BEI Berencana Terbitkan Sertifikasi Tenaga Pemasaran Pasar Modal
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membuat sertifikasi khusus tenaga pemasaran (sales marketing) perusahaan efek di pasar modal Indonesia, sehingga diharapkan jumlah tenaga pemasaran di pasar modal dapat terus bertambah dan secara tidak langsung dapat menambah basis investor ritel domestik di pasar modal Indonesia.
Direktur Pengembangan BEI, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, alasan adanya sertifikasi khusus tenaga pemasaran di pasar modal Indonesia karena saat ini sertifikasi tenaga pemasaran yang diterbitkan di pasar modal Indonesia belum ada. Izin tenaga pemasaran saat ini masih sama dengan sertifikasi bagi direksi sekuritas.
“Jadi ujian untuk jadi tenaga pemasaran dengan direksi masih sama. Makanya pemberian sertifikasinya sulit,” kata Friderica, di Jakarta, belum lama ini.
Padahal, lanjutnya, animo untuk menjadi calon tenaga pemasaran di pasar modal cukup besar. Jika pemberian sertifikasinya lebih mudah, maka tentunya sales marketing di industri pasar modal menjadi semakin banyak sehingga dapat memberikan edukasi dan menarik calon investor baru pasar modal Indonesia.
“Alhasil penambahan investor baru setiap tahunnya menjadi lebih cepat,” tambahnya.
Untuk merangsang pertumbuhan basis investor domestik, otoritas BEI bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) juga akan meluncurkan Indeks Infrastruktur di akhir semester pertama 2012. BEI bersama dengan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendikas) juga telah memasukkan pasar modal ke dalam kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Atas.
“Walaupun memang salah satu kendala penambahan basis investor domestik di pasar modal saat ini adalah bunga deposito dan perbankan yang masih tinggi. Padahal di negara-negara maju, bunga perbankannya sangat rendah, sehingga investor mau tidak mau akan menyimpan dananya di pasar modal untuk mendapatkan keuntungan (capital gain),” papar Friderica.
Direktur Evergreen Capital, Rudy Utomo, mengatakan pada intinya otoritas BEI bersama seluruh pelaku industri pasar modal harus lebih banyak melibatkan inevstor baik ritel atau institusi untuk mau berinvestasi di pasar modal Indonesia. Salah satunya adalah misalnya salah satu perusahaan tercatat memberikan sahamnya kepada seluruh karyawannya sebagai bentuk saham karyawan (Employee Stock Option Program/ESOP).
“Selain itu tantangan lain bagi BEI dan calon direksi BEI periode mendatang adalah menyediakan emiten yang sahamnya terjangkau tapi memiliki kualitas baik,” tambahnya.