Golkar Diingatkan Timbang Ulang Pencalonan Ical
Partai Golkar diminta hati-hati mengusung calon presiden. Pasalnya, akibat ketidaksolidan partai, Golkar dicatat sudah pernah gagal meloloskan calon presiden dan wakil presiden.
Partai tersebut dinilai seharusnya mencalonkan nama yang benar-benar mendapatkan survei tertinggi dari jajak pendapat yang dilakukan secara internal.
“Indikasinya dari hasil survei. Jadi tidak boleh ada penipuan-penipuan hasil survei. Seperti kata Fadel (Fadel Muhammad) yang mengatakan hasil survei dimenangkan Ical (Aburizal Bakrie). Tidak benar itu, padahal yang (elektabilitas) paling tinggi JK (Jusuf Kalla). Malahan, Ical di bawah Akbar (Tandjung),” kata Pengamat Politik LIPI Ikrar Nusa Bakti, usai acara diskusi di gedung Nusantara V, Jakarta, hari ini.
Kalaupun itu benar, Ikrar mengatakan, harusnya mereka berpikir tidak hanya dua kali. Tapi, seribu kali untuk mencalonkan Ical jadi calon presiden.
Golkar, menurut Ikrar, harus belajar dari dua kali kegagalan dalam pemilihan presiden. Pertama, ketika Golkar melakukan konvensi nasional yang membuka diri terhadap calon-calon bahkan dari non-Golkar untuk ikut.
Akibat hal tersebut, Ikrar mengingatkan, yang menang adalah Wiranto yang bukan orang dalam partai. Sehingga, dukungan terhadap tokoh itu jadi setengah hati.
Kemudian saat JK melakukan konvensi dengan sistem yang sangat oligarki. “Tanpa babibu tiba-tiba menyatakan diri sebagai calon presiden ya akibatnya seperti itu,” kata akademisi itu.
Ikrar menambahkan percepatan rapat pimpinan nasional (rapimnas) Golkar yang seharusnya Oktober tahun ini menjadi bulan Juli, tak masalah. Namun mekanisme dalam rapimnas tersebut yang harus diperhatikan lebih jauh.
Melalui rapimnas, menurut Ikrar, Golkar seharusnya membuka pintu bagi setiap kader untuk mencalonkan presiden. Pasalnya, hak tersebut bukan hanya milik ketua umum. Hal ini kata dia akan berdampak pada kesolidan partai.
“Menurut saya rapimnas itu harusnya mekanisme ya. Bukan cuma gong semata. Kalau itu cuma gong, nanti pimpinan-pimpinan Golkar akan melakukan manipulasi politik, saya harus berani mengatakan itu,” lanjutnya.
Apalagi, Ikrar mengingatkan, Aburizal sendiri mengatakan sebelumnya bahwa terbuka kesempatan bagi pimpinan partai untuk menjadi bakal calon di pesta rakyat pada 2014 mendatang.
“Kalau hal ini tertutup bagi nama lain, bagaimana Golkar bisa menarik pemilih di luar kalau dalam internal masih pecah,” tutupnya.