi Tempo.co.
Sementara itu, Edi Taslim dari Kompas.com memiliki pandangan tersendiri mengenai fenomena tersebut.
"Sah-sah saja mengquote di twitter asal sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik. Sekarang ini kita pun media kan. Namun tetap, twitter itu hanya sumber, jangan lupa verifikasi," kata Edi.