Heynckes dan Di Matteo Kompak, Abaikan Faktor Kandang
Final Liga Champions 2011-2012
Bayern Muenchen dan Chelsea, kedua finalis Liga Champions 2012, kompak tak mau menganggap laga final yang digelar di Allianz Arena, kandang Bayern, sebagai faktor yang akan menentukan hasil akhir malam nanti. Kedua tim akan lebih mengutamakan taktik dan kolektivitas permainan dibanding mempertimbangkan faktor nonteknis dalam meraih gelar kampiun klub benua biru.
Ketegasan itu disampaikan pelatih kedua tim. Jupp Heynckes, pelatih Bayern, menegaskan faktor bermain di kandang hanya akan memberikan sedikit keuntungan. Pelatih yang pernah meraih Piala Champions 1998, saat menukangi Real Madrid itu, malah mengkhawatirkan anak asuh Roberto Di Matteo akan memainkan taktik kejutan.
Heynckes memprediksi Di Matteo takkan memainkan taktik bertahan seperti yang ditampilkan saat mengalahkan FC Barcelona di laga semifinal. "Kalau kita lihat, Chelsea bisa bermain dengan sistem yang berbeda," ungkap mantan penyerang Timnas Jerman Barat itu, seperti dikutip dari www.uefa.com, Jumat malam.
"Mereka (Chelsea) bermain sangat berbeda melawan Benfica (saat perempatfinal) dibanding melawan Barcelona. Saya memperkirakan Chelsea akan bermain lebih menyerang. Tim itu sedang mengalami periode yang bagus pekan ini dan mereka bermain sangat baik," puji pelatih yang berharap mengikuti jejak José Mourinho (Porto 2004 dan Inter 2010), Ernst Franz Hermann Happel (Feyenoord 1970 dan Hamburg SV 1983), serta Ottmar Hitzfeld (Borussia Dortmund 1997 dan Bayern Muenchen 2001), meraih dua gelar Liga Champions di dua klub berbeda.
Di Matteo, kata Heynckes, juga diuntungkan karena Chelsea memiliki sejumlah pemain veteran yang mampu menerapkan taktik permainan dengan baik dan disiplin. Atas alasan itulah, pelatih FC Hollywood ini melihat faktor dukungan fans mereka sebagai pemain ke-12, bukan keuntungan mutlak.
"Chelsea memiliki banyak pemain berpengalaman dan jelas mereka para veteran. Mereka yang sudah bermain bertahun-tahun di Chelsea, ingin gelar juara. Itu sangat berbahaya buat kami. Pertandingan nanti akan sangat terbuka, dan peluangnya sama 50-50."
Sebaliknya, Di Matteo, optimis Chelsea akan mengukir sejarah pertama kali menjuarai Liga Champions di kandang Bayern. "Kami memiliki skuat yang bagus, skuat yang berhasil membawa kami melalui tiga kompetisi," ungkap pelatih sementara yang ditunjuk menggantikan Villas-Boas, setelah dipecat 4 Maret 2012 lalu itu.
Meski optimis, pelatih yang ketika bermain memegang rekor 34 kali tampil bersama Timnas Italia itu, tidak mau jumawa. Menurut dia, Bayern memiliki dua penyerang sayap berbahaya yang bisa menjadi kunci untuk memenangkan pertandingan dalam diri Arjen Robben dan Franck Ribery. Bayern juga memiliki skuat yang lengkap di segala lini.
"Mereka (Bayern) tim fantastis, mereka memiliki pemain yang hebat. Nanti akan menjadi partai yang keras. Partai itulah yang kita harapkan ketika kita berada di Final Liga Champions," puji pelatih yang akrab disapa Robi itu.
Di Matteo juga mengkhawatirkan skuat Bayern akan tampil habis-habisan setelah kalah telak oleh Borussia Dortmund, 5-2 dalam laga Final Piala Jerman, pekan lalu. Pasalnya, Liga Champions ini menjadi satu-satunya harapan bagi Bayern merengkuh piala di musim 2011-2012 ini.
"Saya tahu orang banyak berspekulasi karena Bayern kalah (5-2 dari Dortmund), Tapi kita tidak bisa menilai kekuatan tim hanya karena satu pertandingan," ungkap dia.
Untuk itu, Di Matteo telah meminta agar para pasukan The Blues untuk tampil disiplin dan tidak boleh lengah. Frank Lampard dan kawan-kawan juga diminta untuk tidak takut tampil lepas di hadapan publik Allianz Arena.
"Saya tidak yakin faktor kandang akan membawa keuntungan. Ini malah bisa sebaliknya, jika dilihat dari sudut pandang berbeda. Malah akan bisa menambah tekanan (kepada pemain Bayern)," tandas dia.
Sumber:uefa.com