Menhan Bantah Ada Broker pada Pembelian Sukhoi
Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, membantah adanya broker dalam pembelian enam unit pesawat jet tempur Sukhoi Su-30MK2 dari Rusia.
Purnomo menyebut pembelian enam buah pesawat tempur tersebut dilakukan dengan skema antar pemerintah Indonesia dan Rusia.
"Waktu kita beli, pemerintah Russia menunjuk Rosoboron Export. Kita tekennya langsung dengan Rosoboron Export," kata Purnomo, Selasa (6/3), sesudah rapat Komite Kebijakan Industri Pertahanan di Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Purnomo menambahkan pembelian enam pesawat ini adalah untuk melengkapi 10 pesawat sejenis yang sudah dimiliki TNI AU sehingga menjadi satu skuadron dengan kekuatan 16 pesawat.
"Kita beli karena ada pagu anggaran dari Bappenas untuk tambahan supaya jadi satu skuadron," kata Purnomo.
Sebelumnya, dugaan adanya penggunaan broker dan penggelembungan nilai kontrak pembelian Sukhoi itu dinyatakan TB Hasanuddin, Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Politisi dari Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia tersebut menduga antara Kementerian Pertahanan dan Rosoboron Export terdapat perusahaan lokal yang bertindak sebagai broker dalam pengadaan pesawat tempur itu.
Indonesia Coruption Watch (ICW) menyebut nama perusahaan lokal itu adalah PT Trimarga Rekatama.
Dimata Kemhan Tidak Ada Agen
Menhan menegaskan kontrak pembelian Sukhoi adalah skema antar pemerintah Indonesia dan Rusia, atau government to government (G to G), dan tidak melalu perantara (broker).
Pemerintah Rusia lalu menunjuk perusahaan bernama Rosoboronexport sebagai perpanjangan tangannya untuk melakukan kontrak kerjasama dengan Indonesia.
"Jadi di mata kita, ini antara pemerintah dengan Rosoboroneexport. Kita tidak melihat ada agen atau sebagainya. Kalaupun itu ada, itu bukan kita yang menunjukkan atau memilih. Itu urusan mereka. Urusan kita dengan Rosobornexport. Dimata Kemhan tidak ada agen," kata Purnomo.
"Saya tidak kenal perusahaan itu. Saya juga tidak tahu kaitan perusahaan itu dengan kita seperti apa. Yang di kontrak itu antara Rosoboronexport dengan kita," kata Purnomo, ketika ditanyai tentang PT Trimarga Rekatama.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya Eris Herryanto, juga membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa tidak ada hubungan rekanan dalam proses pembelian enam pesawat tempur Sukhoi.
"Ditanyakan saja ke yang menuduh, kita juga bingung kenapa itu muncul karena prosesnya sudah dua bulan lalu," ujar Eris.
Eris menyebut pengadaan pesawat ini sudah dicocokkan dengan kebutuhan TNI AU.