Jasa Marga Tunda Penutupan Akses Tol Jatibening
PT Jasa Marga menunda waktu pemberlakuan larangan naik-turun penumpang di lintasan Jatibening, Tol Jakarta-Cikampek mengingat besarnya manfaat bagi penumpang maupun warga sekitar.
"Kami khawatir pemberlakuan secara sepihak akan menimbulkan konflik di lapangan mengingat besarnya manfaat yang dirasakan banyak pihak dengan dibolehkannya menaikkan dan menurunkan penumpang di lokasi tersebut," ujar Kepala Sub-bagian Lalu Lintas PT Jasa Marga, Cece Kosasih, Minggu (26/2).
Menurut dia, PT Jasa Marga telah memulai sosialisasi larangan tersebut sejak awal Januari 2012 dan sempat akan ditutup aksesnya dengan cara menjadikann taman di sekitar lokasi pada 13 Februari 2012 dengan cara memasang spanduk larangan di berbagai sudut jalan.
Namun pada kenyataannya, larangan tersebut tidak diindahkan oleh penumpang dan pengemudi yang tetap melaksanakan aktivitasnya seperti biasa. Tidak tampak pula petugas PT Jasa Marga di lokasi yang menghalangi aktivitas tersebut.
"Memang kemarin belum efektif. Sampai sekarang juga masih belum ada penindakan, karena aktivitas tersebut masih diperbolehkan hingga tercapainya kesepakatan dengan berbagai pihak yang terlibat," ujarnya.
Dikatakan Cece, pihaknya berencana menggelar pertemuan bersama perwakilan pengusaha angkutan, tukang ojek, Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota, Korem, dan lain-lain guna membahas persoalan itu.
Menurut Cece, pihak kepolisian sempat mengajukan alternatif pembukaan gerbang khusus menurunkan dan menaikkan penumpang seperti yang ada di pintu tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Usulan tersebut ditampung, tapi persetujuannya tergantung kebijakan pimpinan pusat PT Jasa Marga.
Lebih lanjut Cece mengatakan bahwa larangan menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan tol dilatarbelakangi pertimbangan keselamatan.
"Saat pintu tol Pondok Gede Barat berlokasi di area tersebut, angkutan masih mungkin menaikkan atau menurunkan penumpang. Sebab selepas pintu tol, ada jalur khusus bagi kendaraan yang akan menaikkan atau menurunkan penumpang," katanya.
Namun saat ini, kata dia, pintu tol sudah tidak ada. Saat melintas ke area tersebut, kecepatan kendaraan sedang tinggi sehingga khawatir ada penumpang yang tersenggol saat akan mengejar angkutan.
Meski demikian, ia tak dapat mengabaikan begitu saja kepentingan sejumlah pihak yang selama ini mengandalkan aktivitas tersebut. Oleh karena itu, pertemuan lanjutan masih akan digelar hingga tercapainya solusi yang paling tepat.
"Kita tunggu saja hasilnya akan seperti apa. Yang jelas perusahaan tidak mau ada salah satu pihak yang dirugikan atas persoalan ini," demikian Cece.