Jokowi: Proyek Jalan Tol Dalam Kota cuma buat Macet
Rencana Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk membangun enam ruas jalan tol dalam kota ditentang oleh bakal calon gubernur yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra, Joko Widodo alias Jokowi.
Pasalnya, pembangunan enam jalan tol dalam kota justru akan memberikan fasilitas bagi pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta.
Bahkan dikhawatirkan enam ruas JTDK tersebut akan memperparah kemacetan yang sudah menjadi langganan Ibu Kota.
"Kalau saya, mohon maaf. Saya sangat tidak setuju dengan rencana tersebut. Kalau pembangunan jalan tol di luar kota saya setuju saja. Tetapi kalau di dalam kota, sekali lagi saya tidak setuju," kata Joko Widodo seusai bersilaturahim dengan warga Semper Barat, Jakarta Utara, Minggu (6/5).
Justru pembangunan enam ruas jalan tol tersebut malah akan semakin memperparah kemacetan jalan Jakarta. Karena memberikan fasilitas bagi pertumbuhan kendaraan bermotor yaitu mobil pribadi, sehingga bertentangan dengan komitmen Pemprov DKI yang ingin mengalihkan pengendara mobil ke transportasi massal.
"Bagaimana enggak macet, ketika mobil keluar dari jalan tol tersebut, justru menimbulkan kemacetan. Karena terdapat antrean mobil keluar dari jalan tol menuju jalan umum. Ya ini mah sama saja memindahkan kemacetan," ujarnya.
Bagi Jokowi, pengurangan kemacetan di Jakarta tidak dengan membangun jalan tol dalam kota, melainkan bagaimana memaksimalkan pelayanan transportasi massal kepada warga Jakarta.
Hal itu melalui pembangunan bus trem, melanjutkan monorel, perluasan koridor busway, pembangunan mass rapid transit (MRT) serta pemanfaatan metromini dan kopaja sebagai bus penghubung (feeder) ke transportasi massal lainnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, kalau dirinya terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, dia akan memulai langkah untuk menetapkan kebijakan electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar dan kebijakan pajak tinggi bagi kendaraan bermotor.
Sedangkan dari sisi pergerakan orang, Jokowi merencakan akan melakukan pengaturan jam kerja pegawai, jam buka pusat perbelanjaan seperti mal dan hypermarket di Jakarta. Sehingga terjadi penguraian beban jalan terhadap kendaraan bermotor.
"Itu semua akan saya lakukan jika terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta. Yang paling penting adalah move people not car. Artinya lebih penting menggiring orangnya bukan mobilnya. Itu saja," tukas Jokowi.
Untuk menambah jaringan jalan serta mengimbangi pertumbuhan kendaraan bermotor di ibu kota, menurut rencana Pemprov DKI Jakarta akan dibangun enam ruas jalan tol dalam kota.
Pekerjaan konstruksinya akan dimulai Oktober mendatang.
Nanti, enam ruas jalan tol dalam kota tersebut akan dibangun layang atau elevated sepanjang 67,74 kilometer dengan nilai total investasi senilai Rp41 triliun.
Keenam ruas jalan tol tersebut yakni, ruas jalan tol koridor Semanan-Pendongkelan, koridor Sunter-Bekasi Raya, koridor Duripulo-Kampungmelayu, Kemayoran-Kampungmelayu, koridor Ulujami-Tanah Abang dan koridor Pasar Minggu-Casablanca.
Nantinya, pembangunan dilakukan secara bertahap. Untuk tahun pertama, akan dibangun terlebih dahulu koridor Semanan-Pendongkelan.
Rencana pembangunan enam ruas jalan dalam kota merupakan rencana jangka menengah yang dilakukan Kementerian PU bersama Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan akibat pertumbuhan kendaraan bermotor yang cukup tinggi setiap tahunnya.
Kendati demikian, dalam silaturahim dengan warga Kramat Jaya, Semper Barat, Jokowi menegaskan dirinya tidak mau mengumbar janji, karena menepati janji itu sangat berat tanggung jawabnya.
Namun, dia hanya bisa menjanjikan menjadi pemimpin yang terbaik untuk memajukan kota Jakarta dan menyejahterakan warganya.
"Saya tidak mau mengumbar janji. Yang pasti saya tidak mau mendapatkan laporan dari staf saya saja, bisa saja mereka asal Bapak senang. Saya akan lebih banyak turun ke lapangan untuk melihat langsung kesejahteran warga Jakarta. Saya hanya bisa menjanjikan bekerja sebaik mungkin," tukasnya.