Mengenal Sosok Elya Muskitta Pembuat Video Syur DPR
Elya Muskitta melejit namanya. Sebelum namanya disangkutpautkan dengan pembuatan video syur DPR, pria asal Maluku ini memang cukup meroket karirnya. Elya pintar dan memiliki ide-ide cerdas yang sering memberi inspirasi kawan-kawannya. Meniti pendidikan di Australia dan melanjutkan jenjang pendidikan tersier (pendidikan keahlian), Elya sempat bekerja di lembaga audit internasional terkemuka Ernst&Young dan Pricewaterhouse Coopers.
Menurut penuturan sumber-sumber Beritasatu.com yang tak mau disebutkan namanya, Elya adalah pribadi yang cerdas dan kreatif. "Ia punya karir hebat dan gaji yang cukup besar di Amerika namun memutuskan pulang untuk membangun negeri," kata sumber Beritasatu.com
Elya punya jaringan internasional cukup besar. Sebagai akuntan yang bekerja di kantor auditor nomor wahid dunia, ia memiliki akses ke banyak perusahaan dan pejabat militer dunia. Sumber kami bercerita sewaktu pulang ke Maluku, Elya menjadi penyambung perusahaan minyak dan gas asal Rusia, Lukoil Company.
Lukoil Company sempat datang ke Maluku untuk menjajaki kerjasama pengelolaan lapangan minyak dan gas di Maluku. 18 Maret 2007 pesawat Lukoil Overseas Holding tiba di bandara internasional Pattimura dengan membawa jajaran direksi Lukoil yang beranggotakan 6 orang tersebut dipimpin langsung oleh presiden direktur Mr. Andrey Kuzyaev. Delegasi Rusia didampingi Ketua Kadin Kompartemen Rusia Didie Soewondho. Rombongan diterima Gubernur Maluku Albert Ralahalu.
Dalam acara presentasi mengenai potensi kerjasama ini, Elya Muskitta selaku Ketua Tim Advance Maluku memaparkan gambaran lokasi-lokasi potensi migas di Maluku, blok-blok migas yang telah terjual serta hasil produksi migas dan potensi pengembangannya ke depan.
Fakta ini menjelaskan kuatnya jaringan Elya di luar negeri. "Amerika dan Rusia, dua negara yang bersetru bisa disatukan di tangannya," ujar sumber Beritasatu.com. Elya menjadi penghubung Lukoil dengan Pemda Maluku memang seperti mur dan baut. Elya memiliki kedekatan khusus dengan gubernur Maluku, Ralahalu. "Ruangan kerja Elya itu di sebelah ruang gubernur," ujar sumber.
Belakangan hubungan Elya dengan Ralahalu memang memburuk. Pemicunya adalah kisruhnya pengelolaan program pengembangan ekonomi rumput laut. Sampai-sampai gubernur meminta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis untuk mengecek operasional perusahaan rumput laut beridentitas Advance Maluku yang pemililknya Elya Muskitta. Intervensi karena dikhawatirkan melakukan penipuan kepada importir .
Elya juga tercatat sebagai Ketua Wilayah Ormas Nasdem Maluku. Elya pasti tidak akan pernah melupakan jasa besar almarhum Franky Sahilatua yang memperkenalkannya ke jajaran Ormas Nasdem. Meskipun akhir cerita di Nasdem berujung tak enak didengar, yakni: dipecat dari Nasdem karena dianggap melanggar etika organisasi. "Elya sempat menantang dan mengajak berantem Surya Paloh," kata sumber kami.
Di Nasdem, Elya akhirnya berkenalan dengan Budiman Sudjatmiko yang tercatat sebagai deklarator Ormas Nasdem. Meskipun belakangan, mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini memilih keluar, tak lama setelah ada Partai Nasdem. Namun perkenalan dengan Budiman ini cukup berkesan dengan kerjasama lanjutan. Terbukti Budiman yang mengajak Elya menjadi Sekjen Persatuan Rakyat Desa Nusantara (Parade Nusantara).
"Parade Nusantara sedang krisis organisasi. Masuknya Budiman menjadi perekat dan simbol organisasi. Sayang Budiman hanya tahu politik, tapi tidak bisa mencari uang. Maka Budiman yang membawa nama Elya ke Sudir Santoso, Ketua Parade Nusantara, sebagai orang yang pas mengurus organisasi dan mencari uang untuk berjalannya roda organisasi. Selain dimasukkan Elya di jajaran pengurus teras Parade Nusantara, juga dimasukkan nama lain yaitu Samuel Nitisaputra (bekas deklarator Ormas Nasdem dan pendiri Monopoli Watch) dan Revi Wahyuni (Wakil Sekjen DPP PAN).
Namun seperti cerita di atas hubungan antara Elya dengan orang yang berjasa padanya justru berakhir dengan percekcokan. Hubungan Elya dengan Budiman memburuk. Bahkan selaku deklarator dan pendiri Parade Nusantara, pernah ada kegiatan Parade Nusantara di Cirebon tidak mengikutsertakan Budiman. Beritasatu.com baru mendapat kesempatan wawancara dengan Budiman pada Minggu, (29/4).
Tentang Kisah Cinta Elya-Karol
Elya Muskitta menjalin asmara dengan Karolin Margret Natasa juga melalui peran Budiman. Mereka acap bersua di sebuah diskusi bernama Forum Wiken. Intensitas pertemuan ini kemudian berujung pada rencana Elya, Karol, Budiman, Sudir Santoso dan beberapa orang lainnya mengunjungi Kalimantan Barat dengan maksud untuk membuka cabang Parade Nusantara di sana. Agustus 2011 mereka mengunjungi Kalimantan Barat.
Elya dan Karol menjalin hubungan setelah lebaran tahun lalu. Itu artinya sekitar September mulai berhubungan intensif. Hubungan keduanya, menurut pelacakan Beritasatu.com hanya bertahan sekitar 5 bulan. Hubungan bubar pada Januari 2012. Foto dan video yang diunggah itu diperkirakan dibuat pada medio Januari sebelum putus.
Saat keduanya berhubungan intens itulah gagagasan mendirikan perusahaan direalisasikan. Keduanya membuat perusahaan dengan nama Advance Borneo. "Modal usaha Advance Borneo murni dari duit Karol," kata sumber kami. Usia perusahaan ini hanya 2 bulan. Karol yang mempertanyakan tentang pemakaian sejumlah uang yang diberikan. Bukan cuma bubarnya hubungan, Elya bahkan sempat dilarang masuk ke Kalimantan Barat.
Untuk menggambarkan kemesraan hubungan Elya-Karol, ada nara sumber yang suka rela bercerita kalau Elya memang kesengsem berat pada Karol. Bahkan Elya pernah menghabiskan waktu berhari-hari di Kalimantan Barat dengan alasan mengurus bisnis. Namun istri Elya mencium gelagat ada ketidaknormalan dalam bisnis yang dijalankan hingga satu waktu istri dan keempat anaknya menjemputnya di Kalimantan Barat. "Istri dan keempat anaknya dibawa ke Kalimantan Barat karena Elya tidak kunjung pulang,"ujar sumber kami.
Jika pada akhirnya kisah cinta keduanya diumbar ke publik dan menyeret nama-nama lain, ini patut didalami. Dalam situs www.kilikitik.net yang dibuat Elya Muskitta itu secara jelas bermaksud menyudutkan beberapa nama yaitu: Karolin sendiri sebagai korban, Aria Bima, Hasto Sulistyo dan Adi Sulisto, tiga nama terakhir disebut pernah berpacaran dengan Karolin.
Yang menarik semuanya adalah politisi muda di PDIP yang memiliki potensi berkembang sebagai jajaran teras pimpinan partai di masa depan. Karolin yang maju di daerah pemilihan Kalbar meraih suara terbanyak ketiga secara nasional, yakni 222.021 suara. Perolehan suara Karolin tepat di bawah Edhi Baskoro Yudhoyono (Partai Demokrat) yang maju di dapil Jatim VII dengan perolehan 327.097 suara dan Puan Maharani (PDIP) yang maju di dapil Jateng V dengan 242.504 suara. Sedangkan Aria, Hasto dan Adi adalah aggota dewan yang vokal kritis dan punya visi dalam bersikap.
Tidak berlebihan bila munculnya video ini adalah serangan pada politisi muda. "Elya dipakai oleh pihak lain yang ingin mengancurkan karir politik anak muda PDIP. Mereka idealis dan potensial untuk maju," kata sumber kami. Siapa pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik dan ekonomi dari mencuatnya kasus ini?
Dalam tulisan kami terdahulu, ada tali temali antara pertarungan jelang pemilihan gubernur Kalimantan Barat antara incumbent Cornellis yang diusul PDIP dan Amryn Alianyang yang diusung Partai Demokrat. Amryn adalah putra pahlawan nasional asal Kalbar Ali Anyang ini melesat cepat. Baru saja dirinya naik pangkat dari brigjen menjadi Perwira Staf Ahli Tingkat III Bidang Komunikasi Sosial Panglima TNI berpangkat mayjen.
Informasi ke Beritasatu.com menyebut yang membuat website kilikitik adalah tim sukses Alianyang. Alianyang disebut-sebut "Orangnya" George Toisutta. Baik sebagai sesama anggota TNI maupun sebagai sesama pendukung reformasi di tubuh PSSI untuk mengganti kepemimpinan Nurdin Halid-Nirwan Bakrie.
Beritasatu.com menghubungi George Toisutta untuk mendapatkan konfirmasi ini. Dihubungi via telepon seluler, penerima telepon di seberang mengakui memang benar George Toisutta. Namun saat kami menyebutkan identitas kami, si penerima telepon langsung menyatakan salah sambung dan menutupnya. "Halo bisa bicara dengan Pak George, dijawab ya. Pas saya sebutkan identitas saya dari Beritasatu.com, dia langsung jawab oh salah sambung," kata Repoter Beritasatu.com Markus Junianto Sihaloho.