Polisi Identifikasi IP Sebarkan Isu Mahasiswa Tewas
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, polisi sudah berhasil mengidentifikasi penyebar berita bohong yang menyebutkan seorang mahasiswa Universitas Persada Indonesia Yayasan Administrasi Indonesia (UPI YAI) bernama Agung Tuanany tewas tertembak.
Nuh mengaku tidak tahu status dan motif pelaku. Tapi, menurutnya inisial pelaku adalah “IP”.
“Tadi mulai pagi saya di istana. Cerita itu adalah berita bohong yang diedarkan oleh orang tertentu, sudah teridentifikasi siapa pengirim pesan pertama itu. Insya Allah hari ini kepolisian akan mengumumkan siapa yang bersangkutan dan duduk perkaranya,” kata Nuh, saat ditemui SP di kantornya, hari ini.
Nuh mengatakan, berita bohong yang diedarkan lewat pesan di jejaring sosial atau blackberry messenger itu harus dibantah. Dia menegaskan, pelaku dengan inisial “IP” bisa terjerat pasal pidana tentang berita bohong yang termuat dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
“Pelaku masih dikasih inisial ‘IP'. Ini mirip dengan desain Mei 1998, diisukan ada tiga mahasiswa yang ditembak mati akhirnya chaos, padahal ini tidak ada apa-apa,” tandasnya.
Mendikbud mengingatkan, pemerintah tidak melarang mahasiswa berdemo. Namun, dia meminta mahasiswa tidak terprovokasi oleh kepentingan-kepentingan politik tertentu.
Menurutnya, gerakan-gerakan massa yang muncul saat ini tidak semua murni untuk menolak BBM. Dia mengatakan mahasiswa yang berkumpul dengan jumlah besar rawan terkena dampak psikologi massa sehingga mudah tersulut.
Dampaknya, mahasiswa bisa bersikap anarkis seperti membakar mobil polisi atau demo hingga larut malam. “Bagaimana anak-anak mestinya jam malam tidak boleh demo masih demo, membakar mobil polisi. Kalau gitu bagaimana polisi harus sabar? Seharusnya ditindak dengan tegas, tapi salahnya kalau tegas dibilang represif,” kata Nuh.
Mendikbud menegaskan mahasiswa seharusnya menyampaikan penolakan kenaikan harga BBM lewat diplomasi. Menurutnya, mahasiswa selaku kaum intelektual seharusnya membuka dialog-dialog publik yang bersifat akademik.
“Sehingga kita tahu persis kalau setuju apa alasannya dan kalau tidak setuju apa alasannya,” kata Nuh.
Paripurna Tandingan
Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Faldo Maldini mengatakan, massa aksi BEM UI berada di belakang pintu DPR untuk melakukan sidang paripurna tandingan. BEM UI juga mengirimkan 20 utusan untuk masuk dan mengikuti sidang paripurna yang digelar hari ini.
“Jika ada yang ingin meliput dari belakang pintu DPR kami sangat senang,” kata Faldo lewat pesan pendek kepada SP, hari ini.