Jokowi Ingin Tata Pasar Tradisional dan PKL
Dia merasakan selama ini pasar tradisional dan PKL di Jakarta terpinggirkan dan seolah-olah menjadi bagian yang terlupakan dalam pembangunan Kota Jakarta.
"Saya akan memberikan perhatian kepada pasar tradisional dan PKL di Jakarta. Keberadaan mereka merupakan tonggak pergerakan roda perekonomian Jakarta. Kalau itu tidak kuat, maka ekonomi Jakarta juga tidak kuat," kata Wali Kota Solo yang akrab disapa Jokowi itu di Jakarta, Minggu (6/5).
Alasannya memberikan perhatian khusus kepada pasar tradisional dan PKL, diterangkannya, karena keduanya termasuk usaha kecil menengah (UKM) yang masih membutuhkan bantuan dan perhatian secara khusus.
Salah satunya dengan memberikan Surat Izin Untuk Pengusaha (SIUP) gratis dan bantuan modal dengan bunga rendah.
"Pasar tradisional dan PKL beda dengan pasar modern yang merupakan pasar besar. Jadi yang besar-besar sudah bisa lah mengembangkan dirinya. Tetapi yang kecil perlu diberikan bantuan untuk mengembangkan dirinya," terang Jokowi.
Namun bukan berarti, pihaknya akan membatasi pasar modern yang ada di Jakarta.
Menurutnya, pertumbuhan pasar modern akan disesuaikan dengan tata ruang DKI Jakarta yang tertuang dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI 2011-2030.
"Ya tergantung tata ruang lah untuk perkembangan pasar modern. Yang pasti, pasar modern jangan mematikan pasar tradisional dan PKL. Justru harus memberikan bantuan kepada mereka," paparnya.
Berdasarkan data PD Pasar Jaya, dari 153 pasar tradisional, 71 pasar diantaranya harus segera diremajakan atau direvitalisasi. Sejak tahun 2009, ditambahkan, PD Pasar Jaya telah memperbaiki sejumlah pasar secara bertahap.
Pada tahun 2009 dan 2010 mereka memperbaiki sedikitnya 13 pasar.
Sementara 2tahun lalu sebanyak 13 pasar juga diperbaiki, di antaranya Pasar Gondangdia, Pasar Bendungan Hilir, dan Pasar Mayestik.