Sesepuh Golkar Diminta Mengingatkan Ical
Para tokoh senior Golkar diminta turun tangan menyusul kisruh di tubuh Partai Golkar soal pencalonan tunggal ketua umum Golkar, Aburizal Bakrie, untuk maju di pemilihan umum (Pemilu 2014).
Beberapa nama yang disebut bisa meredakan ketegangan di partai itu antara lain Sultan Hamengkubuwono, Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, dan B.J. Habibie.
"Saya mengimbau pada Sultan Hamengkubowono dan Akbar Tandjung turun tangan, diminta atau tidak, mantan Presiden Habibie saya minta supaya bisa turun," kata Muntasir Hamid, Ketua Forum Silaturahmi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II dan Ketua DPD II Banda Aceh, dalam konferensi pers di Hotel Bidakara, hari ini.
Muntasir menilai, jika para tokoh senior Golkar tidak turun tangan, maka partai itu akan pecah sebab mayoritas suara DPD II tidak didengarkan.
Muntasir beberapa minggu ini menjadi perhatian media, karena terang-terangan menyuarakan penolakan terhadap pencalonan tunggal Ical sebagai presiden pada Pemilu 2014.
Muntasir juga menuntut DPD II diberikan hak suara pada rapat pimpinan nasional (Rapimnas).
Bekas Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh itu mengklaim mayoritas ketua DPD II menolak pencalonan tunggal Ical, namun mereka belum berani bersuara.
"Saya lihat posisi sekarang Aburizal ini bukan pemersatu, sudah pemecah. Kenapa DPD II tidak diikutkan, banyak DPD II yang tak setuju cuma takut, enggak usah saya sebutkan," katanya.
"Ingat ya air sedang mengalir jangan sampai terjadi tsunami di Golkar," kata Muntasir menggambarkan keadaan di dalam partainya.
Dia mengatakan, pernah mengonsultasikan soal uneg-unegnya kepada ketua Dewan Pertimbangan Agung Golkar, Akbar Tandjung.
"Saya akan roadshow ini tak hanya kepada senior Golkar tapi yang juga pernah di Golkar, seperti Pak Prabowo dan Pak Wiranto, kan pernah di Golkar," kata Muntasir.
Prabowo kini mendirikan Partai Gerindra dan Wiranto mendirikan Partai Hanura.
Suara Ical Bukan Suara Tuhan
"Suara Ical bukan suara Tuhan yang enggak bisa kami batalkan," katanya.
Muntasir mengatakan sudah meminta pada DPD II untuk mengirimkan surat pada DPD I, agar mendorong DPD II juga diberikan hak suara memilih calon presiden yang diusung partai pada 2014 mendatang.
"Jangan dipasunglah hak-hak DPD II. Kalau dia mengklaim hanya satu calon dari Golkar saya rasa rakyat akan marah," kata Muntasir.