Akbar Tandjung Nilai Pencapresan Ical Terburu-buru
Menyusul suara Golkar akan mencalonkan Aburizal Bakrie atau Ical sebagai calon tunggal presiden dari partainya, disayangkan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung.
Menurutnya, hal tersebut terkesan terburu-buru. Golkar menurut dia seharusnya memprioritaskan agenda organisasi untuk memantapkan program konsolidasi dan kaderisasi.
“Kita sepakati dulu, kita selesaikan dulu konsolidasi, apa perlu buru-buru, apa tidak rapimnas Oktober saja,” demikian disampaikan Akbar Tandjung saat dihubungi wartawan, Senin sore (9/4).
Apalagi menurut dia figur yang pantas dimajukan dari Golkar masih ada selain Aburizal, yakni Jusuf Kalla atau JK, mantan wakil presiden yang juga mantan ketua umum partai tersebut. Survei-survei terhadap Jusuf Kalla dinilainya cukup patut dipertimbangkan.
“Pak JK juga ada survei dan survei atas Beliau cukup bagus, bagaimana survei dua tokoh ini yang kelihatannya cukup bagus,”kata dia soal JK dan Ical.
“Ini kan perlu diselesaikan apakah kita menafikan survey atas pak JK kan tidak bisa kan, pak JK juga mantan ketua umum Golkar dan dia berulangkali menyebutkan kesanggupan,” lanjut menteri pada zaman Orde Baru tersebut.
Oleh karena itu rapimnas Golkar yang menurut rapat elite partai semalam dinilai Akbar tak perlu dimajukan menjadi bulan Juli.
Rapat Golkar menurut Wakil Ketua Umum partai, Fadel Muhammad dan Wakil Sekjen, Nurul Arifin dimajukan untuk mengerucutkan suara partai mengusung Aburizal menjadi calon presiden tunggal partainya.
Namun menurut Akbar, Golkar tak perlu terburu-buru melempar nama calon presiden sebab mereka masih punya cukup waktu untuk mematangkan nama-nama calon RI 1.
“Kenapa gencar betul, kan bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, pada saat 2004 dulu konvensi itu bulan Juli 2003 dan konvensi terakhir 2004 bulan April, tentu tidak sama setiap periode, namun kita harus hitung betul apa manfaatnya,” tutup Akbar.