Faisal Usulkan Kepemilikan Bersama Atas Daerah Kumuh
Bakal calon gubernur DKI Jakarta Faisal Basri mengusulkan restorasi daerah kumuh melalui kerja sama dengan pengembang swasta dan pemerintah daerah. Ia mencontohkan daerah Kebon Kacang dan Gandaria Selatan di mana daerah modern mulai "mengepung" kawasan kumuh.
"Biasanya (daerah modern) ingin ekspansi, lalu mengambil (lahan daerah kumuh)," kata Faisal, dalam acara kunjungan media ke kantor Beritasatu Media Holdings, Selasa (3/4).
Namun, lanjut Faisal, baginya lebih baik apabila sebagian dari daerah kumuh tersebut direstorasi dan dibangun rumah susun untuk penduduk asli. Sebagian daerah juga harus dijadikan ruang terbuka hijau (RTH) oleh Pemda. Lalu sisanya disewakan untuk kegiatan komersil dengan sistem "shared-ownership".
"Ownershipnya milik (penduduk asli) 30 persen, Pemda 50 persen, swastanya 20 persen," ujarnya.
Faisal lalu mencontohkan daerah Menteng Dalam yang harga tanahnya dilepas seharga sekitar Rp6 juta per meter-persegi lalu pemilik tanah pindah ke daerah pinggiran.
"Lalu disulap jadi apartemen, perumahan, sehingga harga tanahnya jadi Rp30 juta per-meter persegi. Kalau begini yang diuntungkan si pengembang. Kami inginnya agar masyarakat banyak yang dapat menikmati keuntungan," lanjut Faisal.
Hal ini juga menurutnya dapat mengurangi dampak kesenjangan sosial yang semakin lebar di Jakarta.
"Banyak perumahan modern yang berbatasan dengan perkampungan kumuh," katanya.
Menurutnya, selama ini pemerintah daerah hanya melihat tata kota dari fisik atau penampakan saja, ingin meniru kota-kota di luar seperti Singapore, Hong Kong, dan New York, bukan dari aktivitas manusianya.
"Kan yang harus dilakukan (perencanaan) tata manusianya dulu. Dipotret manusianya, apa keinginan manusianya, apa aktivitas manusianya, baru tata kota menyesuaikan dengan aktivitas sosial budaya masyarakatnya," jelas Faisal.
"Sekarang konsekuensinya yang tidak sesuai dengan postur luar tersebut: gusur," pungkasnya.