Sumber Informasi Pertama
Media Siber:
Perkembangan media siber (online) di Indonesia melaju sangat cepat, ditopang oleh melonjaknya jumlah pengguna internet di negeri ini.
Menurut data dari Aliansi Jurnalis Indonesia, pada 2011 jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 55,23 juta pengguna, meningkat dari 42,16 juta pengguna pada tahun sebelumnya.
Eksistensi awal portal berita dotcom ini dipelopori media cetak, lebih untuk menunjukkan mereka pun melek tehnologi dan mengikuti perkembangan jaman.
Saat itu, media siber belum dianggap sebagai pemegang kunci penyebaran informasi sekaligus lahan baru yang potensial dalam industri media massa.
"Kebutuhan pada saat itu belum dilihat dari sisi bisnis, tetapi dari sisi prestise saja," kata Daru Priyambodo, pemimpin redaksi Tempo.co, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (23/2).
Serbuan media siber di Indonesia dimulai sejak 1995, ketika tiga media besar di Indonesia, Republika, Kompas, dan Tempo membuat versi online.
Pada saat itu, konten media siber hanya memindahkan konten yang ada di media cetak saja, belum seperti sekarang.
Media siber yang boleh disebut sebagai benar-benar media siber adalah Detik.com, yang mulai beroperasi pada Juli1998.
Saat ini, menurut berbagai survei, Detik.com dianggap sebagai yang terbesar di Indonesia dari segi jumlah pengakses.
Dari rentang waktu 1999 hingga 2003, media siber terus bermunculan, tidak hanya yang berinduk pada media cetak saja, tetapi juga media siber murni seperti Satunet, Astaga.com, Berpolitik.com, dan Lippostar.
Pada periode ini, media siber mulai mengarah ke bisnis.
Menjamurnya media siber di Indonesia mengalami titik jenuh pada 2002.
Sejumlah media kolaps dan menghilang.
Lewat masa itu, media-media siber kembali bermunculan dan berkembang dengan sistem dan kemasan yang lebih baru, dan hingga sekarang masih bertahan seperti Kompas.com, Vivanews, Okezone.com, Kapanlagi.com, Inilah.com, dan Antaranews.com.
"Sejak saat itu, media online dianggap entitas bisnis yang patut dikembangkan. Media mainstream cetak mulai serius mengembangkan konvergensi," kata Daru.
Survei Kepercayaan Publik
Menurut data Edelman Trust Barometer 2012, media internet mendapat sebanyak 31 persen kepercayaan publik.
Adapun media tradisional (cetak, TV dan radio) sebanyak 44 persen, saluran resmi 23 persen, dan media sosial 18 persen.
Kelebihan media siber masa kini tidak hanya dalam kecepatannya saja, namun juga ditunjang aplikasi berbasis web 2.0.
Aplikasi tersebut memungkinkan interaksi, bersifat multiplatform (karena bisa memadukan sekaligus antara tulisan, gambar, video dan audio), serta bersifat seketika (real time).
Dengan berbagai keunikannya itu, media siber mulai menjadi sumber informasi yang sangat penting.
"Pada tahun 2011 terjadi perubahan media online menjadi sumber informasi pertama," ujar Edi Taslim, Business General Manager Kompas.com.