DPR Dituntut Panggil Agen Penyalur Sukhoi
Imparsial mendesak Dewan Perwakilan Rakyat RI untuk memanggil pemilik PT. Trimarga Rekatama terkait musibah jatuhnya pesawat buatan Rusia Sukhoi Superjet 100.
Direktur program Imparsial Al Araf mengatakan dengan adanya musibah jatuhnya pesawat Sukhoi, DPR harus proaktif dan memanggil perusahaan tersebut di parlemen.
”DPR harus proaktif memanggil PT. Trimarga untuk dimintai keterangan terkait pesawat Sukhoi Superjet 100. Karena sebagai agen Sukhoi di Indonesia mereka sudah mengakui mereka yang membawa Sukhoi ke sini,” ujarnya melalui sambungan telepon kepada Beritasatu.com, hari ini.
PT Trimarga Rekatama, milik pengusaha Eng Jin Tjong ditunjuk sebagai agen JSC Rosoboronexport Rusia untuk menangani dokumen prakualifikasi. Hal ini mengundang kecurigaan karena Rosoboronex punya kantor perwakilan di Jakarta.
Selain itu, dalam pembelian enam pesawat jet tempur Sukhoi pun pemerintah menggelontorkan dana 470 juta dollar AS meskipun harga keseluruhan adalah 328 juta dollar.
Sebagai agen, PT. Trimarga juga yang membawa pesawat Sukhoi Superjet 100 yang memiliki kapasitas 100 tempat duduk tersebut. Pesawat Sukhoi komersial tersebut melakukan joy flight atau penerbangan demonstrasi di Jakarta dalam rangkaian promosinya di enam negara di Asia.
Al Araf mengatakan DPR harus mencari tahu dengan jelas kepemilikan dari PT Trimarga Rekatama dan pihak-pihak yang mungkin berada di balik layar untuk memberi bantuan.
Menurutnya, untuk sebuah perusahaan yang bisa membawa bisnis yang besar seperti Sukhoi tentunya tidak cukup mengandalkan kepemilikan pribadi. ”Tentunya perusahaan tersebut memiliki relasi dengan institusi yang punya kewenangan untuk memberikan kerjasama,” ujarnya.
Al Araf menambahkan, tanpa mengecilkan musibah yang menjadi duka bangsa ini, DPR harus mengambil hal ini sebagai kesempatan untuk mencari tahu perusahaan dan juga rencana detail pembelian Sukhoi.
”Menurut saya penting untuk parlemen untuk memintai pertanggung jawaban dan kejelasan kepada perusahaan tersebut. Karena dari awal proyek pesawat jet tempur Sukhoi sudah timbul banyak kecurigaan.”