Jawaban Anas Soal Kisruh PD (Bagian 1): Ini Skenario Pihak yang Tidak Puas dengan Hasil Kongres
Publik mungkin hanya bisa membayangkan apa yang saat ini dirasakan oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, ketika namanya selalu disebut-sebut sebagai kreator seluruh tindak pidana korupsi yang dilakukan Muhammad Nazaruddin.
Walau gencar diberitakan, Anas tetap setia dengan gayanya yang kalem, tak banyak bicara kepada media massa.
Namun, tampaknya Anas juga sudah mulai gerah dengan segala tudingan pihak Nazaruddin.
Yang terbaru, sejumlah tudingan miring dialamatkan ke Anas melalui para bekas bawahan Nazaruddin.
Apa kata Anas? Berikut kutipan wawancara wartawan Beritasatu.com, Markus Junianto Sihaloho, dengan Anas Urbaningrum di Jakarta, Jumat (3/2).
Anda disebut-sebut sebagai pemilik Grup Permai, perusahaan yang menjadi kendaraan Nazaruddin meraup proyek negara?
Yang sebenarnya adalah bahwa saya bukan pimpinan Permai Group. Saya tahu Permai Group pun dari berita media. Media seharusnya tidak begitu saja menerima pernyataan sepihak. Anda seharusnya melakukan check and recheck. Apakah nama saya tercantum dalam dokumen-dokumen kepemilikan perusahaan yang ada di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU)? Atau di Sistem Informasi Badan Hukum (Sisminbakum)? Itu yang harus dilakukan sebelum mengajukan pertanyaan.
Lagipula, pertanyaan ini bukan pertanyaan baru. Pernyataan-pernyataan yang muncul dalam persidangan juga bukan hal baru. Kita sudah sering mendengarnya. Semuanya pengulangan dari pernyataan-pernyataan kosong yang tidak pernah didukung dengan fakta.
Saya telah menjawab pertanyaan semacam ini beberapa waktu yang lalu, berulang kali, dan jawaban saya tentu saja tetap sama. Kok yang begituan dipercaya dan dijadikan bahan berita.
Dinyatakan juga anda menggunakan Dana Grup Permai untuk memenangkan anda di kongres Partai Demokrat?
Yang benar adalah saya menang di Kongres lewat kompetisi demokratik. Bukan oleh pertandingan finansial, bukan karena membeli suara. Kalau ada yang bilang politik uang, itu memang diskenario oleh pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil kongres dan pihak yang ingin menjadi ketua umum tanpa lewat kongres, serta ingin menyerang kredibilitas politik saya.
Jadi, tuduhan itu sama fiktifnya dengan pernyataan sebelumnya. Coba Anda telaah, saya tidak pernah berurusan dengan perusahaan disebut-sebut itu. sehingga tidak mungkin ada ada hubungan antara saya dengan perusahaan itu, apalagi sampai ke urusan Kongres Demokrat. Tidak ada garis yang menghubungkan dua titik yang sama sekali terpisah.
Itu cerita tidak logis yang dipaksakan karena memang tidak ada faktanya.