Denny Akui Ada Pemukulan Petugas Lapas
Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkum dan HAM) Denny Indrayana membantah telah menampar petugas pengaman pintu utama (P2U) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekanbaru pada Senin (2/4) dini hari.
"Tidak benar berita yang mengatakan saya memukuli dan menampar petugas Lapas Pekanbaru. Masak tampang kayak saya memukuli dan menampar. Saya kira perlu diklarifikasi," kata Denny saat menggelar konferensi pers di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/4).
Meski membantah melakukan tindakan nonverbal kepada petugas Lapas Pekanbaru, Denny mengaku dirinya sedikit marah terhadap tindakan petugas Lapas Pekanbaru yang lama membukakan pintu untuk dirinya dan rombongan Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Memang tidak perlu ditutupi kalau saya memang sedikit memarahi," ungkap Denny.
Wamenkum dam HAM juga mengaku ada salah satu anggota rombongannya memukul salah satu petugas. Namun, Denny mengatakan dirinya justru mencoba menahan agar petugas tidak dipukuli.
"Ada memang petugas yang mau memukul orang itu, tapi saya justru menahan petugas agar tidak memukul petugas Lapas," tutur Denny.
Saat ditanya oknum yang melakukan pemukulan, Denny enggan melayani pertanyaan tersebut dan memilih naik ke ruang kerjanya.
Sidak versi Denny
Denny menceritakan kronologi inspeksi mendadak (sidak) yang ia lakukan bersama dengan BNN.
Senin dini hari, Denny dan BNN menuju Lapas Kelas II A Pekan Baru untuk melakukan inspeksi mendadak terkait adanya jaringan pengedar narkoba di dalam penjara tersebut.
Saat ia datang, Pagar Lapas dalam keadaan dikunci. Menurut Denny, dirinya sampai harus memanjat pagar setinggi kurang lebih satu meter tersebut.
"Pagar Lapas dikunci. Ada yang salah. Saya lompat tangga halaman lapas," kata Denny.
Dikatakan Denny, sesampainya di depan pintu Lapas, ia dan sejumlah orang terpaksa menggedor pintu karena selama lima menit pintu tak kunjung dibuka.
"Kami gedor dan kami katakan, ini Wamen," tutur dia.
Setelah dilihat bahwa Denny yang datang, petugas sempat menutup kembali lubang intai. Tidak berapa lama kemudian, menurut Denny, pintu dibuka dan ia menegur petugas tersebut.
"Kenapa lama sekali, kan tahu saya yang datang," kata Denny kepada petugas itu.
Petugas itu, kata Denny mengatakan, ia takut dengan sejumlah anggota BNN yang mengenakan masker dan menenteng senjata.
Menurut Wamenkum dan HAM, apabila sidak ini terlambat satu menit saja, ia mengkhawatirkan jaringan pengedar narkoba itu akan menghilangkan barang bukti.
"Kalau hilang waktu sebentar saja, barang bukti bisa hilang," kata Denny.
Dari hasil sidak itu, Denny mengatakan pihaknya berhasil menangkap tiga orang warga binaan dan seorang petugas Lapas yang diduga memfasilitasi peredaran narkotika di Lapas Kelas II A Pekanbaru.