SBY Tekankan Pentingnya Kemandirian Pangan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan pentingnya kemandirian pangan dalam negeri agar Indonesia tidak menjadi korban dari kebijakan luar negeri negara lain.
SBY memberikan contoh seperti saat Australia menghentikan ekspor sapi yang ikut mengganggu pasokan daging di dalam negeri. Meskipun kemudian masalahnya sudah terselesaikan, hal itu juga mendorong Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan daging secara mandiri.
Contoh lainnya, peristiwa banjir besar yang melanda beberapa negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Laos juga turut mengganggu ketahanan pangan.
"Kalau ada kebijakan dari negara manapun, kita tidak menjadi korban," kata SBY, dalam pidatonya di acara Food Security Summit yang diadakan oleh Kamar Dagang Indonesia (Kadin) di Jakarta Convention Center, hari ini.
Presiden mengatakan ekonomi Indonesia dan dunia sudah terintegrasi dan saling terpaut sehingga jika ada gejolak akan juga berimbas ke sektor-sektor ekonomi seperti ketahanan pangan.
SBY mengutip data dari FAO bahwa saat ini penduduk bumi berjumlah tujuh miliar orang. Pada tahun 2045 diperkirkan penduduk bumi menjadi sembilan milyar.
"Untuk itu diperkirkan kebutuhan pangan bertambah 60 persen. Itu hal yang tidak mudah, terutama dengan tantangan climate change," ujarnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi dan juga pemikiran untuk bisa meningkatkan produktivitas pangan tanpa mengorbankan lahan demi menjaga lingkungan.
Menurut SBY, permintaan akan pangan akan terus meningkat, tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia.
"Middle class bertambah dan itu meningkatkan konsumsi pangan dan kemampuan daya beli masyarakat juga akan bertambah'" ujarnya.
"Mari kita tidak lengah dan sungguh serius menemukan kebijakan dan cara efektif untuk mengatasi permasalahan pangan," imbuh dia.
Peluang baru termasuk bisnis di bidang pangan harus senantiasa dikembangkan. Menurutnya, orang cerdas adalah orang yang bisa mengubah krisis menjadi peluang.
Ditambahkan SBY, krisis bisa dijadikan kesempatan untuk memproduksi sesuatu yang bisa menyerap tenaga kerja dan menumbuhkan ekonomi.
"Pemerintah, masyarakat, petani dan mitra mitra di dalam dan luar negeri harus bisa mengembangkanresearch and development dan bersatu padu menangani permasalahan pangan," tuturnya.
Pada acara ini Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Acara ini dihadiri oleh jajaran pemerintah, Kadin dan pelaku usaha.
Pada acara ini pula Yudhoyono secara resmi membuka seminar dan pameran pangan yang diadakan dari tanggal 7 sampai 8 Februari 2012.