Tiap Tahun Jutaan Hektar Hutan Indonesia Susut
Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai, saat ini hutan Indonesia berada dalam kondisi kritis karena luasnya terus mengalami penyusutan setiap tahun.
Pertumbuhan investasi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan tanah dan hal itu mengancam keberadaan hutan yang ada saat ini, kata Direktur Eksekutif Walhi Abednego Tarigan di Padang, hari ini.
Ia menyampaikan hal itu saat tampil sebagai pembicara pada dialog interaktif dalam acara Green Radio diangkatkan Radio Republik Indonesia (RRI) untuk memperingati Hari Bumi.
Abet mengatakan terjadi dilema antara keinginan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui investasi dengan upaya tetap mempertahankan keberadaan hutan.
Setiap tahun diperkirakan terjadi penyusutan untuk pembukaan lahan sawit mencapai satu juta hektare diluar pertambangan, hutan tanaman industri, perumahan dan lainnya, kata dia.
Menurut dia daerah yang terparah mengalami kerusakan hutan umumnya daerah berbasis kepulauan seperti Bangka Belitung dan Jambi Sementara kemampuan masyarakat sipil untuk melakukan penyadaran, pemahaman dan upaya penghijauan kembali dibandingkan laju kerusakan hutan yang terjadi tidak seimbang.
Ia menilai, saat ini pemerintah masih menjadikan pertumbuhan ekonomi berbasis eksploitasi sumber daya alam menjadi kebijakan utama dibandingkan upaya menjaga kelestarian alam Hal ini merupakan suatu tantangan dan persoalan serius yang harus dihadapi karena semua saat ini bergerak menjadi usaha industri skala besar, kata dia.
Kemudian, jika kondisi kerusakan hutan semakin parah maka biaya yang dikeluarkan setiap hari semakin besar seperti biaya ekonomi, sosial dan lainnya.
Pada bagian lain, saat ini kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap hutan sudah cukup baik dengan semakin maraknya gerakan penanaman pohon.
Namun yang perlu diperhatikan adalah keanekaragaman hayati agar pohon yang ditanam tidak hanya satu jenis dan perlu ditanam dari berbagai jenis.
Ia menambahkan upaya sadar lingkungan yang sudah mulai berkembang jangan sampai terjebak dalam upaya seremonial dan harus didukung kebijakan pemerintah untuk melindungi hutan.