Pembahasan Ambang Batas Parlemen masih Buntu

Selasa, Februari 28, 2012 0 Comments


Kotak suara pemilu.
Kotak suara pemilu. (sumber: Antara)
Fraksi-fraksi di DPR masih belum bisa menyepakati angka parliamentary threshold (PT) definitif yang bakal dipakai dalam Pemilu 2014.

Dalam pembicaraan di Panitia Kerja (Panja) RUU Pemilu di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/2) malam, semua fraksi masih berbeda pendapat yang bervariasi di angka 2,5% hingga 5%.

Sama seperti partai kecil dan menengah lainnya, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan mereka masih tetap bertahan di angka PT 2,5%.

Anggota Panja RUU Pemilu dari Fraksi PPP, Ahmad Yani, mengatakan angka itu diambil untuk menghindari adanya suara hilang apabila partai yang dipilih tidak memenuhi angka PT.

"Kita tak ingin suara rakyat dihilangkan oleh  batasan regulasi. Bagi saya, bila perlu untuk membuktikannya, kita  riset lagi soal angka PT ini," kata Yani.

Posisi yang sama dengan PPP juga diambil Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Sementara Fraksi Partai Demokrat mengusulkan agar angka PT ditetapkan di angka 4% sebagai angka tengah dari semua usulan.

"Saya  melihat teman-teman sekarang sudah pada posisi on. Saya kira kalau kita  milih 4%, semua sudah on," kata anggota Panja dari Fraksi Partai Demokrat Ignatius  Mulyono.

Anggota Panja lainnya dari Partai Demokrat, Saan Mustopa, menambahkan pihaknya mengusulkan itu dengan semangat mencari sistem pemilu ideal.

"Semua berharap kita tidak berdiri atas kepentingan masing-masing. Bukan dalam artian 2,5%, 3%, atau 5% adalah wujud kepentingan  masing-masing parpol. Tapi kembali, demi sistem yang ideal," kata Saan.

Wakil dari Fraksi Partai Golkar Agun Gunanjar Sudarsa menjelaskan alasan pihaknya bertahan di angka 5%.

Dia lalu mengingatkan anggota Panja sejarah pemilu sejak tahun 1999 telah membawa kondisi di mana semua partai merumuskan kehidupan politik dengan jumlah partai ratusan tidak dibiarkan.

Ketika itu, cara yang disepakati adalah memakai sistem electoral threshold (ET).

"Jadi semangat sejak awal adalah menyederhanakan partai," kata Agun.

Pascapemilu tahun 2004, lanjutnya, timbul kritikan ET adalah anomali karena tidak ada dalam teori dan praktik. Yang ada justru PT di mana kesepakatan tahun 2004 adalah di angka 2,5%.

Kini, pihaknya berharap angka PT dinaikkan dua kali lipat demi maksud penyederhanaan parpol.

"Lolos tidak lolos sangat bergantung kinerja partai. Bisa jadi semua fraksi  yang sekarang ini ada masih bertahan dan memenuhi angka itu. Jangan  pesimistis dulu," tutur Agun.

Pembicaraan soal PT ini adalah satu  dari empat topik yang belum disepakati di RUU Pemilu.

Selain soal ambang batas parlemen, masih ada soal usulan perubahan sistem pemilu terbuka, pengurangan jumlah kursi per daerah pemilihan (dapil), dan soal penghitungan sisa suara di dapil.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.