Istana: Demokrasi Jangan Menghasilkan Monster
Pihak Istana Kepresidenan mengimbau agar kebebasan berdemokrasi tidak dicederai dengan aksi kekerasan yang bisa menimbulkan kecemasan bagi warga negara lainnya.
”Demokrasi Indonesia tidak boleh dibiarkan menghasilkan monster yang hanya tahu menebar teror di ruang-ruang publik dengan mengatasnamakan kebebasan sekalipun,” ujar Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa melalui pesan singkat, hari ini.
Menurutnya, semua aktor demokrasi harus bekerja keras untuk menjauhkan demonstran dari tabiat buruk mengangkangi hak warga negara lain yang ingin bebas dari rasa takut.
Tidak ada yang salah dengan menyatakan aspirasi di ruang publik dan juga menyampaikan rasa marah. Namun, ia menambahkan, semuanya itu harus dilaksanakan tanpa menyertakan kekerasan karena demokrasi memuliakan sikap yang beradab.
”Menduduki, menguasai, merusak fasilitas publik, melakukan sweeping dan pemaksaan adalah beberapa contoh tindakan anti-demokrasi dan bahkan anti Indonesia,” ujarnya.
Daniel menyayangkan maraknya aksi unjuk rasa yang menyertakan kekerasan atau aksi-aksi yang merugikan masyarakat luas. Menurutnya yang terlihat di jalan hari-hari ini jauh dari gambaran tentang Indonesia yang seluruh bangsa miliki dalam ingatan dan cita-cita.
”Ini saatnya utk mengembalikan semua kewarasan yang perlu agar politik di negeri ini mampu menghasilkan kemaslahatan publik. Ini saatnya pula utk menguatkan kembali ajaran demokrasi yang berbasis dialog dan konsensus,” katanya.