Soal Macet Jakarta, Ahok akan Bangun MRT
Kandidat wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pemilihan kepala daerah DKI mendatang, menilai peningkatan armada Transjakarta menjadi salah satu solusi kemacetan.
Hingga saat ini, jumlah armada tersebut dinilai masih minim.
"Pertanyaannya kenapa busway cuma 500 unit, dimana transparannya, baru tahun ini ditambah 100 menjadi 600 unit," kata Ahok yang berpasangan dengan calon gubernur Joko Widodo (Jokowi) dalam diskusi bertema "Jakarta Punya Cerita" di kawasan Cikini, Jakarta, hari ini.
Selama ini kata dia, pemerintah daerah berkilah tidak menambah armada dengan alasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tak cukup. Seharusnya hal tersebut tak menjadi alasan sebab. "Coba tanya untuk iklan billboard satu tahun lebih mahal dari beli bis busway,"kata dia lagi.
Selain itu dia menilai, pembelian armada Transjakarta juga bisa dilakukan dengan menghemat APBD sebesar 10 persen. Dana penghematan juga sekaligus bisa digunakan untuk program Mass Rapid Transport (MRT) yang sudah bertahun-tahun tertunda.
"APBD DKI tahun depan kan Rp 40 triliun, kalau kita potong 10 persen saja maka kita bisa membangun MRT dari penghematan itu," lanjut mantan anggota DPR fraksi Golkar tersebut yang kini menyeberang ke partai Gerindra.
Sementara calon gubernur dari jalur independen, Faisal Basri menyatakan selama ini pemda DKI tidak berniat memajukan program busway tersebut.
Keengganan pemda menambah armada Transjakarta untuk menutupi anggaran armada sebelumnya yang terlalu mahal. Yang terjadi, anggaran untuk pelayanan fasilitas transportasi publik ini dikorupsi sejumlah oknum.
"Bohong kalau APBD tidak cukup beli bis, karena membangun jalan layang bisa Rp 4,4 triliun, padahal menjadikan 1.000 bis tidak sampai Rp 1 triliun," kata Faisal Basri, yang berpasangan dengan Biem Benyamin ini.
Dalam dikusi hari ini hadir pula, calon gubernur Alex Noerdin, calon wakil gubernur Didik J.Rachbini, pakar perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriyatna dan peneliti Indobaromer, M.Qodari.