Kasus Koboi Palmerah Anomali Pendidikan TNI
Aksi yang dilakukan seorang anggota TNI dari TNI-AD berpangkat Kapten yang dikenal sebagai ‘koboi Palmerah', beberapa waktu lalu, tidak mencerminkan hasil pendidikan untuk personil TNI secara keseluruhan.
Hal itu disampaikan Rektor Universitas Pertahanan Indonesia Syarifudin Tippe, hari ini. “Itu bukan refleksi dari kurikulum yang telah didesain untuk menciptakan sumber daya manusia militer yang mumpuni,” ujar Syarifudin, sesudah peluncuran bukunya yang berjudul “Human Capital Management: Model Pengembangan Organisasi Militer Indonesia” di Kementerian Pertahanan.
Syarifudin mengatakan, dalam menganalisa kejadian khusus seperti itu tidak bisa dilakukan dengan sekilas tanpa melihat permasalahannya lebih lanjut.
“Itu adalah kasus, suatu kejadian khusus yang perlu pemahaman lebih lanjut pada kondisi yang terjadi sebenarnya pada saat itu,” ujarnya sambil menambahkan, yang perlu diketahui lebih lanjut mengenai peristiwa itu adalah termasuk mencari tahu siapa yang merekam video tersebut dan mengunggahnya ke internet.
Syarifudin mengatakan, kurikulum pendidikan sumber daya manusia TNI telah mampu menciptakan manusia yang cakap dan kejadian koboi Palmerah ini merupakan satu anomali.
“Kita harus bisa menilai mana kasus yang sifatnya individual dan dilakukan oleh oknum,” ujar Syarifudin.
Kasus koboi Palmerah mendapat perhatian publik ketika video yang merekam adegan Kapten TNI-AD berinisial A itu diunggah ke YouTube dan diakses oleh banyak orang. Dalam video itu terlihat Kapten A mengeluarkan dua tembakan ke udara ketika bersitegang dengan seorang pengendara motor.
Pihak TNI-AD telah menyatakan bahwa tembakan itu menggunakan air soft gun dan bukan senjata api asli. Sang Kapten pada saat itu sedang dalam perjalanan menuju bandara menjemput ibunya yang sakit jantung.
Tapi dalam perjalanan, mobilnya sempat ditendang oleh pengendara motor setelah sebelumnya kedua kendaraan berbenturan. Setelah mengecek bahwa kedua kendaraan tidak ada yang rusak, Kapten A kembali melanjutkan perjalanannya ketika sang pengendara motor menendang mobilnya.
Hal ini memancing percekcokan lebih lanjut antara keduanya. Kasus ini masih dalam penyelidikan internal di TNI-AD.