Tanda-Tanda Tenggelamnya Jakarta Mulai Tampak

Rabu, April 04, 2012 0 Comments

Tirta Sangga Jaya (TSJ).
 (sumber:  Beritaindonesia)
Tanda-tanda tenggelamnya Jakarta telah terjadi sejak Senin (2/4). Kala itu, hanya dengan hitungan jam sebagian Jakarta berlinang air bah. 

Jakarta diperkirakan kembali tenggelam dalam waktu dekat. Apalagi, curah hujan di ibu kota dan wilayah penyangganya semakin tak menentu, belakangan ini. 

Tanda-tanda tenggelamnya Jakarta telah terjadi sejak Senin (2/4). Kala itu, hanya dengan hitungan jam, sebagian Jakarta berlinang air bah. 

Kini, kondisi Jakarta kian genting. Warga pun telah siap mengungsi jika sewaktu-sewaktu ribuan kubik air bah tiba di Jakarta.

Di sisi lain, Pemprov DKI juga tak kalah sibuknya. Mereka tengah bekerja keras membangun posko dapur umum, kesehatan dan tempat informasi banjir, untuk membantu masyarakat menghadapi bencana tersebut. 

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta juga terus mengintip kondisi di 14 pintu air. Bahkan, saban 30 menit sekali. 

"Pantauan tersebut untuk menyiagakan petugas lapangan menangani banjir yang kemungkinan besar akan segera terjadi. Dengan kondisi saat ini, tiap 30 menit sekali kami lakukan pantauan terhadap 14 Pintu Air dan daerah rawan banjir. Kami tidak mau melepaskan pantauan ini, sebab kalau lepas bisa berbahaya bagi warga Jakarta," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Arfan Arkili, di Balaikota, Jakarta, Selasa (3/4). 

Apalagi, ungkap Arfan, status di Bendungan Katulampa, Bogor, telah mencapai status siaga III. Status tersebut menunjukkan debit air naik antara 80 sentimeter hingga 150 sentimeter. 

Menurut dia, bila air kiriman Bogor itu tiba, sejumlah daerah seperti kawasan Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Gang Arus Cawang, Bukit Duri, Kampung Baru, Bidara Cina, dan Kampung Melayu, adalah wilayah yang bakal disasar banjir.  

Masalah Membosankan 

Persoalan banjir sebetulnya masalah membosankan bagi masyarakat Jakarta. Ironisnya, hingga detik ini, Pemprov DKI tak juga menemukan formula penanganannya. Mereka justru terkesan bingung. 

Alhasil, lempar melempar persoalan pun kerap terjadi antara Pemprov DKI dengan jajaran dinas-dinas terkait di bawahnya. Buktinya, terjadi pada Selasa (3/4). Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) mengakui keterlambatan pihaknya dalam penanganan air bah. 

"Di sejumlah tempat memang belum dipasangi pompa. Contohnya di Pondok Labu, pompa baru akan terpasang dan berfungsi bulan depan," kata Foke. 

Namun, pernyataan sebaliknya justru dikatakan Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Tarjuki. Menurutnya jajarannya sangat sigap dalam menangani masalah banjir di ibu kota.

"Kami sudah siapkan 78 pompa portabel untuk menyedot air. Dua pompa di antaranya sudah sikap menyedot air di Cilandak," terangnya.

Apapun celotehan mereka sudah pasti tak akan mampu mengatasi masalah banjir yang kini sudah di depan mata. Pasalnya, kinerja yang dilakuan saat ini tak lain hanya menambal pekerjaan yang telah dilakukan puluhan tahun lalu. Tanpa ada solusi baru. 

Pascabanjir 1965, Presiden Soekarno segera membentuk Komando Proyek (Kopro) Banjir Jakarta. Kopro bertugas memperbaiki kanal dan membangun enam waduk di sekitar Jakarta. Hasil kerja unit tersebut adalah pembangunan Waduk Setia Budi, Waduk Pluit, Waduk Tomang, Waduk Grogol. Kopro juga melakukan rehabilitasi terhadap sungai-sungai di Jakarta. 

Lalu, pembangunan Polder Melati, Polder Pluit, Polder Grogol, Polder Setia Budi Barat, dan Polder Setia Budi Timur. Pembuatan sodetan Kali Grogol, Kali Pesanggrahan, dan Gorong-gorong Jalan Sudirman. 

Kala itu, proyek-proyek tersebut memang terbukti berhasil. Tapi, dihadapkan dengan kondisi kini, 'penambalan-penambalan' itu terbukti hanya menyebabkan debit banjir Jakarta semakin bertambah. Pasalnya, sejauh ini seluruh proyek penanganan banjir terbukti hanya mampu mengatasi 20 persen masalah tersebut. 

Ini Solusinya

Sejumlah pengamat lingkungan percaya banjir ibu kota dapat teratasi dengan metode dan kebijakan pemerintah yang tegas. Pemerintah harus berani mengambil sikap dengan memberlakukan denda bagi warga yang membuang sampah sembarangan. 

Selain itu, Pemprov DKI harus memiliki rutinitas membersihkan atau bahkan merehabilitasi drainase di Jakarta. Sebab, selama ini, drainasi ibu kota terbukti tak efektif mengantisipasi banjir. 

Yang terakhir, Pemprov DKI juga harus mengoptimalkan banjir kanal timur dan banjir kanal barat. Juga membangun sejumlah waduk untuk mengurangi banjir.


Solusi Lainnya

Mimpi untuk Jakarta, dalam rangka menyelamatkan Ibukota Negara, bermula dari “mimpi“ salah seorang anak bangsa yang bermukim nun jauh di pedalaman sana, sehari-hari memimpin sebuah pusat pendidikan terpadu pesantren spirit but modern system, Al-Zaytun, yakni Syaykh AS Panji Gumilang.
Syakh memimpikan ada cara terbaik mengendalikan dan mengelola air yang melewati Ibukota Negara Republik Indonesia, Jakarta, yang saban tahun kerap dilanda banjir hingga menelan korban jiwa. Ia kemudian menyebutkan mimpinya itu “Tirta Sangga Jaya“.




Mimpi Syaykh sebenarnya tak sepenuhnya mimpi. Sebab di Indramayu sana ia sedang membangun sebuah waduk dan kanal pengendalian air sejauh 6,5 kilometer, namun Waduk Windu Kencana diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan ketahanan pangan terpadu dan hutan tanaman industri.

Waduk Windu Kencana sekaligus pula dimaksudkan oleh seluruh Eksponen Yayasan Pesantren Al-Zaytun sebagai persembahan emas menandai sudah sewindu mereka berkiprah mengabdikan diri memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.